Chapter 208 Ulang Tahun Daniah

Terlihat decakan kagum yang tidak bisa ditutupi wajah-wajah  orang yang baru saja

turun dari dalam mobil, di area parkir. Minus Raksa yang sudah melihat kemegahan bangunan ini luar dan dalam . Dari kejauhan Pak Mun dan beberapa pelayan wanita menyambut di depan

pintu dengan bahasa tubuh sopan.

“ Gila! Daniah benar-benar

beruntung sekali hidupnya.” Sambil merapikan riasan dan rambutnya berkomentar. Dalam hati dia masih sempat mengumpat betapa irinya dia.

“ Kak Risya, jaga bicara kakak.” Raksa jengah mendengar di samping Risya.

Hidup kak Niah  tidaklah semudah yang kita lihat. Walaupun aku melihat cinta yang luar biasa dari tuan Saga dan adik-adiknya, tapi aku masih bisa melihat kebencian ibunya. Huh! kenapa kak Niah harus mendapatkannya setelah.

Raksa melirik ibunya sendiri, yang sedang merapikan riasannya di  kaca mobil. Seorang ibu yang tidak pernah memberikan cintanya dengan adil pada anak-anaknya. Ya, mungkin memang sangat sulit menakar kata adil. Tapi jika Raksa sendiri bisa merasakannya pasti sikap ibunya selama ini memang sudah keterlaluan.

“ Kau ini kenapa si, inikan memang

kenyataannya. Berhenti bicara seolah-olah dia menderita di sini. aku saja mau

mengantikanya dengan senang hati.” Risya Acuh sambil melengos dan meninggalkan

Raksa yang menatap dengan pandangan tidak suka.

Mereka memasuki rumah. Mengikuti langkah kaki pak Mun. Sebuah ruangaan

yang sudah di sulap menjadi tempat pesta. Jen yang melihat kedatangan Raksa

langsung bangun dari tempat duduknya. Meninggalkan kedua gadis yang sedang asik

dengan hp mereka masing-masing.

“ Raksa, sudah datang ya.” Tanpa

canggung mendekat dan mau menarik tangan Raksa. Risya di sebelah adiknya

menutup mulut tidak percaya melihat siapa yang ada di depannya.

Bukannya dia artis sosial media

itu, jenika? Kenapa dia bisa ada di sini.

Risya mengikuti langkah Raksa tanpa diminta. Bergabung dengan pembicaraan para anak muda. Sementara orangtua mereka memilih duduk di meja yang sudah di sediakan. Terlihat canggung, sambil memperhatikan sekitar, berharap Daniah segera muncul untuk mengusir keterasingan. Tidak selang lama ibu juga muncul dan ikut duduk, tapi sepertinya pembicaraan basa basi ibu tiri Daniah ditanggapi dengan engan oleh ibu. Dia hanya menjawab pendek-pendek, sengaja menunjukan kalau dia bukanlah mertua yang mencintai menantunya.

" Kak Raksa siapa dia?" Sofi yang menyadari ada orang asing di antara mereka. Sementara Jen hanya sibuk bicara sambil menatap wajah tampan di depannya.

" Aku Risya, adik Kak Niah dan kakak perempuan Raksa." Risya bangun dari duduk mengulurkan tangannya dengan cepat. " Aku penggemar kalian di sosial media, tidak terduga ternyata kalian adik-adik tuan Saga."

Ini kesempatankan? kalau aku tidak bisa memakai Daniah akukan bisa memakai mereka. Lihat, mereka saja di izinkan memegang hp.

" Haha, kamu mengenal kami ya. Kami bukan seleb sosial media kok, hanya iseng-iseng." Sofi terkejut menanggapi kalau ternyata ada yang mengenali mereka. " Silahkan di nikmati pestanya kak Risya, kakak ipar mungkin sebentar lagi turun." Hanya itu, pembicaraan mereka terputus saat Sofi kembali bicara dengan Amera memperlihatkan isi hpnya.

Apa mereka tidak tahu aku? aku selebriti lho, ya walaupun masih pemula tapi aku pernah muncul di tv.

