Chapter 166 Bulan madu (Part 5)

Kembali ke vila di kota XX, tempat

Daniah dan Saga menikmati waktu mereka bersama. Tidak tahu, apa semua agenda

ini benar-benar dinikmati pasangan yang sedang bulan madu atau tidak. Tapi

berdasarkan semua data yang sudah dikumpulkan Han seperti inilah versi bulan

madunya.

Pagi hari, angin laut berhembus

dengan segar. Sejuk dan membuat semangat.  Semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing. Menyiapkan

banyak hal untuk acara siang nanti.  Aran

berjalan dengan cepat di belakang sekertaris Han.

“ Kau sudah membaca semua email

yang ku kirim.” Tidak memperlambat langkahnya, menyusuri pasir yang berserak di

sepatu mereka. Tapak-tapak dengan langkah besar diimbangi dengan jejeran langkah kecil.

“ Ia, tuan sudah.”

Tentu saja belum semua, memang kau

pikir sebanyak apa email yang kau kirim.

“ Benarkah?” Nada sanksi dari suaranya.

“ Ia.” Aran menjawab seyakin mungkin supaya laki-laki di depannya percaya. Dia akan membaca ulang siang ini sembari menemani nona Daniah pikirnya.

“ Sebutkan poin.” Belum selesai Han

bicara Aran sudah merasa akan ada bahaya mengancam. Membuatnya memilih mengaku.

“ Saya belum membacanya semua. Akan

saya selesaikan hari ini tuan.” Pasrah.

“ Sebaiknya ingatanmu cukup bagus,

hafalkan semua itu. Aku sudah membuat semua daftar yang tidak disukai tuan muda

kalau sampai nona melakukannya.”

Membayangkan Aran rasanya ingin

pingsan. Tapi tidak dibaca bagaimana kalau salah satunya dia lakukan. Mungkin

bukan tuan Saga yang murka, tapi laki-laki di depannya ini.

“ Tuan Han.” Aran ingin mendapat

penjelasan singkat yang bisa dia pakai sebagai pedoman.

“ Jaga sikapmu di depan nona.”

“ Baik.” Tidak punya kesempatan

bertanya.

Menjaga sikap di hadapan nona

Daniah, tuan Saga bahkan tidak suka kalau nona memiliki kontak fisik berlebihan

dengan sesama perempuan.

Kira-kira standar berlebihan tuan

Saga sampai batas apa ya?

Pikiran Aran menerawang, sampai dia

berada di depan sebuah pintu. Kamar utama vila megah ini.Han mengetuk dua kali

lalu membuka pintu. Terlihat Daniah sedang mengeringkan rambutnya dengan

handuk. Dia sudah memakai pakaian lengkap. Hanya rambutnya yang masih terlihat

basah.

“ Selamat pagi nona.”

“ Ia, pagi.” Daniah melihat

seseorang di belakang sekertaris Han, membuatnya antusias. Dia meletakan

hair dryer yang sudah ada ditangannya walaupun belum dia hidupkan. “ Siapa dia?” tunjuk pandangannya.

“ Mendekatlah, perkenalkan dirimu

pada nona Daniah.” Han mendorong Aran dengan tangan kirinya.

Aran mendekat sambil melihat

situsi. Tuan Saga tidak terlihat batinnya.

“ Selamat pagi nona, saya Arandita.

Nona bisa memanggil saya Aran. ”

“ Hallo Aran, senang bertemu

denganmu.” Daniah mengulurkan tangannya, Aran terkejut dan mendekat. Tapi

tangan sekertaris Han jauh lebih sigap  menahan tubuhnya. Laki-laki itu

meliriknya tajam. Membuatnya menghentikan langkah.

“ Kenapa? Diakan perempuan. Apa aku

tidak boleh berjabat tangan dengannya.” Daniah mendelik gusar. Merasa Han sudah

kelewatan. “ Ayo berteman Aran, jangan perdulikan laki-laki ini.” Daniah

menarik tangan dan memeluk Aran di depan Han. Dia tersenyum penuh kemenangan

dibalik punggung Aran.

Apa! kau mau apa?

Han hanya mengeleng sambil berdecak.

Lakukan saja nona, kalau nona

bahagia,

“ Dia bukan teman nona, dia yang

akan mengantikan semua tugas Leela kedepannya.”

“ Apa maksudnya?” Daniah melepaskan

pelukannya terkejut.

“ Dia yang akan mengantikan semua tugas

Leela, dimulai hari ini. Tuan muda sudah mengatakaan kalau dia harus pergi

sebentarkan.”

