Chapter 31 Penyesalan

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
"Jahat itu hanya pendapat orang lain, yang sebenarnya kamu lakukan bukanlah jahat, tapi setimpal. Kamu tidak memulai duluan. Mereka lah yang meminta itu padamu.

Kamu mengerti sayang?!"

"Jadi, jangan bebani pikiranmu dengan fikiran semacam itu lagi! Mengerti!"

Yudha tersenyum dan menyentuh halus ujung hidung Gina dengan telunjuknya

"Baiklah, aku tidak akan memikirkan hal - hal semacam itu. Aku harus kembali keruanganku. Masih ada banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan"

Gina berdiri dari pangkuan Yudha menunggu jawaban dari sang suami. Setelah Yudha menganggukan kepala dia pergi meninggalkan ruangannya.

Jam pulang kerja Yudha sudah menunggu Gina dimobil. Melihat Gina menuju ke arahnya Yudha segera menyambutnya dan membukakan pintu mobil.

"Sayang, apa yang kamu inginkan untuk makan malam kita?"

Yudha menyetir mobil, sebelah tangannya menggenggam tanga Gina. Pandangannya lurus kedepan. Sesekali dia menoleh kearah Gina

Gina menoleh dan tersenyum

"Aku ingin makan steak, tapi aku ingin kamu yang membuatkannya untukmu!"

"Baiklah, sesuai keinginanmu"

Ya Yudha memang pandai dalam memasak, sering kali dia yang memasak sedangkan Gina hanya membantu atau sekedar menemani didapur saja..

Mereka tiba dirumah, Gina meletakkan tasnya di sofa dan membantu Yudha melepas jas dan menggantungnya. Yudha bergegas ke dapur untuk memasak disusul Gina kemudian.

Yudha menggunakan appron dan mulai memasak. " Ada yang bisa aku bantu?" Gina berdiri dipintu dan memandang Yudha

"Kamu cukup menemaniku saja, dengan adanya kamu disampingku membuatku lebih semangat melakukan apapun"

Kata - kata Yudha berhasil membuat wajah Gina merah merona

Kemesraan Gina dan Yudha berbanding terbalik dengan Siska dan Riko

Sudah beberapa hari Siska tidak bertemu dengan Riko. " Andi dimana Riko? aku tidak dapat menghubunginya beberapa hari ini. Ponselnya pun tidak pernah aktif. Apa dia masih marah padaku dan mencoba menghindariku?"

Siska menghubungi asisten Riko untuk bertanya keberadaan bosnya

"Nona, tuan sedang sibuk dengan pekerjaan akhir - akhir ini. Jadi dia tidak dapat diganggu"

"Kalau tuan sudah selesai dengan pekerjaannya diluar kota, dia akan segera mengunjungimu. Jadi lebih baik anda tidak membuat keributan, nona"

"Andi,, aku hanya ingin bertemu dengannya dan menjelaskan semuanya, itu saja. Jadi cepat katakan dimana Riko atau aku akan datang sendiri kekantornya"

Siska marah dan menutup teleponnya. Dia meraih tasnya dan bergegas menuju kantor Riko.

Riko dalam keadaan yang tidak baik, dia terus diam dan merenungkan masa lalunya.

Dulu dia meninggalkan Gina karena dia pikir Gina jahat dan dia lebih menyukai Siska. Dia tidak pernah mendengar penjelasan yang diberikan oleh Gina, meskipun dia sudah bersumpah dan memohon pada Riko untuk tidak meninggalkannya.

Tapi dia lebih mempercayai Siska. Dan hasilnya sekarang. Nyatanya dia berhasil dibodohi dengan akting Siska selama ini.

Dia selalu mengalah dan menuruti semua keinginan Siska. Dia terlalu memanjakan kekasihnya itu.

"Bodoh! Aku benar-benar bodoh, aku meninggalkan wanita yang baik dan polos. Dan mempertahankan wanita bermuka dua juga munafik disampingku"

" Sungguh benar-benar bodoh"

Riko tertawa dengan begitu pahit, ada kekosongan dan penyesalan yang tersirat dari tawanya.

"Praaannnggg...."

Dia meluapkan amarah dan kekesalannya pada cermin didepannya. Seketika cermin itu pecah dan darahpun mengalir dari tangannya

Ibunya yang ada diruang lain pun berlari menuju sumber suara. Dia melihat keadaan Riko yang berantakan dengan luka ditangannya. Darah segar masih terus menetes diatas pecahan kaca yang berserakan di lantai.