Chapter 112 BAB 111

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Setelah menaruh makanan di atas meja makan, Intan naik ke lantai atas untuk memanggil Ricko dan mengajaknya makan bersama.r

r

Saat Intan memasuki ruang kerja Ricko, ia melihat Ricko sedang menatap laptopnya. Intan mendekat dan memegang bahunya.r

r

“Mas ayo makan.” Ajak Intan. Ricko pun menarik tangan Intan sehingga Intan terjatuh di pangkuannya.r

r

“Aaaaah...” Pekik Intan terkejut.r

r

“Apa teman - temanmu sudah pulang?” Tanya Ricko di depan wajah Intan sambil melingkarkan tangannya di pinggang Intan.r

r

“Belum Mas. Kenapa?” Tanya Intan balik.r

r

“Nggakpapa. Kamu baru pulang dari rumah sakit. Harus banyak istirahat.” Jawab Ricko lalu mematuk bibir Intan.r

r

“Mas... jangan macam - macam. Di bawah ada teman – temanku loh...” Ujar Intan sambil memegang kedua pipi Ricko dengan kedua telapak tangannya.r

r

“Aku macam – macam apa? Ayo turun. Aku sudah lapar.” Ujar Ricko lalu menurunkan Intan dari pangkuannya dan menggandengnya keluar dari ruang kerjanya.r

r

Setelah sampai di meja makan, Ricko duduk di meja makan sedangkan Intan mengambil beberapa piring untuk makan mereka berlima.r

r

Setelah semuanya siap, Intan ke ruang tamu untuk memanggil teman – temannya dan mengajak mereka untuk makan bersama di meja makan.r

r

Saat Melly, Vina, dan Rita sampai di meja makan, mereka melihat Ricko sedang duduk menunggu kedatangan mereka. Mereka pun segera duduk tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Mereka sangat takut dengan Ricko. Mereka masih ingat kejadian Intan pingsan gara – gara Intan melihat berita Rossa di televisi waktu itu.r

r

“Ayo langsung ambil saja teman – teman.” Ujar Intan menyuruh teman – temannya untuk mengambil makanan sambil mengambilkan makanan untuk Ricko.r

r

Mereka pun segera mengambil makanan bergantian. Ricko yang melihat tingkah mereka pun tersenyum menahan tawa. Setelah mengambilkan makanan dan menaruhnya di depan Ricko, Intan duduk di samping Ricko lalu makan bersama.r

r

Tidak berapa lama Romi masuk karena memang pintu ruang tamu tidak di tutup. Ia segera nyelonong masuk dan melihat Ricko, Intan, dan teman – teman Intan sedang makan bersama di meja makan.r

r

“Waduh ada yang lagi makan besar nih.” Ujar Romi sambil berjalan mendekat ke arah meja makan. r

r

“kalau mau, duduk dan makan.” Ujar Ricko datar di sela makannya. Romi pun segera duduk dan melihat ke samping ternyata ada si Vina adiknya sendiri.r

r

“Vina?” Panggil Romi pada Vina.r

r

“Iya.” Jawab Vina sambil berbisik.r

r

“Kenapa kamu bisa di sini?” Tanya Romi ikut berbisik juga.r

r

“Kan kemarin aku sudah bilang mau menjenguk Intan.” Jawab Vina.r

r

“Aku kira kamu ke rumah sakit.” Balas Romi.r

r

“Iya tadi sempat ke rumah sakit. Ternyata Intannya sudah mau pulang. Jadi nyamperin ke rumah sekalian.” Jawab Vina.r

r

Setelah makan, Ricko dan Romi naik ke atas untuk membahas pekerjaan. Sesampainya di ruang kerja, Ricko segera menutup pintu dan duduk di kursinya.r

r

“Rom, kenapa si Rossa bisa keluar dari penjara dan berkeliaran bebas?” Tanya Ricko pada Romi.r

r

“Ada yang menjaminnya Rick. Aku juga tidak tahu siapa. Yang aku dengar hanya itu. Kenapa?” Jawab Romi.r

r

“Beberapa hari yang lalu saat aku makan bersama Intan, tiba – tiba dia datang dan menyiram kepala Intan dengan air.” Jawab Ricko sambil membuka berkas yang di bawa Romi.r

r

“Lagian ngapain juga kamu dulu pacaran sama dia? Aku aja nggak mau.” Balas Romi sambil nyengir.r

r

“Awal pacaran dulu aku kan tidak tahu sifat aslinya. Apalagi kita jarang bertemu. Kita sama – sama sibuk dengan pekerjaan masing – masing. Oh iya nanti sebelum pergi bawalah undangan di meja ruang tamu.” Ujar Ricko pada Romi.r

r

“Siap!” Balas Romi.