Chapter 85 BAB 85

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Rita benar - benar kesal. Karena sudah ngubek - ngubek laptop Vina berkali - kali tapi hasilnya nihil. Yang ia temukan hanyalah film Upin & Ipin, Doremon, Marsha & the Bear, Tayo dan kawan - kawanya.

“Gila! Aku nggak nyangka banget koleksi film Vina genrenya anak balita semua.” Ujar Rita setelah putus asa mencari film dewasa di laptop Vina sambil menyandarkan punggungnya ke sofa.

“Sama. Paling tidak film Korea atau Thailand kek. Wkwkwkw.” Balas Intan.

“Biarin ajalah guys… mungkin masa kecilnya kurang bahagia. Hahaha.” Tambah Melly.

Vina mendengar semua percakapan mereka dengan kesal sambil berjalan mendekat ke arah mereka.

“Ketawa terus sampe puas!!” Ujar Vina lalu duduk di samping Intan.

“Habisnya koleksi film kamu anak - anak semua Vin. Kamu kalau di rumah suka nonton film animasi anak - anak gitu ya?” Tanya Rita.

“Kalian tahu nggak sih semua ini gara - gara aku ketahan Kak Romi nyimpen film begituan. Jadi semua film dewasa di laptopku di hapus sama dia. Terus di ganti film balita itu...” Jawab Vina sambil cemberut. Ketiga sahabatnya pun tertawa terpingkal- pingkal.

“Untung kamu nggak di gorok Vin.” Ujar intan pada Vina.

“Mendinglah di gorok daripada di pekosa. Hwahahaha.” Tambah Rita lalu ngakak.

“Eh diam deh guys tuh lihat berita di televisi!” Ucap Melly pada ketiga sahabatnya.

Intan, Rita, dan Vina pun diam lalu fokus melihat ke acara berita di televisi. Di sana Rossa sedang mengungkapkan kekasihnya secra terang - terangan bernama RICKO ARGADINATA salah satu pemilik perusahaan terbesar se Indonessia yang sangat low profil. Banyak yang mendengar namanya tapi tidak ada yang tahu wajah Ricko. Rossa pun menunjukkan foto Ricko pada publik dan memamerkan foto kebersamaan mereka.

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1578674117184.jpg-original600webp?sign=a9b6056d9424c82006c3c10b25de6a08&t=5e72b600)

---

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1578843857376.jpg-original600webp?sign=0abe2720f254b2c0d2fa0da449e1169f&t=5e72b600)

---

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1578674117186.jpg-original600webp?sign=c26a7ded457e9354cd4bb178ab856dd9&t=5e72b600)

Rossa juga mengunggah foto dan video Intan bersama Ricko tadi pagi. Dan yang Rossa katakan adalah 'Ricko kumpul kebo dengan seorang gadis umur belasan tahun'.

Intan benar – benar kesal melihat berita yang di buat Rossa. Ia mengepalkan tangannya. Dadanya terasa sesak. Tubuhnya bergetar. Ia pun menangis.

“Ntan kamu kenapa?” Tanya Vina yang melihat Intan menangis.

“kamu nggakpapa kan Ntan?” Tanya Rita.

“Ntan… bicara dong…” Ujar Melly khawatir.

Tiba - tiba Intan pingsan. Rita, Vina, dan Melly terkejut. Mereka bingung harus ngapain karena di rumah itu tidak ada siapa - siapa.

“Gimana ni?” Tanya Rita pada kedua sahabatnya.

“Kasih minyak angin deh kayaknya. Tapi dimana minyaknya? Ini kan bukan rumah kita, jadi nggak tahu tempatnya.” Ujar Melly ikutan panik.

“Oh aku telpon Kak Romi aja. Kan Kak Romi kerja di perusahaannya suami Intan tuh.” Seru Vina mendadak cerdas sambil mengacungkan jari telunjuknya entah dapat wangsit dari mana.

“Cepetan dong Vin…” Seru Rita.

“Sabar napa? Tanganku juga gemetar nich!” Ujar Vina sambil mencari kontak Romi di ponselnya.

Setelah menemukan kontak Romi, Vina segera melakukan panggilan telpon. Karena sedang meeting, Romi tidak mengindahkan panggilan dari Vina.

‘Ngapain sih ni bocah? Tumben telpon - telpon saat aku kerja.’ Batin Romi karena sedang ikut Ricko meeting.

Sudah tiga kali Vina menelpon Romi tapi tidak dijawab juga. Akhirnya Vina mengirim pesan.

Vina : KAK, INTAN PINGSAN. CEPAT SAMPAIKAN SAMA SUMINYA! KITA TUNGGU DI RUMAHNYA.

Romi pun membaca pesan dari Vina dan terkejut. Ia segera mendekati Ricko dan membisikkan sesuatu. Ricko yang mendengarnya pun terkejut dan panik. Ia bersyukur hari ini sahabat - sahabat Intan main ke rumahnya. Kalau tidak, siapa yang akan menolong Intan dan memberitahunya. Ia pun menyerahkan urusan meeting pada Romi.

Setelah itu Ricko segera berlari keluar dari ruang meeting dan turun menggunakan tangga. Karena kalau menggunaakan lift akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menunggu.