Chapter 9 BAB 9

Name:Di Paksa Menikah Author:Sifa
Sebelum sampai di rumah Intan, Ricko mengajak Intan makan malam dulu di tengah - tengah perjalanan mereka. Intan pun menurut saja ia juga merasa lapar. Karena terlalu banyak mampir akhirnya mereka sampai di rumah Intan sudah jam 10 malam.

"Assalamu'alaikum..." ucap Intan sambil mengetuk pintu. Tidak berapa lama pintu terbuka dan tampaklah Pak Ramli. Intan dan Ricko pun mencium punggung tangan Pak Ramli bergantian.

"Saya permisi pulang dulu Pak." Ucap Ricko saat Intan sudah masuk ke dalam rumah.

"Tunggu Rick" Cegah Pak Ramli.

"Iya pak. Ada apa?" Tanya Ricko sopan.

"Sudah malam. Menginaplah disini. Sekarang ini rumah kamu juga." Ucap Pak Ramli saat melihat Ricko yang terlihat lelah. Ya memang Ricko sangat lelah ia harus mondar mandir dari rumah, perusahaan, rumah sakit, dan rumah Intan.

"Baiklah. Terima kasih Pak." Ucap Ricko menyetujui tawaran Pak Ramli. Ricko pun mengikuti Pak Ramli masuk ke dalam rumah.

"Ini kamarnya Intan. Masuk saja. Anggap rumah sendiri ya?" Ucap Pak Ramli setelah itu ia masuk ke kamarnya sendiri.

Ricko pun membuka pintu kamar Intan dan melihat Intan sedang berganti pakaian. Intan hanya menggunakan celana dalam saja dan akan memakai piyama tidurnya. Karena setiap tidur Intan selalu melepas bra nya.

"Aaaaa kenapa mmm...mmm..." Intan belum menyelesai kan kata - katanya tapi sudah di bungkam tangan Ricko. Ricko mendadak panik ketika Intan berteriak takut di dengar Pak Ramli. Intan pun berontak sekuat tenaganya karena ia malu posisinya kini sedang telanjang. Tentu saja ia tidak bisa mengalahkan tenaga Ricko yang tubuhnya lebih besar darinya.

"Jangan berteriak! Aku akan melepaskanmu." Ucap Ricko pelan di telinga Intan. Intan pun mengangguk. Setelah lepas dari tangan Ricko Intan segera memakai piyamanya. Ricko yang melihatnya hanya bisa menelan ludahnya dan matanya tak berkedip. Ini pertama kalinya ia melihat gadis telanjang nyata di depan mata. Biasanya ia hanya melihat di video porno yang ia tonton. Tanpa bisa di cegah sesuatu di dalam celana dalamnya menegang.

"Kenapa Mas Ricko masuk ke kamarku?" Tanya Intan setelah memakai piyamanya.

"Aku menginap disini. Disuruh Pak Ramli" Jawab Ricko sambil duduk di tepi tempat tidur.

"Lalu kenapa ke kamar ku? Biasanya Pakdhe Bambang kalo menginap disini tidurnya di ruang tamu Mas." Balas Intan.

"Sekarang aku suamimu. Jadi Pak Ramli nyuruh aku tidur di kamar ini." Ucap Ricko sambil melepas kaosnya.

"Hey kenapa Mas Ricko melepas kaos gitu?" Tanya Intan malu dan takjub dengan badan Ricko yang padat dan kekar.

"Aku mau tidur dan nggak bawa pakaian ganti. Nanti pakaianku kusut. Ayo tidur aku lelah." Ucap Ricko lalu merebahkan dirinya di kasur Intan. Intan pun terpaksa tidur satu ranjang lagi dengan Ricko. Ia menaruh guling di tengah - tengah di antara mereka. Intan tidur miring membelakangi Ricko.

Tengah malam Ricko merasa kebelet ingin buang air kecil. Ia membangunkan Intan.

"Ntan... Intan..." Panggil Ricko sambil menggoyang - goyang tubuh Intan.

"Hmmmm..." Gumam Intan masih dengan memejamkan matanya.

"Dimana kamar mandinya?" Tanya Ricko.

"Di belakang sampingnya dapur." Jawab Intan lirih.

Ricko pun turun dari ranjang dan keluar kamar menuju kamar mandi sesuai petunjuk Intan. Setelah dari kamar mandi Ricko kembali ke kamar Intan dan melihat posisi tidur Intan telentang. ia dapat melihat dengan jelas pucuk payudara Intan dari luar piyamanya karena tadi Intan memang tidak memakai bra. Ricko ingin merabanya tapi ia sudah membuat perjanjian untuk tidak menyentuhnya. Jadi ia mengurungkan niatnya lalu kembali tidur di samping Intan.