Tapi sampai kemunculan Daniah, Risya hanya bisa nimbrung sedikit-sedikit di obrolan mereka. Dia terlihat kesal, apalagi melihat Raksa yang terlihat akrab dengan Jenika. Dia bahkan tidak punya kesempatan bicara dengan gadis itu sama sekali.

Cih, dasar adik tidak berguna, bagaimana kau bisa seakrab itu dengan Jenika!

Padahal Raksa tidak salah apa-apa. Risya yang merasa ingin panjat sosial dan menggunakan kesempatan yang ada benar-benar gigit jari. Dia bahkan tidak di kenali di rumah ini. Statusnya sebagai selebriti  tidak berarti. Apalagi saat dia mendengar Jenika memuji-muji Daniah sebagai kakak iparnya, dia terlihat mengepalkan tangan kesal.

Bagaimana kau bisa mendapatkan semua ini! Coba kalau Ayah yang mengirimku kesini, semua pasti akan menjadi milikku. Kemewahan ini, tuan Saga yang sempurna, dan adik-adik yang populer.

Mungkin hanya Risya yang sama sekali tidak menikmati pesta, padahal dia sudah mempersiapkan pesta ini dengan dandanan maksimal di tubuhnya.

Pada akhirnya nona muda yang sedang

berbahagia di hari ulang tahunnya itu muncul. Dengan balutan pakaian yang tadi

di lemparkannya ke wajah suaminya. Saga mengalah setelah mendapatkan apa yang

ia mau,  dress kalem warna salem yang

akhirnya melekat di tubuh Daniah. Tampak anggun dan cantik walaupun tidak

terlalu gemerlap. Masih kalah jauh dari pakaian yang di kenakan Jen dan Sofi

atau Risya sekalipun. Risya berdandan habis-habisan tadi, bahkan dia memanggil

makeup artis yang biasanya menanganinya ketika syuting. Dia ingin menunjukan

kesan elegan dan cantik. Karena tadinya dia berharap bisa mendapat foto-foto

berkelas yang bisa dia pamerkan di sosial media untuk menambah follower. Tapi

apa daya, hpnya bahkan di sita di gerbang rumah utama.

Sementara itu, drama pakaian tadi

tidak selesai begitu saja, kembali terjadi perdebatan saat Daniah memilih

perhiasan dan riasan di wajahnya.

“ Sayang aku cantik sudah dari

sananya mau bagai mana lagi.” Wajah yang di setel semanis mungkin. Padahal dia

sendiri malu setengah mati dengan pengakuannya yang tidak pada tempatnya. “

Apalagi aku mendapat cinta yang begitu berlimpah darimu.” Uyel-uyel hidung

Saga. Di Barengi dengan ciuman di sana sini.

Sebenarnya aku sedang melakukan apa

sih!

Tapi jurus itu mampu membungkam

Saga, akhirnya dia diam di sebelah Daniah yang sedang merias wajah. Hanya

tangannya tetap tidak mau berhenti bermain dengan ujung rambut yang sudah

tertata rapi itu. Karena kepandaian aktingnyalah, akhirnya semua proses rias

terlewati dengan cepat. Dan mereka bisa keluar dari kamar.

Lega, ketika semua akhirnya

selesai.

Ya Tuhan ini ulangtahunku paling

dramatis sepertinya. Dan ini cuma buat makan siang dengan jen dan sofi. Rasanya

situasi itu yang membuat airmata Daniah ingin keluar. Bahkan tidak ada tamu

istimewa yang bisa di lihatnya. Kalau saja keluarganya juga bisa ada di sini

gumamnya lirih.

Sejenak Daniah menghentikan langkah

kakinya saat melihat pemandangan yang ada di depan matanya.

Di tangga Daniah menatap terkejut

apa yang ada di depannya. Sebuah ruangan indah yang sudah di sulap oleh para

pelayan. Dan bukan hanya itu yang membuatnya tertegun. Tapi orang-orang yang

berdiri di bawah sana.

Keluarganya, mereka terlihat sangat

bahagia. Wajah mereka berseri-seri. Belum pernah dia melihat keluarganya dalam

satu frame dan menunjukan senyuman untuknya. Biasanya hanya ada Raksa yang

selalu tersenyum dan mendukungnya dalam semua kesempatan. Ayah, ibu, Risya, dan

wajah tampan Raksa.

