Chapter 124 - Tugas Seorang Istri

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
Su Qianci dengan segera menjadi waspada. Ada sebuah suara kecil terdengar dari dapur. Su Qianci diam-diam berjalan ke arah meja, meraih ponselnya dan menghubungi tiga digit nomor darurat saat dia berjalan menuju dapur. Namun, sebelum dia memasuki dapur, sesosok pria muncul di hadapannya.

Terkejut, Su Qianci melangkah mundur dengan cepat. Tapi dia bergerak terlalu cepat sehingga tersandung dan jatuh ke belakang. Ketika dia berpikir dia akan menghantam lantai, sosok di depannya dengan segera bergerak. Pria itu menarik lengannya, membuatnya terjatuh ke dadanya. Mencium aroma yang dikenalnya, Su Qianci merasa jantungnya berdetak tak terkendali. Dia mendongak dan mata mereka bertemu. Su Qianci hampir tenggelam di pupilnya yang gelap. Namun, Su Qianci segera tersadar dan mendorongnya pergi. Sambil berusaha menekan kekacauan di dalam hatinya, Su Qianci memalingkan muka dan buru-buru bertanya, "Kapan kamu kembali?"

Melihat tatapannya yang ketakutan, Li Sicheng tiba-tiba menjadi bergairah untuk menidurinya dan menghujamnya tanpa ampun serta membuatnya memohon. Dia mengendurkan kerahnya saat gairah itu memenuhi kepalanya. Dia masih bisa mencium aroma sabun mandi Su Qianci, yang mengganggu hatinya yang telah tenang untuk sementara waktu. Dia baru saja meminum air, tetapi dia merasa sepertinya dia membutuhkan lebih banyak …. Mengabaikan pertanyaannya, Li Sicheng mengambil segelas air dingin lagi dari kulkas dan meminumnya.

Su Qianci merasa agak kecewa, meskipun dia mengetahuinya, dia seharusnya mengantisipasi hal ini. Kembali ke laptopnya, dia tiba-tiba teringat bahwa pria itu telah menggunakan laptopnya.

Ketika dia akan menanyakan itu, Li Sicheng berjalan menghampiri, melirik layar laptopnya, dengan cepat memalingkan muka, dan berkata dengan tenang, "Bukankah kamu seharusnya melakukan tugas seorang istri?"

Su Qianci tersentak. Dia dengan cepat melihat ke arah Li Sicheng, takjub dan terkejut. Ekspresi wajah Li Sicheng tenang dan misterius seperti biasanya. Melihat bahwa dia tidak sedang bercanda, Su Qianci menjadi gugup. "Li Sicheng, disebutkan dalam kontrak bahwa kau tidak bisa memaksaku … bersamamu tanpa persetujuan."

"Memaksamu untuk apa?" Li Sicheng melengkungkan sebelah alisnya, tampak kebingungan.

Su Qianci merasa bingung dengan keseriusannya.

Li Sicheng melirik tatapan bingungnya dan berkata, "Aku hanya ingin kamu membuatkanku makanan. Apa yang kamu pikirkan?"

"Membuat makanan?"

Li Sicheng bertanya, "Apakah kamu berpikir membuat …."

Membuat apa? Bercinta? Li Sicheng menunda kata berikutnya, membuat Su Qianci menahan napasnya.

"… makanan bukan tugas seorang istri?"

Su Qianci tertegun. Dan kemudian wajahnya tiba-tiba terasa terbakar.