Apa! aku bahkan belum membahas ini

dengan tuan Saga. Aaaa, maafkan aku Aran, kamu tidak terlihat keren lagi sekarang.

Kupikir kamu pacar sekertaris Han kemarin. Dan kita bisa berteman dengan

normal.

“ Tunggu, sekertaris Han, aku baru

akan membahas ini sepulang dari sini. Aku ingin membawa mobil sendiri.”

Apa! kenapa berdecak. Akukan sudah

menunjukan sikap baik dan patuhku. Apa aku tidak boleh mendapat sedikit

kebebasan.

“ Kau sudah datang Han.”

Saga muncul dari kamar mandi sambil

merapikan kancing bajunya. Mendekat kearah Daniah, memintanya secara tidak

langsung merapikan pakainnya. Daniah mengaitkan kancing baju. Dan merapikan

Dasi.

“ Semua sudah siap tuan muda.” Han menjawab dari belakang tubuh Saga.

“ Niah, kamu benar tidak apa-apa.

Maaf ya, aku ketahuan sedang ada di kota ini.” Saga membelai pipi istrinya. “

Inikan bulan madu kita, aku malah meninggalkanmu sendiri.” Ciuman selamat pagi

di hadapan semua orang. Aran membelalakan mata tidak mau kehilangan momen sedikitpun.

Sementara Han melihat jendela.

“ Tidak apa-apa sayang, aku bisa

menunggu.” Memberi sentuhan terakhir dengan menepuk bahu Saga pelan.

“ Han, apa kau tidak bisa meminta

Ken menyiapkan area privat untuk Daniah. Sial, hari ini pasti banyak sekali media

yang meliput, dia benar-benar kurang ajar memakai namaku untuk promosi

acaranya.”

Keanu adalah orang nomor satu di

kota XX ini. Sahabat sekaligus pendukung setia Saga. Dia asli lahir di kota ini.

Naiknya dia menjadi orang nomor satu tentu tidak lepas dari bantuan Saga. “

Maaf tuan karena ini di area publik sepertinya sulit. Tapi saya akan meminta

mereka mengusir media dari pintu masuk.”

Kurang ajar, dia senang sekali. Seringai liciknya itu. Mau membalasku.

Daniah tahu, Han selalu akan

menuruti mau Saga, walaupun itu di luar batas kemampuan manusia normal.

“ Sayang, aku tidak apa-apa.

selesaikan semua urusanmu. Aku akan menunggu bersama Aran.”

“ Siapa Aran?”

“ Saya tuan.” Aran mendekat karena

merasa terpanggil, tapi bahkan menoleh pun tidak Saga dari wajah istrinya.

Membuat Aran mundur lagi.

Aaaaa, aku mau dicintai seperti

nona Daniah.

“ Benar tidak apa-apa?” bertanya

dengan cemas lagi.

Ia! Pergilah! Aku tidak apa-apa.

“ Ia sayang.”Meneriakan kalau dia

butuh bantuan pada Han.

Bawa pergi tuan Saga sekarang,

sebelum terlambat!

“ Nona akan bersama beberapa

pengawal tuan. “

“ Tapi aku kuatir meninggalkanmu

sendiri di sini. Apa sebaiknya kau ikut dan menunggu di ruangan privat sampai

acara selesai.”

“ Tuan keanu dan istrinya pasti

tidak akan membiarkannya tuan, mereka pasti akan dengan bangga memperkenalkan

nona Daniah ke publik. Ya, menilik sifat mereka yang memang agak kurang ajar.” Han terdengar sedikit ketus mengatakannya. Ternyata ada yang sedikit berani menantangnya juga ternyata.

Saga terlihat menimbang sesuatu

sebentar. Tidak rela. Padahal dalam rencananya dia tidak mau sedetikpun

melepaskan pandangannya dari istrinya.

“ Benar tidak apa-apa.” Mendekat lagi, sambil menyisir rambut Daniah dengan tangannya. "Benar, tidak apa-apa?"

Ayo merengeklah minta ikut. Saga menunggu kata-kata yang tidak mungkin diucapkan Daniah dalam keadaan sadar.

Han menarik lengan baju Aran yang

masih terhipnotis. Gadis itu terlihat protes ketika dipaksa keluar dari

ruangan. Tapi tetap mengekor. Sekali lagi dia membalikan kepala ingin melihat adegan selanjutnya.

Aaaaaa, apa yang mereka lakukan.

