Chapter 69 Sehari bersama Raksa (Part 2)

Alih-alih meladeni Raksa untuk memanggil taksi online, Daniah menarik tangan adiknya menuju area parkir  tamu kampus. lalu dia mengeluarkan kunci mobil, terdengar suara kunci terbuka.  Raksa mematung di depan mobil Daniah. Tidak percaya. Dia melihat mobil dan Daniah bergantian.

“ Ini mobil kak Niah?”

“ Hehe, ayo masuk.” Mendorong adiknya yang masih tidak

percaya. Dia menurut dan masuk ke dalam mobil. “ Ini hadiah dari tuan Saga

katanya matanya sakit kalau melihatku naik ojek. Dia gak mau ada ojek masuk

di halaman rumahnya.”

“ Hah!”

Memang alasan begitu masuk akal apa? Raksa binggung, lebih

binggung lagi kenapa Daniah tidak merasa aneh dengan alasan itu.

“ Sudahlah, jangan dipikirkan. Tuan Saga itu tidak bisa

dijangkau dengan akal manusia normal seperti kita. Jangan membahas namanya

lagi. Aku ingin bermain hari ini denganmu dan melupakan dia sejenak.”

Mobil melaju kembali melewati gerbang universitas. meninggalkan momen makan siang yang menyenangkan, makanannya enak dan pemandangannya bagus. sungguh makan siang yang sempurna.

Setelah lebih dari setengah jam, karena terjebak macet dibeberapa titik.

Sampailah mobil di area parkir sebuah mall ternama dikota ini. Lagi-lagi

Daniah hanya memicingkan mata, sedikit kesal, ketika melihat logo besar milik

Antarna Group di dekat pintu masuk mall.

Dia sebenarnya sekaya apa si, sampai punya mall juga. Kenapa

harus mall ini lagi, inikan tempat kesukaanku.

Daniah mengandeng adiknya. Menyusuri beberapa toko yang

ramai pengunjung. Dia menarik lengan Raksa memasuki toko sepatu.

“ Kitakan cuma mau cari kado ayah kak, kenapa ke sini?”

“ Mau membelikanmu hadiah.” Daniah tertawa, mendorong tubuh

adiknya yang awalnya menolak masuk.

“ Tapi kak.” Masih menolak, karena sepertinya ini terlalu berlebihan. Raksa tahu, bagaimana usaha Daniah bekerja keras mengumpulkan uang dari usaha toko onlinenya. Jadi berbeda dengan kakaknya Risya yang terkadang tidak tahu malu meminta uang pada Daniah, dia selalu berusaha menahan diri, walaupun terkadang Daniah selalu memberinya uang tanpa dia perlu meminta.

“ Sudah Ayo.”

Daniah membantu Raksa memilih sepatu, tas dan beberaapa baju

yang bisa dia pakai untuk magang nanti. Pakaian formal dan sepatu formal.

“ Kamukan mau magang, anggap ini hadiah keberhasilanmu

magang di Antarna Group.”

Masuk dari satu toko ke toko yang lain. Daniahpun membeli

beberapa pakaian untuknya sendiri. Dan juga memilih satu setel baju cantik

untuk dia berikan pada Maya. Temannya yang bekerja sebagai pelayan di rumah tuan

Saga.

“ Kak Niah, benar ini gak papa?”

Daniah tertawa, menarik tangan adiknya menuju arena bermain.

Seperti sepasang kekasih mereka tertawa dan bermain sampai puas disana. Daniah

melepaskan semua stress dan juga rasa tertekannya. Dia tertawa dan

bersenang-senang, sejenak lupa siapa dirinya.

Biarkan aku bersenang-senang hari ini sampai puas. Aku ingin

menikmati hari ini tampa berfikir harus kembali ke rumah besar itu. Daniah kapan

lagikan begini.

Mereka masuk kedalam toko asesoris. Daniah membeli beberapa

ikat rambut ntuk mengikat rambutnya kalau di rumah. Membeli beberapa jepit. Lalu

sambil melihat-lihat dia menempukan benda lucu di etalase.

“ Apa ini? "Tanyanya pada pelayan toko

“ Ini asesori couple untuk hp kak.”

Pelayan tadi memberi contoh bagaimana memakainya. Menyala

kalau dua buah hape saling berdekatan. Seperti menemukan benda paling lucu

di toko ini Daniah memilih dengan antusias. Dia membelikan sepasang untuk

Raksa, dan sepasang untuknya.

“ Berikan pada pacarmu. Hehe lucukan.”

Raksa hanya mengeryit, bukannya ini terlalu kekanak-kanakan

pikirnya. Tapi biarlah demi melihat rasa senang di wajah Daniah dia menerima

hadiah itu dengan suka cita. Tapi tidak berjanji akan memakainya. Dalam hati tapi ya, dia mengucapkan janjinya.

Keluar dari toko aksesoris baru menyadari. Dari semua tas

yang mereka jinjing belum ada hadiah untuk ayah.

“ Gimana si dek, kita malah lupa tujuan kita ke sini.”

“ Haha, benar, mungkin karena kita gak benar-benar sayang

sama ayah.”

“ Huss, gak boleh bilang begitu. Ayo jalan, kamu mau beliin

ayah apa? Gimana kalau kita lihat jam tangan.”

“ Jangan kak, jam tangankan mahal. Gimana kalau kita belikan

ayah baju saja.” Raksa menunjuk semua tas yang dia pegang, pasti uang yang dikeluarkan Daniah tidaklah sedikit.

“ Dia pasti mencelaku nanti, sudahlah, belikan dia barang

yang paling mahal yang ada di toko. Kitakan pakai uang tuan Saga.” Tertawa puas sekali, bagaimana tidak, dia membayangkan menghabiskan gajinya selama menjadi pembantu berkedok istri. menghabiskannya bersama Raksa ternyata benar-benar bisa memperbaiki moodnya.

Daniah menarik tangan adiknya bergegas, lupa sudah dengan

penjelasan sekertaris Han pada saat memberikan kartu. Kalau tuan Saga bisa saja

meminta pertanggungjawabannya untuk apa kartu dipakai.

Sementara itu ditempat yang tidak jauh dari mereka berdiri,

seorang wanita anggun dengan rambut terurai yang cantik dan jatuh di punggungnya

terlihat tersenyum senang. Dia sudah mengambil foto yang bisa dia pakai untuk

rencananya nanti.

“ Huh! Ternyata Daniah tidak sepolos itu ya. Dia bahkan

tidak berbeda denganku.” Lalu dia beranjaak pergi mengengam hp di tanganya. “

Aku bisa mendapatkan Saga kembali dengan cara inikan. Aku hanya perlu menangis

lebih keras lagi.”

Begitulah dia, Helena masih sangat terlalu percaya diri.

Kalau dua tahun tidak merubah apapun dari Saga.

BERSAMBUNG....................