Chapter 7 Yudha Arya Kusuma, menikahlah denganku?!

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
"Aaacchhh..."

Teriakan semua orang menggema diruang pesta melihat kejadian tersebut

"Gina!!"

"Kakak!!"

Gina berusaha mencabut pisau yang tertancap dibahunya dan melemparkannya didepan Siska dan semua orang

"Pisau berdarah itu adalah balasan atas hutang budi ku, mulai sekarang kita impas. Aku tidak berhutang apapun lagi pada Siska!"

Gina berbalik, tertatih dan terhuyung berjalan keluar dari rumah itu tanpa menoleh lagi ke belakang.. Sakit yang dirasakan pada tangannya tidak lebih sakit dari hatinya yang merasa semua tak adil. Merasa tidak percaya atas apa yang terjadi.

Neneknya yang entah kenapa begitu teganya, mengambil sahamnya untuk adik tirinya. Dan mencoba menjerumuskannya menikahi pria yang seharusnya menikah dengan adik tirinya itu.

Air mata hanya tertahan dipelupuk matanya..

Ia meringis menahan sakit yang dirasakannya..

"Ibu kenapa Gina begitu nekat, sekarang dia berani melawanmu?"Bisik Riska pada Arin

"Entahlah, apa yang membuat anak itu berubah dan berani melawanku, padahal Gina yang dulu hanya akan diam dan menuruti semua permintaanku" Kata Arin

Ayah Gina baru keluar dari ruang kerjanya setelah semua itu terjadi.

" Ada apa ini?

Kenapa kalian membuat keributan?

Siska cepat panggil kakekmu keluar untuk memulai pestanya!

Tidak baik membuat tamu terlalu lama menunggu" Perintah Budi Surya Atmaja dan dia juga memanggil seorang anak buahnya "Pergi cari Gina, periksa keadaannya dan bawa kerumah sakit!"

Anak buahnya hanya menggangguk meninggalkan tempat acara.

Budi segera menghampiri ibunya. " Bu, tidak cukupkah ibu mengorbankan kebahagiaan keluarga ku demi harta dan dukungan dari keluarga Riska? Aku sudah memenuhi keinginan ibu untuk bercerai dengan Gadis dan menikahi Riska. Sekarang ibu dengan teganya ingin merebut kebahagiaan anakku juga. Ibu sungguh kelewatan! "Budi bicara dengan nada yang kesal, kemudian berjalan melewati Arin tanpa menunggu sepetah katapun keluar dari mulut ibu tirinya itu.

Ya, ibu kandung Budi telah meninggal dan neneknya meminta Arin menjadi ibu sambung Budi, dengan syarat tidak boleh memiliki anak lagi Cukup menjaga Budi dan menjasi nyonya besar keluarga Atmaja

Yudha baru saja tiba bersama asisten Hendri

"Hendri,, masuklah kedalam dan aku akan menunggumu disini"

Yudha pun duduk disebuah restoran tidak jauh dari rumah Gina sambil membaca sebuah dokumen..

Gina terus berjalan tertatih sambil memegang tangannya yang terluka, ia tidak membiarkan dirinya tumbang begitu saja. Hingga dia bertemu dengan orang yang dia kenal

"Hendri,, sedang apa kau disini? "

Tanyanya dengan suara lemah

"Itu... saya..."

Hendri tidak langsung menjawab peetanyaan Gina "Nona apa anda baik-baik saja? wajah anda terlihat pucat"

tanya Hendri

"Aku tidak papa,, "Gina menggelengkan kepalanya perlahan. "Apa kamu hanya sendiri? Dimana tuan mu?"

Tanya Gina lagi sambil mencari keberadaan Yudha

"Itu.. Tuan ada disana" Hendri menunjuk kearah Yudha berada

Pandangan Gina pun mengikuti arah yang ditunjuk Hendri hingga tertuju pada sosok yang ia kenali tersebut.

Dengan perlahan dan terhuyung Gina berjalan menuju pria yang ia kenal, mencari sebuah perlindungan dari sana..

Yudha menyadari sebuah bayangan menuju kearahnya. Hingga bayangan itu mendekat dan berdiri dihadapannya. Menutupi cahaya yang menyinari dokumen yang dia pegang, iapun mengangkat kepalanya dan menatap sang gadis.

"Yudha Arya Kusuma, menikahlah denganku!"

Tanya Gina dengan suara lemahnya

Sang pria tidak langsung memberikan jawaban apapun. Dia berdiri dan meraih tangan sang gadis dan hendak menuntunnya pergi.

"Mau kemana" Tanya Gina bingung

"Bukankan kita akan menikah?

Kita harus ke Kantor Urusan Agama sekarang. Kalau tidak kantornya akan keburu tutup"

Jawab Yudha menerangkan sambil tersenyum manis.

Gina masih mematung menyadari apa yang dikatakan barusan, hingga kekuatan yang ia pertahankan mulai habis. Dan Gina hampir terjatuh. Beruntung Yudha sigap dan segera menangkap Gina.

"Apa yang terjadi?

Apa kamu baik-baik saja?"

Tanya Yudha khawatir sambil terus memegangi tubuh Gina

Gina meraih kerah baju Yudha, dia berusaha berkata dengan sisa tenaga dan kesadarannya. "Kamu sudah berjanji menikahiku, kamu tidak boleh menyesal dan kita harus segera menikah! "

Ucap Gina dengan lemah dan akhirnya kehilangan kesadaran

Yudha pun menyadari sesuatu melihat darah ditangan Gina dan kerah bajunya, dibalik kardigan hitam pekat dan gaun putih itu terdapat luka. Luka yang entah seberapa dalam dan sakitnya. Gadis ini tidak membiarkan dirinya kalah dan jatuh begitu saja..

Hendri bergegas menghampiri tuannya ketika melihat Gina tidak sadarkan diri. "Tuan apa yang terjadi dengan nona Gina?"

"Kita bawa dia kerumah sakit terdekat"

"Haruskah saya menghubungi keluarganya? "

"Tidak perlu, cari tahu apa yang telah terjadi padanya!"

"Baik tuan"

Mereka pun bergegas kerumah sakit. Dan sepanjang jalan Yudha terus memperhatikan wajah gadis yang berada dipangkuannya tersebut