Chapter 111 BAB 110

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Sesampainya di rumah, Ricko membantu Intan turun dari mobil dan membopongnya ke dalam kamar lantai bawah. Ricko membaringkan tubuh Intan dan menyelimutinya.

“Aku bisa sendiri Mas.” Ujar Intan pada Ricko.

“Kamu masih sakit, kenapa mengundang teman – temanmu ke rumah?” Tanya Ricko.

“Aku tidak mengundangnya. Mereka menjengukku Mas. Sekalian biar mereka mengambil undangan pesta pernikahan kita.” Jawab Intan.

“Ya sudah kamu istirahat dulu. Aku mau ke atas untuk mandi.” Balas Ricko lalu mengecup kening Intan sebelum pergi. Intan memejamkan matanya dan mengangguk mengerti.

Di lantai atas

Sebelum mandi, Ricko menghubungi yayasan asisten rumah tangga untuk kedua kalinya setelah yang pertama dan terjadi tragedi Stella.

“Saya mau asisten rumah tangga 2 orang dan yang sudah berusia 30 ke atas. Kalau bisa nanti sore sudah bisa datang ke rumah saya.” Ujar Ricko di telepon.

“Baik Pak. Akan kami usahakan nanti sore mereka sudah datang ke rumah anda. Terima kasih masih percaya dengan yayasan kami.” Balas pihak yayasan.

Setelah menutup teleponnya, Ricko memesan beberapa makanan melalui aplikasi G-food untuk makan siang mereka dan menyambut teman – teman Intan.

Setelah itu Ricko menaruh ponselnya di nakas dan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari keringat dan kuman yang menempel karena kemarin tidur di rumah sakit.

Setelah mandi, Ricko kembali turun hendak ke kamar Intan. Tiba – tiba bel pintu rumahnya berbunyi. Ricko pun menuju ruang tamu untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang.

Saat pintu terbuka, tampaklah Melly, Rita, dan Vina di depan pintu. Mereka tampak terkejut karena melihat Ricko yang membuka pintunya.

“Selamat siang Kak. Intannya ada?” Tanya Vina memberanikan diri bertanya pada Ricko dengan tersenyum canggung.

“Masuk!” Balas Ricko datar mempersilahkan mereka masuk.

Mereka pun masuk dan saling dorong seperti anak kecil karena takut dengan Ricko. Ricko yang melihat kelakuan mereka hanya menghembuskan nafas dan geleng – geleng kepala.

Kini mereka bertiga duduk di ruang tamu. Sedangkan Ricko masuk hendak ke kamar Intan untuk membangunkan Intan dan memberitahunya bahwa teman – temannya sudah datang.

Saat Ricko sampai di dalam kamar Intan, ternyata Intan sudah bangun dan sedang menyisir rambutnya baru selesai mandi.

“Kamu nggak tidur?” Tanya Ricko pada Intan.

“Enggak Mas. Kan teman – temanku mau datang.” Balas Intan sambil tetap menyisir rambutnya.

“Mereka sudah datang.” Ujar Ricko memberitahu.

“Iya aku sudah tahu.” Jawab Intan karena tadi ia memang mendengar bel pintu rumah berbunyi.

“Ya sudah aku ke ruang kerja dulu. Aku sudah memesan makanan. Mungkin sebentar lagi akan datang.” Ujar Ricko sebelum pergi.

“Oke.” Balas Intan lalu pergi ke ruang tamu di mana teman – temannya berada.

Di ruang kerja, Ricko menghubungi Romi untuk mengantar berkas ke rumahnya karena 2 hari ini ia tidak datang ke perusahaan. Setelah itu ia menyalakan laptopnya untuk mengecek e-mail.

Sementara itu di ruang tamu, Intan membagikan undangan pesta pernikahannya pada sahabat - sahabatnya.

“Ntan, besok kamu datang kan di acara wisuda sekolah kita?” Tanya Melly sambil membuka dan membaca undangan di tangannya.

“Pengennya sih datang, tapi aku nggak tahu Mas Ricko ngijinin apa enggak. Soalnya sekarang aku hamil.” Jawab Intan.

“Apa? Kamu hamil?” Tanya Rita terkejut dan berdiri lalu mendekati Intan dan membelai perut Intan yang masih rata. Intan menganggukkan kepalanya.

“Apaan sih kamu Rit.” Ujar Intan sambil menepis tangan Rita di perutnya.

“Kereeen! Aku nggak nyangka kamu bisa hamil secepat ini.” Balas Rita lalu duduk kembali ke tempat duduknya.

“Mau gimana lagi? Mas Ricko juga pengen segera punya anak. Eh sisa undangan ini tolong kalian bagikan sama teman – teman yang lain ya?” Ujar Intan sambil memberikan sisa undangan di tangannya.

Di tengah asyiknya obrolan mereka, tiba – tiba abang G-food datang membawa beberapa bungkus makanan di tangannya. Intan pun menerimanya dan membawanya masuk ke meja makan.