Chapter 24 Mereka harus membayar mahal atas semuanya

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Gina tidak bisa tidur dengan nyenyak malam itu. Dia terus merasa gelisah dan bergumam dalam tidur.

"Lepaskan aku, jangan sentuh aku. Itu semua bukan salahku. Aku tidak melakukannya. Aku bersumpah, kalau aku tidak bersalah, lepaskan aku"

Gina terus meronta, air mata dan keringat terus bercucuran dalam tidurnya.

Yudha yang terbangun karena teriakan sang istri, langsung duduk dan memeriksa keadaan sang istri yang ternyata sedang deman tinggi. Dia pun bergegas turun ke dapur mengambil handuk dan air dingin untuk mengusap keringat dan menurunkan demamnya.

Hingga menjelang pagi, panas Gina belum juga turun. Dan Gina terus gelisah dalam tidurnya. Yudha yang terus berjaga semalaman merasakan sakit yang teramat sangat didadanya. Melihat kondisi sang istri yang sepertinya memiliki trauma akan masa lalunya.

"Sayang, sadarlah. Aku berjanji padamu tidak akan membiarkan mereka yang membuatmu menderita lolos satupun. Mereka harus membayar mahal atas semua penderitaanmu dimasa lalu". Kilatan kemarahan dan kebencian terlintas dimatanya.

Yudha melakukan panggilan telpon dengan Hendri " Hendri, apa kamu sudah mendapatkan informasi yang aku minta?"

"Sudah tuan. Kemarin Amara temannya Siska berkata pada nyonya tentang kejadian dimasa lalu yang membuat nona Gina di DO dari kampus"

"Selidiki semuanya dan cari bukti lengkapnya jangan ada yang terlewat. Dan 1 lagi, handle semua pekerjaanku di kantor. Aku tidak akan ke kantor hari ini. Kamu bisa menghubungiku jika ada sesuatu yang penting "

"Ada apa tuan? apa tuan baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja. Hanya saja Gina sedang sakit"

"Baik tuan saya akan mengurus semuanya!"

"huuh..Gunung es sudah mencair dan aku yang mulai terkena banjir" Gumam Hendri

Yudha bergegas kedapur untuk membuatkan Gina bubur sebelum minum obat. Dia begitu perhatian dan berhati-hati dalam merawat istrinya.

Siang hari demam Gina mulai turun dan Yudha memyuapi dia bubur sebelum minum obat.

Gina sangat terharu dengan perlakuan sang suami. Dia tidak bisa menahan air matanya jatuh dari kedua matanya dan mulai membasahi wajah cantiknya. Entah kenapa dihadapan pria ini Gina terlihat begitu rapuh.

"Terima kasih karena kamu sudah merawatku, selama ini tidak pernah ada yang merawatku sebaik dirimu selain kakek. Setelah kakek mulai sakit - sakitan aku merasa sendirian" Gina terisak sambil menatap dalam ke mata Yudha..

"Jangan pernah bersedih lagi, karena sekarang ada aku yang akan selalu bersamamu" Yudha merangkup wajah Gina dengan kedua telapak tangannya sambil menghapus air mata. Dia menarik Gina kedalam pelukannya, menyandarkan kepala Gina di dadanya.

"Kemarin itu diruang karaoke"

"Sudah,,, tidak usah kamu katakan, aku sudah tahu yang terjadi"

Yudha menyela perkataan Gina sambil membelai rambut panjangnya

"Bagaimana kamu bisa tahu? ah iya, apa kemarin kamu yang membayarkan billnya?

Gina mendongak penasaran

Yudha hanya membalas senyumnya." Aku sudah tahu masalah itu dan sekarang kita hanya menunggu bukti lengkapnya saja"

"Kamu pasti kecewa padaku karena aku tidak bisa membela diri"

"Tenanglah,, ada aku yang akan membereskan semuanya"

"Apakah sekarang kamu merasa lebih baik? Bagaimana kalau kita pergi ke butik mencari pakaian untuk ke acara pertunangan Siska dan Riko?"

Yudha berdiri dan mengulurkan tangannya untuk mengajaknya pergi. Gina mengernyitkan alis dan menatap pria itu heran "Bukankah kamu mengatakan kalau kita tidak akan pergi?"

"Aku berubah pikiran, kita akan pergi ke acara itu"

Gina hanya mengangguk pada sang suami.

Mereka mulai bersiap untuk pergi ke sebuah butik di mall. Sikap Yudha yang dingin terhadap orang lain begitu kontras dengan perlakuannya yang hangat terhadap Gina. Semua mata menatap ke arah sejoli yang sedang berjalan sambil bergandengan tangan dan bercengkrama tersebut.