Chapter 107 Danau Hijau (Part 2)

Saga mendesah kesal.

Tempat duduknya tepat berada di

samping Helena. Kursi kehormatan yang sudah di siapkan hanya untuknya. Helen

tersenyum sangat puas hari ini. Senyumnya terkembang jauh lebih sumringah dari

biasanya. Apa lagi ketika kamera tv menyorotnya juga. Karena dia tepat

bersebelahan dengan Saga. Dia memang terlihat sangat cantik. Rambut lurusnya

tampak hitam berkilau, semakin terlihat sempurna ketika dia duduk bersebelahan

dengan Saga.

Bagi Helen acara peresmian danau

hijau adalah upayanya yang terakhir untuk dekat dengan Saga. Dia akan memakai

simpati publik untuk mengiring opini. Keberadaan cinta pertama yang menjadikan

Saga memilih danau hijau dan mengelontorkan dana yang tidak sedikit. Di buat

jadi bahan artikel sedikit saja oleh media akan membuatnya berada dia atas

angin. Dia akan datang pada saga dan berlutut di kakinya nanti, memohon dia

untuk dimaafkan. Begitulah kira-kira rencana matang yang sudah dia susun.

Dia mendekati EO acara dengan

memakai nama Saga. Helena tersenyum penuh kemenangan saat matanya bertemu

dengan pandangan kesal sekertaris Han.  Dia tidak tahu apa-apa. Karena semua rencana

matang Helena sudah tercium Han sejak awal.

Tepuk tangan fokus ke atas

panggung. Seorang selebriti yang biasanya menjadi mc acara tv nasional sudah

naik ke atas panggung. Dengan setelan jas formal, serta di temani wanita yang

angun dan sangat cantik dalam balutan pakaian yang senada.

Kedatangan Saga membuat acara

hiburan di hentikan untuk sementara.

“ Selamat datang kepada  tamu kehormatan kita semua tuan Saga Rahardian

Wijaya, terimakasih  sudah meluangkan

waktu berharganya untuk datang dalam peresmian. Kami di sini dengan bangga

mewakili seluruh warga kota sangat berterimakasih, karena mendapatkan hadiah

luar biasa berupa danau hijau  yang indah

ini.” Tepuk tangan membahana. “ Danau hijau adalah dedikasi Antarna group

kepada masyarakat. Sebagai wujud kesuksesan dan dukungan masyarakat untuk Antarna

Group dalam setiap lini usahanya. Mari kita beri tepuk tangan dan ucapan

terimakasih kita semua untuk presdir Antarna Group. Silahkan maju ke podium

tuan Saga Rahardian Wijaya.”

Tepuk tangan membahana. Sorot kamera

mengikuti setiap langkah saga. Dia meninggalkan kursinya, berjalan dengan penuh

pesona naik ke atas podium.

Sementara di kursinya Helena

gemetar memegang tangannya. Kenapa namanya sama sekali tidak di singgung.

Padahal dia jelas-jelas sudah memberikan informasi tentang dirinya pada EO

acara. Bahwa Saga memilih tempat ini karena kenangan mereka. Wajahnya mulai

pias, ketika pandangannya bertemu dengan sekertaris Han. Laki-laki itu

tersenyum tipis lalu memalingkan wajah menuju podium.

Helena hanya menjadi pemanis dan

tamu undangan yang bahkan namanya tidak ada dalam daftar ucapan terimakasih.

Tempat duduknya yang berada di depan di samping Saga bukan karena prestasi dan

pencapaiannyaa. Tapi karena campur tangan Han.

Tapi kenapa? Jelas-jelas aku

melihat wartawan berbisik saat melihatku tadi. Mereka juga menyapaku dengan

ramah. Walaupun memang tidak menanyakan apapun. Tapi kenapa? Aku bahkan sudah

membocorkan semua informasi penting tentang hubunganku dan Saga.

Sambil mencoba menenangkan dirinya,

dengan tangan gemetar dia memeriksa hpnya. Memeriksa berita yang sedang

tranding. Namanya sama sekali tidak ada. Hanya ada Antarna Group dan danau

hijau.

Sial kemana wartawan sialan itu.

Sudah menerima uangku tapi dia tidak menulis artikel apapun.

Pandangannya beralih menatap

podium. Di sana Saga yang akan selalu mencuri perhatian dimanapun dia berada.

Sangat tampan, sangat percaya diri dan sangat mempesona. Semua hal indah yang

selalu jadi miliknya.

Saga sudah berada di atas podium,

suasana menjadi lengang, tercipta dengan sendirinya. Semua orang terdiam,

tersihir dengan keberadaan Saga. Mereka semua ingin mendengar kata-kata indah

apa yang akan di sampaikan oleh orang paling berjasa dalam pembangunan tempat

ini. Oleh presdir Antarna Group, yang mungkin selama ini hanya mereka dengar

namanya. Mereka lihat dalam berita-berita bisnis di tv atau di internet.

