Chapter 28 BAB 28

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Sore hari Ricko dan Intan sudah sampai di rumah setelah menjenguk Pak Bambang di rumah sakit. Setelah turun dari mobil Intan segera masuk ke kamarnya dan kali ini ia mengunci pintunya. Ia takut sewaktu - waktu Ricko masuk ke kamarnya seperti beberapa hari ini. Ia segera mandi lalu belajar untuk ujian besok.

Di kamarnya Ricko sedang berbaring di ranjangnya sambil memikirkan cara bagaimana memutuskan Rossa. Sudah lama perasaan Ricko tarhadap Rossa memudar karena kurangnya komunikasi. Dan tadi siang sebelum mandi ia juga mendapatkan informasi dari mata - mata yang ia kirim untuk mengawasi Rossa di luar negri. Rossa di sana tidak hanya bekerja tetapi juga berkencan dengan model laki - laki yang akhir - akhir ini namanya sangat tenar. Bahkan mereka menginap di kamar yang sama.

"Dasar wanita murahan!" Umpat Ricko sambil meninju bantalnya.

Ricko pun keluar kamar menuruni tangga lalu ke dapur menyeduh kopi instan sendiri. Ia tahu Intan sedang belajar sehingga ia tidak mengganggunya.

Sudah jam 7 malam Intan belum keluar juga dari kamarnya. Seharusnya ia sudah memasak dan menyiapkan makan malam untuk mereka. Ricko pun ke kamar Intan dan membuka pintunya tapi pintunya tidak bisa di buka karena di kunci dari dalam.

"Tumben di kunci?" Gumam Ricko. Ia pun mengetuk pintu kamar Intan. Tidak berapa lama Intan keluar.

"Kenapa di kunci?" Tanya Ricko ingin tahu.

"Mmmm aku tidak sengaja menguncinya Mas. Ada apa?" Tanya Intan tanpa dosa.

"Kamu nggak masak? Aku lapar." Ucap Ricko sambil mengelus perutnya.

"Okey. Aku akan masak sekarang." Balas Intan lalu pergi ke dapur.

Setelah masakan Intan di hidangkan di meja makan, Ricko dan Intan makan malam bersama.

"Mulai malam ini tidurlah bersamaku di kamar atas!" ucap Ricko di sela makannya.

"Tapi Mas..." Ucap Intan terputus.

"Jangan membantah aku suamimu sekarang!" Ujar Ricko tegas.

"Nggak di apa - apain kan?" Tanya Intan khawatir.

"Enggak. Kalo nggak khilaf." Balas Ricko santai. Intan pun melotot bergidik ngeri.

'Bapak. . . Ibu. . . Tolooong. . . ' jerit Intan dalam hati.

Setelah makan dan mencuci piring Intan hendak pergi ke kamarnya tapi di cegah Ricko.

"Mau kemana? Ayo ke atas!" Ajak Ricko sambil menggandeng tangan Intan.

"Aku... aku mau ambil buku dan ganti piyama dulu Mas. Mas Ricko ke atas dulu aja. Nanti aku nyusul. Hehe." Balas Intan tersenyum kaku.

"Okey. Aku tunggu di atas." Ucap Ricko lalu ia menaiki tangga menuju kamarnya.

Setelah itu Intan masuk ke kamarnya, membuka almari dan mencari piyama tebal dan panjang. Kali ini ia tidak mau melepas bra nya ketika tidur. Ia juga menyiapkan buku yang banyak dan tebal untuk di pelajari sehingga ia terlihat sibuk di kamar Ricko nantinya.

"Ide yang sangat bagus Intan. Ha.ha.ha" ujar Intan tertawa bangga ala pahlawan bertopeng.

Setelah mengganti piyamanya, seperti biasa Intan menggosok gigi dan mencuci mukanya. Setelah itu ia keluar kamarnya dan berjalan menaiki tangga menuju kamar Ricko dengan membawa beberapa buku di tangannya. Sesampainya di depan pintu kamar Ricko, Intan menarik nafas dalam - dalam lalu menghembuskannya pelan - pelan.

"Tenang Intan... Tidak akan terjadi apa - apa. Okey?" Gumam Intan menenangkan perasaannya sendiri yang dari tadi dag dig dug nggak karuan. Setelah itu Intan mengetuk pintu dan membukanya. Tampaklah Ricko sedang berbaring dan bersandar pada sandaran di ranjangnya memainkan ponselnya.