“ Kenapa kita keluar tuan?” Masih melihat pintu, seperti ingin mengintip melalui celah sempitnya.

Han menjentikan tangan di kening

Aran. Membuat gadis itu mengaduh keras, sambil mengusap-usap keningnya.

Salahku apa? Hiks.

“ Kau mau melihat apa?”

Gadis itu jadi tersipu malu. Tentu

saja referensi adegan romantis untuk adegan novelnya selanjutnya. Gumamnya malu. Maklum saja sebagai penulis drama romantis, dia sama sekali tidak punya pengalaman nyata percintaan romantis itu seperti apa.

“ Tuan apa tuan juga menyukai

nona?” Setelah duduk Aran tiba-tiba spontan menanyakan itu.

Di dalam tadi yang di lihat Aran

adalah. Pandangan mata Daniah yang tertuju untuk suaminya. Begitu pula

sebaliknya. Perasaan cinta yang tertuang lewat sorot mata tuan Saga. Begitupula

pandangan bahagia Han saat melihat keduanya. Aran tidak mungkin menafsirkan

kalau Han menyukai tuan Sagakan.

“ Tentu saja.” Han menjawab sambil mengambil hp yang bergetar di saku kiri jasnya.

“ Benarkah.”ntah kenapa isi

kepalanya langsung mengeliat.

“ Tentu saja, karena nona adalah

wanita yang dicintai tuan muda. Wanita yang bisa membuat tuan muda bahagia,

kenapa aku tidak mennyukainya.”

“ Oh begitu.” Buyar sudah bayangan

rumitnya cinta segitiga antar umat manusia.

“ Apa yang kau pikirkan sekarang,

dewi kecantikan tidak tahu malu.” Seringai jahat muncul lagi dibibir Han. "Akan kuminta pak Mun menyiapkan kaca besar di kamarmu nanti."

“ Aku sudah menganti nama akun

menulisku.” Laporan, kalau sekarang dia bukan lagi dewi kecantikan. “ Tuan, apa

saya boleh memakai cerita kehidupan tuan Saga dan nona Daniah untuk novel

saya.”

Han menunjukan tatapan kesal yang

menakutkan.

“ Aku akan menuntut royalti seribu

kali lipat dari gajimu di Antarna Group. Ajukan saja proposal resminya kalau

kau sangup membayar.”

Mati saja kau tuan, memang kau

pikir berapa penghasilanku dari menulis.

“ Sepertinya saya terlalu hina

untuk menuliskan kisah indah hidup mereka.” Kenapa ada orang sepertinya dimuka

bumi ini si. “ Bagaimana kalo tuan, apa saya boleh membuat karakter seperti

tuan.”

Harimau gila tampan, seorang

psikopat yang terobsesi pada rambut bergelombang milik nona majikannya.

Aran tertawa dalam hati.

“ Kau bisa memberiku royalti

seratus kali lipat dari gajimu.”

Mati saja kau tuan, percuma bicara

dengannmu.

“ Ah, sepertinya saya juga masih

terlalu hina untuk menuliskan kisah tuan.” Menyudahi usaha sia-sia bicara baik-baik dengan Han.

“ Berikan hpmu.” Han menyodorkan

tangannya. Aran mengambil hp yang ada di saku celannya dengan cepat. Hp tanpa aplikasi hiburan. “Hubungi aku jika ada

sesuatu dengan nona. Periksa hpmu secara berkala, aku akan memeriksa keberadaan kalian selama kami pergi.”

“ Ia baik. Kalau saya yang

kenapa-kenapa apa saya boleh menghubungi tuan juga.”

“ Tentu saja.”

Hah! Aku tidak salah dengarkan.

Ternyata manusia satu ini masih perduli pada bawahannya. Ya, bagaimapun akukan perempuan juga. Dia pasti kuatir jugakan.

“ Karena kalau kau sampai terluka

atau mati, tentu artinya nona dalam bahaya.”

Aaaaaa, aku ingin memukulnya.

Sudahlah Aran kau itu cuma serangga dimatanya jangan meminta dia melihatmu

layaknya manusia.

" Tuan, apa tuan tidak mau menanyakan nama pena saya?"

" Tidak!"

" Aku tetap akan mengatakannya walaupun tuan tidak bertanya." Sambil menunggu tuan Saga dan Nona Daniah menyelesaikan urusannya. Aran masih bicara banyak sekali. Sementara Han tidak bergeming, memeriksa email di hpnya.

" Tuan, apa tuan mendengarkan saya?"

Bersambung...................