“ Selamat siang semuanya?” suaranya

yang ringan namun terdengar dengan sangat jelas. “ Terimakasih untuk kalian

semua yang sudah hadir pada hari ini, dan juga membantu proyek Antarna Group,

sehingga semua bisa berjalan tepat waktu tanpa ada kekurangan..” Dia turun dari

podium, menundukan kepalanya kepada semua lapisan masyarakat yang ada.

Semua orang menyambut dengan tepuk

tangan yang meriah.

“ Antarna Group bukanlah apa-apa

tanpa dukungan dari kalian semua. Terimakasih atas ketulusan dan cinta

masyarakat untuk mendukung kami selama ini. Danau hijau adalah tempat yang

sangat indah, apalagi matahari terbit yang di lihat dari kursi itu.” Saga

menunjuk kursi putih agak jauh dari panggung, ahh, itu tempat Daniah memakinya

dulu. “ Aku akan mengajak istriku untuk menikmati matahari terbit di tempat

ini, jadi aku harap kalian semuapun bisa menikmati tempat ini dengan bahagia.

Dengan ini aku menyatakan tempat ini terbuka untuk umum. Nikmati dan jaga agar

tetap seperti ini sampai kapanpun.” Tepuk tangan membahana lagi.

Sambutan singkat yang sama sekali

tidak menunjukan apa-apa. tidak menunjukan bahwa dia orang hebat yang berjasa,

atau tidak menunjukan bahwa Antarna Group adalah kerajaan bisnis raksasa yang

bisa melakukan apapun, dia hanya memberi satu info dalam sambutannya. Dia mencintai

istrinya, melebihi kenangan bersama mantannya.

Sorot kamera masih mengantarnya

sampai ke tempat duduknya. Senyum di wajah Helena sudah tengelam sedari tadi.

Dia tidak perduli kamera tv yang mengambil gambarnya.

“ Kenapa? Kenapa kamu jahat sekali

Saga.” Lirih. Dia menundukan kepalanya. “ Apa kau tidak ingat sepenting apa

tempat ini bagi kita?”

“ Hentikan! Aku tidak mau mendengar

apapun darimu. Kalau kau tidak mau malu karena Han menyeretmu dari tempat ini.

Duduk dan tersenyum saja seperti tadi sampai acara selesai.” Saga bicara tanpa

menoleh pada Helen.

Sampai acara selesai tidak ada yang

menyebut nama Helena. Bahkan realese yang diberikan kepada media tidak ada yang

menyinggung sedikitpun tentang kisah masa lalu pertemuan Saga dan Helena di

danau hijau. Cerita kehidupannya seperti tak pernah ada. Bahkan dia

meninggalkan acara sebelum berakhir. Dia menangis sepanjang jalan menuju

mobilnya terparkir. Semua cerita tentangnya sudah rampung.

Di dalam mobil dia menelfon

seseorang. Noah, satu-satunya orang yang bisa dia pakai untuk bersandarpun

tidak bisa dihubungi. Dia membanting hpnya kesal, lalu memutar kemudi keluar

dari keramaian. Helen menepikan kendaraaanya. Mengambil kembali hp yang dia

banting tadi. Menelfon. Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.

“ Sial, kemana dia. Padahal aku

sudah membayarnya untuk menulis artikel. Tapi tidak ada berita sama sekali

tentangku.”

Gadis itu benar-benar sudah kalah.

Di kamar hotel presidential suite

room

Saga menendang kaki Han keras. Laki-laki

itu hanya meringis sedikit. Menahan agar dia tetap berdiri di posisinya. “ Kau

mau mati ya! Kenapa membiarkan Ele datang hari ini?” Lalu mencengkram jas yang

di pakai sekertaris Han. Mendorongnya sampai dia terjerembah ke belakang. “Kau

tidak mungkin tidak tahu kalau dia datangkan?” berteriak dengan keras.

Sudah sekian lama dari sejak

terakhir kalinya dia berteriak pada Han, kecewa dengan hasil pekerjaan Han.

“ Maafkan saya tuan muda.” Bangun

dari posisinya terduduk,  lalu menuju

sofa, menepuk sofa dengan tangannya. “ Duduklah! Anda mau minum apa?” Saga

hanya mendesah. Tapi dia duduk di tempat Han menepukan tangannya tadi. Han

meninggalkannya, membuka kulkas. Mengambil sebotol air dingin. Dia membukakan

tutup botolnya, lalu menyerahkan pada Saga. “ Silahkan tuan muda.” Saga sudah

duduk bersandar di sofa. Memandang sekertarisnya itu.

