Chapter 96 BAB 96

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Sore hari Intan terbangun karena mendengar suara berisik. Ia pun segera keluar dari kamar untuk mencari sumber suara.r

r

“Mas Ricko ngapain?” Tanya Intan saat menemukan Ricko di teras belakang rumah sedang berusaha menyalakan genset.r

r

“Di sini jauh dari desa dan tidak ada listrik. Jadi harus pakai alat ini untuk mendapatkan penerangan.” Jawab Ricko sambil tetap berusaha menyalakannya.r

r

“APA??! Nggak ada listrik Mas?” Tanya Intan terkejut.r

r

“Iya. Di sini juga banyak binatang buas dan berbisa. Jadi jangan jauh – jauh dariku.” Jawab Ricko menakut – nakuti Intan sambil tersenyum misterius.r

r

“APA??! Bi... binatang buas Mas? Kenapa Mas Ricko ngajakin aku kesini? Udah jauh dari kota, nggak ada listrik, banyak binatang buas lagi. Apa Mas Ricko mau membunuhku di sini? Biar nggak ada yang tahu gitu?” Tanya Intan sambil memeluk lengan Ricko dan melihat sekeliling takut jika tiba – tiba ada binatang yang mendekatinya.r

r

“Kenapa kamu berpikir aku akan membunuhmu? Ngapain juga aku membunuhmu harus jauh – jauh dan susah – susah datang kemari? Di rumah pun aku bisa. Di sana ada ruang bawah tanah. Kamu tidak tahu?” Ujar Ricko sambil berbisik di kalimat terakhirnya.r

r

“Aku tidak tahu. Aku belum berkeliling dengan benar di rumah Mas Ricko. Ayo masuk Mas. Aku takut di dalam sendirian.” Ajak Intan sambil menarik lengan Ricko. Ricko pun ikut masuk setelah menyalakan gensetnya. r

r

Malam hari setelah makan malam, Intan berbaring di tempat tidur. Ia mengambil ponselnya untuk mengecek sosmednya, tetapi tidak ada signal sama sekali. Ricko yang berbaring di sampingnya sudah memejamkan matanya.r

r

“Mas...” Panggil Intan.r

r

“Hmmm.” Gumam Ricko masih memejamkan matanya.r

r

“Kenapa nggak ada signal?” Tanya Intan sambil mengguncang ponselnya berharap bisa menangkap signal.r

r

“Memang tidak ada. Ini hutan di atas gunung. Bukan taman mini. Buang saja ponselmu.” Ujar Ricko lalu mengambil ponsel Intan dan menaruh di meja samping tempat tidur.r

r

Setelah itu Ricko mendekatkan wajahnya ke wajah Intan lalu menciumnya. Intan memejamkan matanya lalu membalas ciuman Ricko dan melingkarkan kedua lengannya pada Ricko. Apalagi yang bisa ia lakukan di tengah hutan selain bermesraan dengan Ricko. Main ponsel nggak ada signal, mau jalan – jalan malam di luar sangat gelap dan banyak binatang buas.r

r

‘Anggap saja ini bulan madu. Meskipun di dalam hutan. Tapi romantis juga.’ Batin Intan.r

r

Tangan Ricko mulai nakal menggerayangi tubuh Intan ke mana - mana. Intan sudah tahu ini akan berakhir bagaimana.r

r

“Apa aku boleh melakukannya?” Tanya Ricko sambil berbisik di telinga Intan.r

r

“Tumben pake tanya segala? Biasanya juga langsung buka baju, langsung naik, langsung aah...” Ujar Intan sewot.r

r

“Sekarang berbeda. Kamu sedang hamil. Aku tidak mau menyakitimu dan anakku. Aku juga tidak mau kamu keguguran karena keegoisanku.” Balas Ricko sambil tersenyum dan membelai perut Intan yang masih rata.r

r

“Okey!” Ujar Intan.r

r

“Okey apa?” Tanya Ricko bingung karena jawaban Intan bermakna ambigu.r

r

“Mari kita tidur. Aku tidak mood untuk bercinta di sini. Aku takut ada binatang buas yang masuk di tengah – tengah percintaan kita. Aku juga tidak mau berlarian ke sana kemari dalam keadaan telanjang.” Jawab Intan membayangkan yang tidak - tidak.r

r

“Khayalanmu tinggi juga. Hwahahaha.” Ujar Ricko lalu tertawa terbahak - bahak.r

r

Sejujurnya Ricko hanya membohongi Intan tentang adanya binatang buas di sana, kalau ular mungkin ada supaya Intan tidak pergi jauh – jauh darinya. Kalau Intan pergi dan tersesat, itu akan membuatnya semakin repot.r

r

“Ya sudah. Ayo tidur!” Ujar Ricko lalu membenarkan posisi selimut pada tubuh Intan dan memeluknya. Intan tersenyum senang.r

r

‘Enak juga hamil. Mas Ricko jadi nuruti apa kemauanku. Hehehe.’ Batin Intan.