Chapter 709 - Hadiah Ulang Tahun Terbaik

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
"Ya!" Gadis kecil itu sedang memegangi kaki Su Qianci dan mendongak menatap ibunya sambil tersenyum. Sepasang mata hitam besarnya bersinar ketika dirinya bertanya, "Apakah akan ada kue untuk ulang tahun ayah?"

Su Qianci tersenyum dan mengangkat putrinya. "Aku sudah meminta ayahmu untuk membawakan sebuah kue untuk kalian."

Kata-kata Su Qianci membuat anak-anak itu menjadi ceria. Li Jianyue berseru dengan sorak-sorai, "Aku ingin rasa stroberi!"

"Apa yang harus kulakukan? Ayah membeli yang rasa cokelat." Sebuah suara datang dari kejauhan. Li Sicheng berjalan masuk dengan perlahan dari luar. Dibandingkan dengan setengah bulan yang lalu, pria itu terlihat jauh lebih baik. Ketika dirinya baru saja kembali, Li Sicheng terlalu kurus.

Li Jianyue mendengar kata-kata Li Sicheng, dan matanya berbinar-binar. Gadis kecil itu berlari ke arah Li Sicheng dan berseru, "Ayah!" Berlari cepat dengan kaki pendeknya, gadis kecil itu berlari ke arah Li Sicheng dan memeluk paha ayahnya. "Ayah peluk!"

Li Sicheng sedang membawa sebuah kue besar dengan satu tangan dan memeluk putrinya dengan tangan lainnya. "Apa kau mematuhi perintah tutormu hari ini?"

"Iya!"

"Cium Ayah."

Li Jianyue mengulurkan tangan dan memeluk wajah Li Sicheng. Ciuman besar itu membawa sebuah senyum di bibir pria itu. "Selamat ulang tahun Ayah!" Li Jianyue berkata sambil tersenyum, lengannya melingkari bahu ayahnya. Dia tidak bisa menahan diri untuk melirik ke arah kue di tangan Li Sicheng itu. "Ayah, bisakah kau menunjukkan kuenya padaku?"

Li Sicheng tertawa kecil, dengan lembut mengetuk dahi putrinya dan berkata, "Kau hanya boleh makan kue setelah makan malam."

"Hebat!" Li Jianyue bersorak dengan gembira, "Ayo kita segera makan malam!"

Li Mosen juga berjalan mendekat dengan takut-takut dan berkata, "Paman, selamat ulang tahun."

Liu Sao juga berjalan keluar. "Kita bisa makan malam sekarang. Pergi panggil kakek dan nenekmu."

"Selamat ulang tahun!" Li Jianqian berkata dengan wajah yang sedikit merona merah dan pergi ke dapur untuk mencuci tangannya.

Su Qianci menghampiri Li Mosen, tangannya yang lembut diletakkan di atas kepala bocah itu. Wanita itu berkata dengan lembut, "Paman apa? Panggil dia Ayah." Li Mosen mendengar itu dan tercengang. Mendongak menatap Su Qianci, bocah itu berpikir dirinya telah salah dengar. Su Qianci menatap bocah itu, mengusap rambutnya yang cokelat tua, dan berkata, "Panggil aku ibu di masa yang akan datang. Jangan panggil aku bibi."

Ketika mendengar itu, wajah Li Mosen langsung merona merah dan mengangguk dengan keras. Li Mosen memanggil dengan penuh kegembiraan, "Ibu! Ayah!"

"Ucapkan selamat ulang tahun pada ayahmu." Su Qianci membimbing Li Mosen untuk melihat ke arah Li Sicheng.

Li Mosen memutar kepalanya dan menatap Li Sicheng dengan gembira. Suaranya terdengar nyaring dan jelas. "Ayah, selamat ulang tahun!"

Mata Li Sicheng melembut. Dia menyerahkan kue itu pada Su Qianci, membungkuk, dan memeluk Li Mosen. "Terima kasih, Nak. Ini adalah hadiah ulang tahun terbaik yang pernah Ayah terima."

Nak, nak! Li Mosen merasa seperti dirinya sedang berada dalam sebuah mimpi, mengulurkan tangan dan memeluk Li Sicheng, tertawa dengan bahagia. "Ayah, selamat ulang tahun!"

Senyum Li Sicheng melebar. Dia membawa bocah kecil itu menuju ke ruang makan. "Kemari, ayo kita makan!"

Li Jianqian menatap mereka dari kejauhan, entah kenapa merasa sedikit tidak nyaman. Ini adalah ayahnya, bukan ayah Li Mosen, yang bahkan bukan merupakan seorang anak dari keluarga Li. Mengapa Li Mosen memanggilnya Ayah sebelum dia melakukannya? Bahkan dirinya sendiri belum memanggil ayahnya ….

[Terima kasih, Nak. Ini adalah hadiah ulang tahun terbaik yang pernah Ayah terima.]

Wajah Li Jianqian memerah dan menundukkan kepalanya untuk makan dengan diam-diam.