Cih

Dia menyambar botol, meminum hampir

separuh, lalu menyerahkan botol kembali ketangan Han.

“ Duduklah! Biar aku dengar  apa rencanamu?” Suaranya masih sangat kesal,

ingin menhancurkan Han dengan tangannya.

“ Terimakasih tuan muda.” Han duduk

dengan tenang lalu mulai menjelaskan. Begitulah dia, dia bahkan tidak akan

merubah air mukanya hanya karena mendapati kemarahan Saga.

Perihal kedatangan Helena ke

peresmian danau hijau. Han tahu kalau Helena akan memakai simpati publik untuk

mengulirkan isu tentang cinta pertamaa tuan Saga. Dia mendekati EO acara secara

probadi, sampai membeberkan siapa dirinya dan kedekaatannya dengan Saga.

Meminta seorang wartawan media online untuk menuliskan artikel pada saat

peresmian acara. Han tahu semua itu. Tapi dia membiarkan Helen berada di atas

angin dengan mendapat undangan resmi acara hari ini. Begitu pula tempat duduk

yaang juga berdekatan.

“ Saya ingin menunjukan padanya

kalau dia sudah berakhir. Bahwa anda sama sekali tidak memiliki emosi kenangaan

apapun tentang  danau hijau, selain ini

adalah wujud bakti Antarna Group pada masyarakat. Walaupun dia ada di samping

ada tapi dia seperti orang asing yang tidak di kenali. Saya rasa itu akan jadi

pukulan telak yang membuatnya tidak menggangu anda lagi. Baik melalui Noah, ibu

anda atau nona Daniah.”

Saga mendesah, menyandarkan kepala

di sofa. Tapi sebentar saja senyum tipis muncul. Dia bahkan mengacak rambutnya

dengan kedua tangan. Lalu selang tidak lama sudah terdengar tawa dari bibirnya.

Sepertinya dia senang dengan penjelasan Han.

Seharusnya aku tahu kau tidak

sebodoh itu.

“ Dan saya ingin anda melihat

bagaimana reaksi nona Daniah setelah anda bersama dengan Helen hari ini.”

“ Kau mau mati?” Gusar lagi.

Apalagi saat Han membawa-bawa nama Daniah.

“ Tidak tuan muda. Kalau nona

menunjukan perasaannya dia pasti akan cemburu nanti. Saat anda pulang dia pasti

akan sangat kesal pada anda. Anda tidak perlu marah dengan reaksi nona yang

seperti itu.”

Karena itu rencana gampangnya. saya sudah lelah dengan gengsi anda dan kebodohan nona muda. kalau kalian sudah menunjukan kecemburuan masing-masing tinggal menyatakan perasaan. gampangkan, semua akan hidup damai kembali.

“ Kau benar-benar mau mati ya.

Semalam aku sudah bertengkar dengannya.” Mengeram kesal, bahkan menendang sofa

yang di duduki Han.

“ Kalau nona cemburu, berarti dia

sudah membuka hatinya untuk andakan. Saya akan menyiapkan pesta kejutan setelah

ini. Anda bisa menyatakan perasaan anda yang sebenarnya padanya.”

Eh, benarkah?

Saga terlihat berfikir. Cemburu?

Benar, jelas-jelas selama ini cuma dia yang menunjukan perasaannya pada Daniah.

Walaupun gadis itu dengan bodohnya tidak pernah menyadari perasaannya. Dia

ingin melihat Daniah cemburu. Kalau perlu dia ingin membuat istrinya itu

menangis kesal.

Saga senang dengan rencana ini. Dia

menunjuk kaki Han dengan ekor matanya. “Sakit?” Han meraba kakinya. lalu mengelengkan kepala.

“ Tidak tuan muda.”

“ Maaf.” lirih. menepuk bahu Han. " Aku tahu kamu tidak akan pernah mengecewakanku."

“ Anda tidak perlu minta maaf. Saya

yang harusnya minta maaf karena sudah membuat anda tidak nyaman.”

Saga masih menepuk bahu Han, menunjukan sikap terimakasihnya. karena Han selalu tahu apa yang ia inginkan. selalu berada di sampingnya dulu, sekarang atau sampai nanti juga.

“ Baiklah, aku mau mandi.” bangun dari duduk. " Kita selesaikan malam ini, lalu pulang. aku ingin bertemu Daniah dan melihat wajah cemburunya."

Eh, semoga anda benar-benar cemburu nona. kalau tidak habislah aku.

Pesta kedua akan kembali

berlangsung. Dengan para pejabat kota, petinggi perusahaan dan orang-orang yang akan silih berganti menyapa dan menjilat jika ada kesempatan.

BERSAMBUNG