Chapter 816 - Kau Bersama Ou Ming Lagi?

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
Perasaan mual dan ingin muntah mulai terasa, dan juga pusing, sehingga di mana-mana di dalam ruangan itu serasa bergoyang dalam kegelapan. Dia merasakan sakit kepala dan terjatuh ke atas sofa.

Dia akhirnya bisa bebas. Dirinya sangat lelah dan mengantuk.

Sudah lama Yu Lili tidak memiliki istirahat yang baik untuk bertahan hidup.

Sekarang, akhirnya dia bisa tidur nyenyak.

Sambil berbaring di atas sofa, Yu Lili sedikit memicingkan matanya, dan kesedihan menghampiri dirinya.

Dia tidak memiliki teman atau pun keluarga.

Diperkirakan bahwa orang yang pertama kali menemukan bahwa dirinya sudah mati seharusnya adalah istri pemilik rumah yang tinggal di sebelah. Suatu hari di masa yang akan datang, seseorang mungkin memikirkan tentang dirinya dan bertanya: Yaiks! Di mana Yu Lili? Ketika mereka mengetahui bahwa Yu Lili sudah meninggal, akan terlihat seperti apa mereka? Merasa iba? Simpatik? Atau wajah tanpa ekspresi dalam kondisi pikiran yang tenang.

Tetapi apa yang pasti adalah bahwa kepergiannya tidak akan membawa sedikit pun kesedihan atau perasaan bergejolak pada siapa pun. Keberadaan dirinya adalah sia-sia belaka sejak semula. Dia berada sendirian di sudut yang tidak dikenal ini dan bertahan dengan napas terakhir hidupnya. Oleh karena itu, sang direktur panti asuhan memberinya nama Yu Lili (Pengucapan kata "Yu" dalam bahasa China sama dengan kata "sisa")

Mencoba membalikkan badannya, Yu Lili merasa dirinya memiliki sedikit energi, jadi dia berbaring di sofa, mengambil ponselnya dan membuka Momen di Wechat. Banyak orang yang menyukai unggahannya dan meninggalkan beberapa komentar. Banyak dari mereka adalah mantan rekan kerjanya dan mantan teman sekelasnya. Akan tetapi, mereka hanya sekedar menekan tombol "suka". Melihat komentar-komentar itu, beberapa orang mengatakan bahwa dirinya semakin cantik, dan beberapa orang merasa menyesal untuk rambut panjangnya.

Yu Lili sedikit tersenyum, dan membalas mereka dengan sebuah emoji: [ha ha]

Tiba-tiba, sebuah komentar baru masuk, dan itu adalah Lu Yihan.

Pria itu berkata: [Kau bersama Ou Ming lagi?]

Lagi?

Yu Lili membalas: Tidak.

[Lu Yihan]: Lihatlah ke bagian belakang fotonya. Semuanya kelihatan~

Yu Lili tertegun dan membuka foto itu, tepat di belakang swafoto Yu Lili terlihat sebuah sosok.

Fokus lensa kamera berada pada wajah Yu Lili, dan sosok kecil di belakang itu hanya terlihat seperti titik kecil. Pria itu terlihat seperti sedang duduk di atas meja di belakangnya. Ou Ming menatap ke depan, dan matanya menatap kamera.

Jantung Yu Lili berdegup kencang, memperbesar foto itu hingga penuh piksel. Yu Lili merasa yakin bahwa orang itu adalah Ou Ming! Tapi, sejak kapan pria itu duduk di belakangnya? Dia bahkan tidak … menyadarinya. Ternyata dirinya begitu dekat dengan Ou Ming hari ini. Betapa menyenangkannya.

Dia merasakan sakit kepala yang sangat parah, dan pandangan matanya menjadi sangat gelap sehingga dia tidak bisa melihat layar ponsel itu dengan jelas. Terbaring di sofa, dia menarik napas dalam-dalam. Tapi itu semuanya bau gas. Dia menatap sosok kecil di foto itu, menggunakan seluruh kekuatannya untuk tersenyum dan berkata, "Selamat tinggal, Ou."

-

Ou Ming sangat sibuk hari ini, dia mengundang seorang warga asing untuk pergi ke restoran berputar untuk makan siang. Namun, siapa yang akan berpikir bahwa dia benar-benar melihat seseorang yang tidak bisa dia bayangkan akan ditemuinya. Yu Lili. Wanita itu memotong rambutnya. Rambut panjang dan hitam itu benar-benar dipotong hingga panjangnya hanya sebatas telinga. Sambil duduk di belakang Yu Lili, Ou Ming menyaksikan wanita itu mengangkat ponselnya untuk mengambil swafoto dan terkadang menunjukkan raut wajah bebek atau sebuah jari berbentuk v. Norak.

Yu Lili masih tidak pandai ber-swafoto karena mereka belum pernah bertemu selama bertahun-tahun. Sepertinya wanita itu sedang berada dalam suasana hati yang baik. Apa yang terjadi tadi malam hanya membuat Yu Lili memotong rambutnya.

Ou Ming mengalihkan pandangannya dan mencibir, "Dia tidak membiarkan dirinya khawatir dan cemas."

Itu benar, bagaimana mungkin seorang wanita yang bisa membunuh anak kembarnya sendiri akan merasa malu?