Chapter 158 Bulan madu (Part 2)

Daniah hidup dalam keluarga kaya

yang berkecukupan, namun dia selalu mendapat fasilitas hidup nomor dua

dibanding dengan semua saudaranya. Risya dan Raksa selalu menjadi prioritas

utama bagi ibu tirinya. Baik dalam hal pendidikan ataupun dalam kehidupan

sehari-hari. Namun ntah kenapa tak pernah terselip iri jika hanya berhubungan

dengan itu. Kerinduan Daniah hanyalah pada kasih sayang orangtua. Pada sentuhan lembut di kepalanya, pada ucapan bangga akan semua prestasi di sekolahnya. Namun, menjadi

sebaik apapun dirinya, dia selalu dipandang sebelah mata. Untuk itu setelah dewasa

dan mulai mengerti artinya hidup, dia tidak pernah berharap apapun lagi. Baik

kasih sayang ataupun sekedar uang saku yang sama untuknya dan Risya.

Karena itulah, fasilitas mewah

inipun untuk pertama kalinya dia rasakan. Walaupun sudah beberapa bulan menikah

dengan Saga, namun ini memang kali pertamanya pergi jauh.  Untuk pertama kalinya Daniah naik pesawat

pribadi. Pertama kalinya melihat sedekat ini yang namanya pesawat pribadi.

Aku benar-benar penasaran, sebanyak

apa ya kekayaan tuan Saga.

Mereka disambut pilot yang akan

membawakan pesawat, dua orang pramugari dalam balutan pakaian resmi.  Mereka terlihat sangat cantik, bahkan Daniah

nyaris menyamakan gaya dan kecantikan mereka dengan Helena. Setelah dia turun

dari mobil dan berjalan di samping Saga, mereka menyapa dengan sopan. Tidak ada

pembicaraan apapun setelahnya, Semua orang yang akan bertugas dalam penerbangan

ini hanya mengikuti langkah kaki Saga dan Daniah. Sekertaris Han terlihat

bicara dengan mereka setelah Daniah dan Saga masuk dan duduk di kursi.

Orang kaya benar-benar berbeda.

Dalam hal ini saja Daniah sudah

merasa, dia benar-benar ada di level yang berbeda dengan suaminya. Dia sendiri

masih terlihat canggung saat membalas sapaan  tadi. Di sentuhnya dinding pesawat di dekat

dia duduk. Membayangkan saja dia dulu tidak akan pernah, naik pesawat pribadi

seperti ini. Apalagi milik suaminya sendiri.  Semua interior di dalam pesawat sangat berbeda

dari pengalamannya naik pesawat. Di sini terlihat sangat mewah dan dipilih

dengan sangat teliti.

Jangan bilang, sekertaris Han yang

memilih interior dalam pesawat ini.

“ Sayang, kita mau kemana?” Daniah

menoleh di tepat duduknya, melihat Saga yang duduk bersebrangan di depannya.

Laki-laki itu masih melihat hp di tanganya. Han memasangkan belt pengamanan di kursi

tuannya. Menghalangi pandangan Daniah.

“ Tidak tahu.” Saga menoleh,  melihat dari punggung Han dan dia tersenyum

senang begitu karena jawabannya membuat orang kesal. “ Han yang mengatur

semuanya.” Jawabnya kemudian yang puas melihat wajah kecut Daniah.

Apa! walaupun sekertaris Han yang

mengatur semuanya, tapi kalau sampai kamu tidak tahu tujuan kita pergi apa itu

masuk akal. Kalau dia membawa kita ke antartika memang kamu mau ikut juga!

Daniah beralih mencari perhatian

sekertaris Han. Laki-laki itu melakukan hal yang sama di kursi Daniah. Walaupun

tahu Daniah sudah memasang belt pengamannya dengan benar, tapi dia

memastikannya ulang.

“ Sekertaris Han, kita mau kemana?”

Selesai dengan urusannya, Han masih berdiri di samping kursi Daniah.

“ Pergi bulan madu nona.”

“ Aku tahu!” Memukul bahu Han di

sampingnya dengan keras. “ Aku tahu kalau kita mau pergi bulan madu. Maksudku

kemana?” Memukul lagi. Untuk yang kedua kalinya Saga langsung menoleh. Menatap

tangan yang masih menempel di bahu Han.

“ Han, walaupun itu kau aku tidak

akan mengampunimu juga.” Ucapnya serius, masih menatap lekat tangan Daniah.

“ Maafkan saya tuan muda. Saya akan

berhati-hati lagi kedepannya.” Tahu, arti pandangan itu. Diapun Mundur menjauhi

kursi Daniah, menyisakan tanda tanya di mata Daniah. Gadis itu meletakan

tangannya ke pegangan kursi tanpa merasa bersalah.

“ Sekertaris Han.” Panggil Daniah

sambil berbalik dari kursinya. Lagi-lagi Saga yang menoleh. Merasa terganggu ketika Daniah bicara dengan orang lain saat dia ada di sampingnya. Sekalipun itu Han, dia masih merasa tidak suka. “Kita mau kemana?” Tanya Daniah lagi tidak merasa terganggu dengan pandangan tidak suka Saga.

“ Bulan madu anda dan tuan muda

nona.”

Aaaaaaa, aku benar-benar ingin

memukulmu sekarang.

“ Niah.” Saga sudah meletakan hp

di tanganya. Memiringkah tubuh, bertopang pada satu tangannya untuk bersandar. Menunjukan ekspresi kesal.

