Chapter 624 - L Mengakuinya

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
Sebuah unggahan di Weibo mengejutkan banyak pembaca dan orang-orang di dalam lingkaran bisnis. Dalam waktu kurang dari satu jam, unggahan itu telah menempati urutan teratas. Semua jenis komentar yang mengutuk, merestui, merasa cemburu, mengolok-olok, dan mempertanyakan sudah mencapai lebih dari 80.000.

Itu adalah unggahan yang sangat sederhana, hanya berupa dua patah kata, sebuah emoji, dan sebuah foto. Foto itu memperlihatkan sebuah jalur bercahaya yang panjang, dengan dua baris kumpulan foto yang dipajang di sisi kiri dan kanannya. Jalur itu ditaburi dengan kelopak mawar. Di bagian tengah foto, ada sebuah buket mawar besar dan sebuah cincin. Di samping barang-barang itu, terlihat wajah Su Qianci yang halus dan lembut, dengan sebuah senyum tipis. Dan di sebelahnya, ada seorang pria. Wajah pria itu hanya terlihat separuh, tetapi bahkan hanya dengan itu, pria itu terlihat cukup tampan untuk membuat banyak gadis menjerit. Mereka yang mengenal Lu Yihan sebenarnya mengenali siapa pria dalam foto itu.

[Qian Qian Su Ci]: Restui Aku [emoji tersenyum]

Terjadi sebuah kehebohan di bagian komentar. Terdapat juga banyak pesan pribadi dan berbagai macam orang mengomentari unggahan Su Qianci itu.

[Ibumu_menggoreng_bibibi]: Tidak mungkin? Beberapa waktu lalu, dia bertingkah seperti itu di taman hiburan. Dan kemudian dia mempunyai seorang pria baru begitu cepat? @QianQianSuCi

[JalangMalangTampan]: Restuilah dewiku. Sudah empat tahun. Anak-anak membutuhkan seorang ayah [emoji cinta] [emoji cinta]

[YaoImutManis]: Kau seharusnya melakukan ini lebih awal! Senang melihat kau bisa mengatasinya. Tuan Li juga akan merestuimu di surga [emoji lilin].

[Senang888888]: Dewiku sangat cantik. Siapa laki-laki itu? Aku dapat memandangi sosok ini selama setahun! [emoji nafsu]

[Seorang_wanita_menawan_dan_seksi]: Tidak dapat mempertahankannya kan? Mengelola perusahaan sebesar itu pastilah sangat menyenangkan. Dan sekarang kau memiliki seorang lelaki simpanan di sampingmu. Salut! [emoji jempol]

….

Terdapat berbagai macam komentar. Su Qianci melirik dengan sekilas komentar-komentar tersebut dan berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit. Tiba-tiba ponselnya berdering. Itu adalah Li Jinnan.

"Lu Yihan?"

"Ya."

Li Jinnan bertanya dengan tenang, "Apakah kau menyukai pria itu?"

Su Qianci berbaring di tempat tidur dengan ponselnya dan tidak menjawab.

"Kakak ipar, kau tidak bisa menikah dengan Lu Yihan." Nada suara Li Jinnan terdengar tegas.

"Kenapa?"

"Karena, kakakku masih hidup. Dia belum meninggal."

Hati Su Qianci bergetar. Dia merasakan kecut secara tak terduga. "Aku tahu."

"Tapi kau masih bilang iya?"

"Aku ingin mencoba." Su Qianci berbaring telentang. "Jika kakakmu mengetahui berita itu, akankah dia kembali untuk menghentikanku? Jika dia peduli, dia pasti akan kembali, kan?"

Li Jinnan terdiam beberapa saat, dan kemudian bertanya, "Apakah kau sudah melihat pesan WeChat yang kukirimkan padamu?"

"Belum … aku akan melihatnya sekarang." Su Qianci memasang telepon itu di pengeras suara dan menatap WeChat-nya. Dia mengeklik ikon WeChat dan menemukan bahwa Li Jinnan telah mengirim beberapa buah pesan kepadanya. Masih banyak pesan yang belum dibaca dari berbagai kenalannya.

Dia mengetuk jendela obrolan Li Jinnan dan melihat beberapa buah gambar.

Gambar pertama adalah sebuah screenshot dari sebuah riwayat obrolan.

[Li3]: Karena kau bisa mengirim pesan. Kenapa kau tidak kembali?

[L]: Aman dan terkendali. Tidak perlu khawatir.

Pupil mata Su Qianci mengecil, merasa tidak percaya. Apa artinya itu? L mengakui? Apakah L benar-benar Li Sicheng? Detak jantungnya bertambah cepat. Melihat waktu pesannya, itu sudah lebih dari sebulan yang lalu. Gambar kedua adalah sebuah foto.

Foto itu memperlihatkan gerbang sebuah villa. Sebuah mobil BMW merah yang cantik terparkir di pintu. Tang Qing tersenyum dan membuka pintu mobilnya, sambil memegang sebuah ponsel di tangannya. Tidak diragukan lagi, vila ini milik Tang Mengying.

Pada gambar ketiga, dua barisan pengawal berbaju hitam tampak menjaga sebuah gerbang besi. Duduk di sebelah gerbang besi itu adalah seorang wanita yang berusia 30-an atau 40-an tahun, sedang menatap ponselnya.