Chapter 634 - Tetaplah Hidup, Jangan Lakukan Hal Bodoh

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
"Tidak tampan."

Rong Rui mendengar itu, menggendong anaknya di satu tangan dan memeluk kepala Cheng You di tempat dengan tangannya yang lain. Pria itu menggigit bibir istrinya dan bertanya, "Apakah aku terlihat tampan?"

"Tidak tampan."

Rong Rui kembali menggigit. "Bagaimana kalau sekarang?"

"Mengerikan!"

Rong Rui menahan Cheng You dan mencium istrinya dengan ganas seperti serigala, tetapi pria itu tidak tega untuk bertindak terlalu agresif. Ciuman ringan itu menjadi dalam. Cheng You merasa tergoda, dan segera merespons dengan perlahan.

"Oeeeee …." Gadis kecil itu merasa ditinggalkan, menangis keras dan mengayun-ayunkan tinju kecilnya dan menendang-nendang.

Cheng You mendorong Rong Rui menjauh dan mengangkat gadis kecil itu. "Panpan, jangan menangis."

Rong Rui tertawa dan menyentuh wajah kecil gadis itu. Pria itu berkata, "Anak sekecil ini tahu bagaimana menghancurkan momen baik milik Ayah. Apa yang akan terjadi ketika Panpan tumbuh dewasa?"

"Pergilah!" Cheng You mendorong suaminya. "Bukankah kau bilang kau akan pergi? Kenapa kau masih di sini?"

"Aku pergi sekarang!" Rong Rui berdiri, tetapi kemudian dia setengah membungkuk ke depan dan mencium bibir Cheng You lagi. "Ketika aku kembali, ayo kita lanjutkan. Jangan tidur terlalu cepat."

"Pergilah!"

Rong Rui tersenyum, mengambil kunci mobil dan pergi keluar. Namun, ketika pria itu keluar dari rumah, senyum di wajahnya menghilang dalam sekejap, dan raut wajahnya yang gusar kembali. Rokok itu tertinggal di atas meja, dan dia harus mengambil sebatang rokok lagi. Setelah rokok itu dinyalakan, dia berjalan menuju mobilnya. Mengemudi ke Sungai Timur Kotaraja, dia memasuki jalan yang menuju ke provinsi Hunan.

Berdasarkan pengetahuannya tentang orang-orang itu, mereka pasti akan meninggalkan kota, berhenti di Hunan selama satu atau dua hari, dan kemudian berangkat untuk mencari tempat baru. Setelah menunggu untuk waktu yang lama, terlihat sebuah mobil sport berwarna biru tua yang datang dari kejauhan. Dilihat dari mobilnya, Rong Rui mengetahui bahwa itu adalah Bo Xiao. Rong Rui menatap arlojinya, dan sudah pukul 3:49 pagi. Setelah hanya Tuhan yang tahu berapa banyak rokok yang diisap pria itu, Rong Rui meletakkan tangannya di setir dan tiba-tiba berhenti di depan mobil sport tersebut.

Mobil sport biru tua itu langsung berhenti. Rong Rui melihat ke arah samping dan memandangi wajah ketakutan Rong Anna. "Sepupu?" Rong Anna melihat Rong Rui, membuka sabuk pengamannya dan hendak turun, tetapi Bo Xiao menahan wanita itu.

Bo Xiao menatap Rong Anna dengan tatapan dingin dan berkata, "Apa kau gila? Turun sekarang dan menyerahkan diri?"

"Rong Rui adalah sepupuku. Xiao, dia tidak akan menyakitiku." kata Rong Anna dengan yakin. "Kami telah melakukan kontak selama bertahun-tahun. Sepupuku berusaha membantuku mengendalikan Li Sicheng, mendekati asistennya, dan sekarang menikah dengan wanita itu. Dan karena bantuannya kita mampu menyandera Li Sicheng selama bertahun-tahun. Rong Rui adalah salah satu dari kita."

Dengan wajah curiga, Bo Xiao masih mengangguk karena Rong Anna bersikeras. Dan juga, Rong Rui menghalangi jalannya. Setelah berpikir sejenak, pria itu membuka sabuk pengamannya, dan keluar dari mobil bersama tunangannya tersebut.

Rong Rui juga keluar dari mobil, melemparkan puntung rokok ke bawah, menginjaknya, berjalan menghampiri, dan menyerahkan kartu-kartu bank yang sudah disiapkan. Rong Anna melihat kartu-kartu tersebut dan tertegun. Bo Xiao juga sedikit terpana, dan menatap pria itu.

"Ambillah. Kalian akan memerlukan uang. Aku membeli kartu-kartu ini di pasar gelap. Kartu-kartu ini adalah kartu yang belum dihapus setelah dicuri. Jangan gunakan kartumu sendiri di masa yang akan datang. Itu terlalu berbahaya. Ada dua juta yuan dalam kartu tabungan ini. Tidak ada yang akan menemukan kalian dengan kartu-kartu ini."

"Sepupu …." Rong Anna merasa tersentuh dan menatap Rong Rui.

Rong Rui maju ke depan dan memberi Rong Anna sebuah pelukan. Matanya yang berwarna kuning kecokelatan memantulkan cahaya kuning jembatan itu, dengan emosi mendalam yang tersembunyi. Suara Rong Rui lembut ketika dirinya berkata, "Anna, tidak peduli apa pun, kau adalah sepupuku. Tetaplah hidup. Jangan lakukan hal bodoh. Berjanjilah padaku, oke?"