Apa kau tidak tahu kalau aku sedang cemburu. Makinya sambil hanya menatap tajam.

“ Eh, ia.”

Kenapa ini, kenapa dia serius

begitu.

“ Aku tidak mau ada laki-laki yang

menyentuhmu." Menunjukan kalau kata-katanya sekali lagi menjadi aturan wajib yang harus dipatuhi Daniah. "Sama halnya, aku tidak mau kau sembarangan menyentuh laki-laki.

Walaupun itu Han sekalipun.” Melirik Han yang duduk di belakangnya.

Kenapa aku yang harus dibawa-bawa. Han

Hah! Apa! memang apa yang kulakukan?

Tidak tahu harus menjawab apa. Dan akalnyapun mengisyaratkan dia untuk diam,

daripada semua berbuntut panjang.

“ Kau bisa menyentuhku kapanpun dan

dimanapun kau mau.” Saga menarik bajunya sampai memperlihatkan perut rata dan

dadanya yang putih bersih itu. “ Kau boleh melakukannya sekarang. Ayo sentuh aku sesukamu!” Menepuk Dadanya beberapa kali.

Haha, sudah gila ya! Tutup bajumu!

“ Haha, ia sayang terimakasih atas

kesempatannya.  Sekarang tutup tubuh

sempurnamu itu, nanti kamu kedinginan.” Daniah memukul tangannya sendiri,

terdengar suara yang cukup keras. Walaupun masih terdengar manusiawi, diapun

tidak terlihat kesakitan. “ Aku akan berhati-hati kedepannya, supaya tangan ini

tidak melakukan kesalahan.”

“ Hei, kenapa kau memukul

tanganmu.” Membuka belt pengaman yang sudah terpasang. Berlutut di samping Daniah,

meraih tangan istrinya. “ Kau tidak terlukakan? Kenapa memukul tanganmu. Yang

salah itu Han. Kenapa dia diam saja kau menyentuhnya tadi. Seharusnya dia yang

menghindar.” Mencium tangan Daniah beberapa kali.

Yang disebut-sebut hanya mengeleng dan berdecak dalam hati di kursi belakang.

“ Sayang, aku tidak apa-apa.”

Jangan gila begini kumohon, lagipula aku hanya memukul tanganku sedikit.

“ Jangan lakukan lagi.” Saga

mengucapkannya dengan tegas. Sambil mengengam erat tangan istrinya.

“ Ia.ia.” Kumohon sudahi drama ini

tuan Saga. Kau membuatku merinding.

“ Kedepannya jangan pernah

menyakiti dirimu sendiri.” Saga meraih dagu istrinya. “Aku tidak rela.” Masih duduk

berjongkok di tempatnya.

Jangan pernah tersakiti oleh

siapapun, bahkan oleh dirimu sendiri. Untuk apa aku ada di sampingmu dan

mencintaimu kalau kau masih tersakiti. Saga menarik tangan Daniah meminta

kepastian ulang.

“ Ia sayang. Aku akan sangat

berhati-hati kedepannya.” Saga bangun setelah merasa yakin, dia kembali ke tempat

duduknya setelahnya seorang pilot mendekat,  mengatakan pesawat akan segera Lepas landas. Han

kembali  mendekat dan  memakaikan belt pengaman di kursi Saga.

Setelahnya menepuk bahu pilot yang terlihat masih cukup muda itu.

“ Apa kau baik-baik saja? Simpan

yang kau lihat hari ini untuk dirimu sendiri.” Berulang Han menepuk bahu sang

pilot sambil mengantarnya ke tempat tugasnya. Memberi penegasan, kalau apa yang dia katakan bukan sekedar main-main.

“ Baik tuan.”

Bagaimana sekertaris Han bisa tahu

yang kupikirkan.

Sang pilot tadi termangu cukup lama melihat

semua kejadian yang berlangsung. Hanya wajah binggungnya yang terlihat  mencerna kejadian tidak masuk akal di depannya.

Apa dia benar-benar tuan Saga?

Untuk pertama kalinya sejak banyak penerbangan yang ia lakukan bersama Antarna

Group untuk pertama kalinya dia melihat presdir Antarna Group itu bersikap

layaknya manusia normal.

Jadi dia ini Daniah, wanita paling

beruntung di negri ini yang mendapat pengakuan cinta tuan Saga. Hemm terlihat

biasa. Hemm tapi cukup manis juga. Dan ya Tuhan, bagaimana dia bisa membuat

tuan Saga berlutut di dekat kursinya seperti itu.

Dia ingin berbagi dengan teman di sebelahnya, tapi ucapan sekertaris Han langsung menampar wajahnya keras. Hingga dia hanya tersenyum mengingat kejadian dimana tuan Saga mencium tangan istrinya sambil berlutut tadi.

Sementara itu dibagian penumpang,  “ Han. Hati-hatilah, aku

mengawasimu.” Saat Han berjalan melewati kursi Saga.

“ Saya yang salah tuan muda, saya akan berhati

hati kedepannya.”

Padahal saya tidak melakukan

apa-apa. Nona, berhati-hatilah dengan tangan anda mulai sekarang. Melirik

Daniah.

Apa! Tuan Saga yang aneh! Kenapa

protes padaku.

Daniah tak kalah melotot. Rasanya ingin memukul bahun Han lagi.

Tapi ultimatum itu seperti hantu yang akan terngiang dipikiran Daniah selamanya.

Bersambung