Aku ingin memeluk Raksa sekarang.

“ Kau terharukan? Aku suami yang

kerenkan?” Saga berada di samping Daniah dengan wajah menanti pujian. Membuat

Daniah tersadar kalau tidak mungkin melakukannya sekarang

“ Ia sayang, kamu memang luar

biasa. Terimakasih untuk hari ini ya.” Ciuman hangat di pipi kiri Saga.

Pesta ulang tahun nona muda Antarna

Group dimulai. Alunan musik lembut mengiringi sepanjang acara. Tidak ada tamu

yang lain, tapi sungguh, bagi Daniah ini pemandangan yang sangat langka dan

luar biasa. Tahun lalu dan sebelum-sebelumnya dia merayakan ulang tahunnya di toko, bersama

karyawannya dan Raksa. Dengan ayam goreng dan cake ulang tahun yang dibawa

Raksa. Ini pertama kalinya, di hari ulang tahunnya, keluarganya berkumpul

bersama.

Dia berusaha megesampingkan, bahwa

semua ini terjadi karena tuan Saga. Karena dia istri dari presdir Antarna

Group. Walaupun ia tahu, namun kedatangan Ayahnya sudah cukup membuatnya

terhibur.

Lagu selamat ulang tahun terdengar

dengan meriah. Suasana canggung yang sejenak tercipta bisa dicairkan keceriaan

Jen dan Sofi. Raksapun ikut menimpali obrolan mereka. Suapan kue ulang tahu tentu hanya untuk tuan Saga seorang.

Maaf Raksa aku ingin memberimu potongan kueku, tapi daripada dia melirikmu dengan pandangan membunuh lebih baik pak Mun saja yang membagikan kue untuk kalian.

Semua orang menunjukan hadiah ulang tahun mereka untuk Daniah, seorang pelayan wanita meletakannya dengan hati-hati di atas meja yang telah di siapkan. Hanya ada tawa dan kemeriahan. Semua menikmati pesta dengan ceria.

Di sudut pesta Raksa sudah seperti pangeran yang di kerubuti para putri yang berebut melayaninya. Amera juga terbawa suasana untuk ikut memperebutkan perhatian Raksa. Hanya Risya yang terlihat kesal, dia makan makanan di depannya sambil mendengar tawa dan senyum malu-malu adiknya.

Sementara di sudut yang lain.

“ Selamat ulang tahun Niah.” Ibu

meraih tangan Daniah. “ Semoga kamu sehat selalu dan bahagia.” Ibu tiri Daniah menatap Saga. "terimakasih sudah mengundang kami di hari bahagia ini." Saga hanya membalas ucapan ibu tiri Daniah dengan anggukan kepala.

Gunawan menatap putrinya, aura wajahnya terlihat bersinar. Dia terlihat benar-benar bahagia, bukan hanya senyum yang dibuat-buat untuk menenangkan orang lain. Tapi, apakah benar begitu kenyataannya. Dia menatap menantunya mencoba mencari jawaban. " Niah, apa kamu benar-benar bahagia?" Bukan hanya Gunawan, Daniah pun terkejut mendengar pertanyaan itu dari Ayahnya. Dia menatap Saga sebentar lalu bergantian melihat wajah ayahnya.

“ Jangan kuatirkan Niahku.” Saga

meletakan tangan di pinggang istrinya. “Aku akan mencintai dan menjaga Daniah, Ayah.” Mencium pipi

kiri Daniah. Menunjukan pada semua orang bagaimana perasaannya.

Ibu kikuk dan hanya bisa tersenyum

menanggapi. Gunawan terlihat bernafas lega mendengar jawaban itu.

Sementara di ujung mata Daniah, terselip kristal bening yang muncul tanpa bisa dia cegah.

Ayah, terimakasih sudah menanyakan itu.

Sekecil itu saja sudah membuat Daniah merasa di cintai oleh Ayahnya. Daniah tersenyum menatap ayahnya, mengatakan aku baik-baik saja yah.

bersambung