Chapter 84 BAB 84

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Ke esokan harinya seperti biasa Ricko pergi ke perusahaan dan kali ini Intan memilih tinggal di rumah karena teman - temannya akan datang. Intan mengantar Ricko sampai di halaman rumah.

"Jangan macam - macam selama aku tidak ada di rumah!" Ujar Ricko sebelum pergi.

"Macam - macam apa sih Mas? Teman - temanku kan cewek semua..." Balas Intan.

"Ya sudah kalau begitu aku berangkat dulu. Assalamu'alaikum." Ujar Ricko lalu mengulurkan tangannya pada Intan. Intan pun mencium punggung tangan Ricko.

"Wa'alaikum salam..." Balas Intan. Ricko mencium kening Intan.

Setelah Ricko pergi, Intan masuk ke dalam rumah untuk membersihkan rumah sebelum teman - temannya datang. Tanpa Intan dan Ricko sadari, saat mereka di halaman tadi ada seseorang yang mengambil gambar dan video mereka. Kini gambar dan video itu dengan cepatnya sudah singgah di ponsel Rossa melalui aplikasi whatsapp.

"Ricko... aku tidak pernah mendengar pernikahanmu. Tapi kini kamu sudah tinggal satu atap dengan seorang wanita. Apa dia calon istrimu? Sepertinya dia masih umur belasan tahun?" Gumam Rossa sambil tersenyum sinis setelah melihat foto dan video dari ponselnya kiriman orang suruhannya.

Setelah itu Rossa bersiap - siap untuk pergi ke stasiun televisi. Karena dia seorang model terkenal, sangat mudah baginya untuk masuk ke stasiun televisi manapun.

Setelah membersihkan rumah dan mandi, Intan menunggu kedatangan ketiga temannya sambil menonton televisi. Tidak berapa lama Vina dan Rita datang.

"Eh Melly belum datang?" Tanya Rita yang biasanya melihat Melly datang duluan.

"Belum. Masuk dulu yuk. Ngobrol di dalam." Jawab Intan mengajak kedua temannya masuk.

Sesampainya di ruang tengah, Intan menyerahkan papper bag pada mereka. Vina segera membuka papper bag itu dan membelalakkan matanya.

"Wuaaaah banyk amat Ntan?" Ujar Vina takjub.

"Ambil satu - satu ya... jangan rebutan!" Balas Intan.

"Siap Bos!" Jawab Rita.

Tidak berapa lama bel rumah Intan berbunyi. Intan pun pergi ke ruang tamu untuk membuka pintu. Setelah Intan membuka pintu, tampaklah wajah Melly. Intan pun segera mengajaknya masuk ke ruang tengah dimana Rita dan Vina berada.

"Tumben datang duluan?" Tanya Melly yang melihat Rita dan Vina sudah tiba lebih dulu darinya.

"Kamu aja yang telat. Nich pilih sendiri!" Ujar Rita sambil menyerahkan papper bag pada Melly. Melly menerima dan membukanya.

"Vin, kamu bawa laptop kan? Nonton yuk?" Tanya Rita pada Vina.

"Boleh. Tapi kamu jangan kaget ya kalau lihat video di laptopku?" Ujar Vina sambil tersenyum misterius.

"Alah... kaget apaan? Kita kan sudah pernah menontonnya?" Balas Rita nggak sabar. Vina pun mengeluarkan laptop dari tas nya dan menaruhnya di meja lalu menyalakannya.

Intan, Rita, dan Melly mengerubungi Vina yang sedang menyalakan laptopnya. Vina menyalakan laptopnya sambil menahan tawa. Ia sudah bisa membayangkan bagaimana ekspresi teman - temannya nanti jika tahu isi video di laptopnya.

"Eh aku kebelet nich... kalian mainkan sendiri ya? Aku ke toilet dulu." Ujar Vina pada teman - temannya.

"Okey!" Balas Rita bersemangat lalu maju menggantikan Vina di depan laptop.

"Makan tu film Upin & Ipin dan teman - temannya sampai puas!" Gumam Vina sambil cekikikan sendiri menuju toilet.

Setelah masuk ke dalam toilet Vina mendengar Rita berteriak.

"Vin... kamu simpan dimana sich videonya?" Tanya Rita sambil berteriak dan tetap mencari - cari video di laptop Vina.

"Cari aja sampe ketemu Rit!" Jawab Vina dari dalam toilet sambil cekikikan di dalam toilet.

"Cari aja terus sampe gue jadi nenek - nenek juga nggak bakal ketemu. Gara - gara tu video sialan gue sampe di jitak Kak Romi." Gumam Vina.