Chapter 26 Aura sang penguasa

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Gina turun kelantai bawah dimana pesta berlangsung. Semua orang terlihat saling bercengkrama membentuk kelompok sendiri- - sendiri.

Gina menunggu suaminya datang sambil mencicipi hidangan yang ada. Tidak lama, dari arah pintu masuk terdengar riuh ricuh teriakan dan kekaguman akan seseorang yang datang.

Gina mendengar suara langkah kaki yang sangat familiar ditelinganya meskipun belum lama dia kenal, Gina membalikkan badan kearah pintu. Menatap kedatangan sang pria yang dipuja banyak orang bagaikan seorang penguasa.

Badan tinggi tegap, wajah tampan rupawan. Berjalan dengan gagahnya, membuat Ginapun terpana melihatnya.

Yudha berjalan kearah Gina tanpa menoleh kearah lain. Tatapannya pun terkunci pada pipi Gina yg berwarna merah. Tampak jelas ada bekas tamparan disana. Dia mempercepat langkah kakinya.

Wajah Yudha seketika berubah suram, dia mengelus pipi Gina dengan lembut

"Kenapa ini? Apakah sakit? Siapa yang berani melakukannya?" Yudha menoleh ke setiap arah, mengisyaratkan rasa tidak sukanya. Dan mencari pelakunya.

Raut wajah khawatir jelas terlihat di wajah Yudha. "Aku tidak papa, sungguh" Gina menggelengkan kepala, mencoba menghilangkan rasa khawatir Yudha.

Disisi lain tampak wajah orang tak percaya melihat kemesraan Gina dan Yudha. Wajah si nenek tua Arin berubah pucat melihat kemesraan itu. Mengingat tamparannya pada Gina dan peringatan yang diberikan Gina padanya.

" Kenapa aku begitu gegabah, kenapa aku terbawa emosi dan menamparnya, bodoh! Apa yang sudah kulakukan? "

Pikirannya runyam berantakan. Dia takut akan balasan yang diberikan Yudha pada keluarganya..

Yudha melingkarkan tanggannya dipinggang Gina dan berjalan kearah Riko dan Siska

" Selamat atas pertunangan kalian, semoga bisa sampai kepelaminan dan maut yang hanya akan memisahkan kalian" Yudha berkata dengan dingin sambil mengulurkan tangannya untuk berjabatan, senyuman sinis tampak di wajah tampannya

"Terima kasih" Riko menyambut uluran tangan Yudha untuk saling berjabat tangan

"Selamat ya adikku tersayang, semoga kamu selalu bahagia" Gina mendekatkan mulutnya ke telingan Siska, seraya berbisik di telinga Siska "Permainan baru saja akan dimulai, sekarang kamu bisa tersenyum, tapi kita lihat apakah nanti kamu akan bisa hidup bahagia atau tidak" Tampak senyuman dengan aura yang menakutkan tersungging dari wajah Gina.

Seketika wajah Siska berubah pucat mendengat ucapan Gina. Dia tidak tahu apa yang telah Gina rencanakan. Ditambah lagi sekarang ada Yudha disamping Gina.

"Aku disini hanya untuk menjemput wanitaku, jadi kami permisi dan nikmati pestanya. Ah,, kami sudah menyiapkan hadiah untuk kalian. Semoga kalian menyukainya"

Yudha menyeringai kepada Siska dan Riko sambil berlalu meninggalkan pesta.

"Sayang sebenarnya apa yang kamu persiapkan untuk mereka? aku sangat penasaran dengan apa yang kamu sebutkan sebagai hadiah"

"Itu hanya sedikit dokumen dan video tentang kejadian masa lalu kamu" Yudha tersenyum sambil mencubit hidung mancung Gina. Pandangannya pun jatuh ke arah pipinya lagi

"Apa itu benar-benar tidak sakit? kenapa kamu tidak melawan?"

Yudha mengelus pipi Gina yg masih merah.

"Aku membiarkannya untuk terakhir kalinya. karena setelah ini aku tidak memiliki hubungan dengan mereka dan tidak akan bersikap mudah lagi. Anggap saja sebagai kompensasi untuk mereka"

Gina tersenyum penuh makna

"Baiklah,, Aku memiliki sesuatu untukmu" Yudha mengambil sebuah dokumen dari tas kerjanya dan memberikannya kepada Gina. Dokumen itu berisi kepemilikan saham perusahaan Arin senilai 37%.. dan 17% tertulis atas nama Gina

Gina terharu dan berhambur kepelukan Yudha sambil menangis. Sebelah tangan Yudha memeluk Gina dan sebelahnya lagi mengelus punggungnya dengan lembut "Besok kita akan pergi untuk rapat dewan direksi diperusahaan itu dan memberikan mereka kejutan yang indah. Aku juga sedang mengusahakan untuk mendapatkan saham lain agar kita bisa jadi pemegang saham tertinggi disana"