Chapter 65 Malam pertama

Daniah berjalan perlahan menuju tempat tidur. Sehabis mengatakan

kata naik tidak terdengar suara apapun. Sagapun sudah tidur di bawah selimut.

Jangan bicara apapun sekarang, cukup lakukan yang dia

katakaan. Aku yakin dia hanya mengertak. Dia tidak mungkin memintaku tidur

bersama. Meniduriku maksudnya. Jelas-jelas dia tidak menyukaiku. Baik,

pelan-pelan Daniah. Jangan membuat suara menggangu. Sebentar lagi dia juga tidur

seperti biasanya. Aku hanya perlu menahan nafas sampai dia tidur.

“ Kau lupa apa yang kukatakan tadi.” Saat Daniah sudah

terbaring di tempat tidur. Saga menendang selimut sampai benda itu terongok

di lantai. Sekarang Kaki kanan Saga sudah naik ke atas kaki Daniah, menindihnya.

“ Akukan bilang akan mencabik-cabik habis dirimu. Apa kau sudah siap.”

Sudah tidak tahu sepucat apa sekarang wajah Daniah,

tangannya bergetar berpegang pada pinggir tempat tidur. Berusaha mengerakan

kakinya agar leluasa menyingkir. Tenaganya kalah jauh. Kaki panjang milik Saga

bahkan tidak bergeser sedikitpun. Semakin dia berusaha mengerakan kaki, semakin

kuat kaki laki-laki itu menekannya.

“ Suamiku, maafkan saya. Maafkan kesalahan saya.” Daniah

berusaha mengeluarkan kalimat menghiba, yang terdengar sangat tulus. Kemampuan

aktingnya makin hari memang semakin membaik. “ Saya salah sudah bertemu dengan

Helena, padahal anda masih belum memaafkannya. Dan saya lancang berfikir untuk

mempertemukan anda kembali dengannya.”

Saga mengeram kesal, sekarang tangannya malah melingkar ditubuh

Daniah. Memeluk gadis itu. Daniah semakin menciut ketakutan.

“ Kenapa membahas Ele lagi?” bergumam di dekat telinga

Daniah.

“ Karena anda masih mencintai Helen, makanya saya berfikir”

terbata, suara Daniah tertahan ketika Saga mencengkram lehernya. Semakin lama

semakin kuat, Daniah mulai tersengal. Dia terbatuk berulang setelah Saga

melepaskan tangannya.

“ Jangan menyebut namanya dengan mulutmu lagi, aku akan menghukummu untuk itu!”

“ Ba.. hemm. Hemm.” Daniah membuka mulutnya karena intuisi

untuk menyelamatkan diri. Bibir lembut Saga menyatu dengan miliknya. Tapi,

kenapa dia melakukannya dengan sangat lembut. Padahal diakan sedang kesal. begitu yang sepintas terpikir di kepala Daniah.

Dia bahkan mencekikku barusan karena aku menyebut nama Helen. Tapi dia menciumku dengan sangat lembut.

Menarik nafas sebentar, lalu Saga kembali melancarkan serangan

ciuman yang keduanya, kali ini lebih lama dan dalam.

“ Su.. suamiku”

Ini salahkan, ini salahkan. Aku tidak harus tidur dengannyakan.

Bibir Saga mulai menelurusi telinga, leher, dan bahu Daniah.

Kecupan lembut mengalirkan semua perasaannya yang sebenarnya. Tapi tidak dengan

Daniah. Gadis itu memejamkam mata, mengigit bibirnya kelu, mencengkram seprei.

“ Suamiku, maafkan

saya.” Masih berusaha menyelamatkan diri. Saga masih menelusuri lekukan tubuh

Daniah. “ bukankah anda bilang tidak menyukai saya karena saya jelek dan

kampungan.”

“ Hemmm” tidak menghentikan aktivitas bibirnya.

Lihatkan, kamu mengakui kalau aku memang tidak sesuai

seleramu. Kenapa masih melakukan ini.

“ Dan agar saya cukup tahu diri untuk tidak mengharapkan

bisa melayani anda sebagai istri di tempat tidur.”

“ Hemm.”

Bagaimana ini, tangannya mulai tidak bisa dikondisikan. Sudah

masuk ke dalam bajuku.

“ Kenapa sekarang anda.” Jemari Saga menutup bibir Daniah

yang mau bicara lagi.

“ Apa kau lupa dengan aturan utama yang kamu tanda tangani

denganku. Aku adalah aturan hidup yang harus kamu patuhi. Kalau aku bilang kamu

jelek artinya apa.”

“ Saya jelek.” Menjawab lirih, masih sambil memalingkan

wajah.

“ Kalau aku bilang aku mau tidur denganmu artinya apa?”

“ Saya akan tidur dengan anda.”

Kecupan lembut di leher Daniah lagi. setelah mendengar jawaban Daniah.

Apa ini, kenapa dia melakukannya dengan sangat lembut. Dia

bilangkan ingin mencabik-cabikku. Apa memang seperti ini yang namanya

mencabik-cabik.

“ Aaaaaa, sakit.” Erang Daniah.

Aku bakar kata-kataku tadi. Dia menggigit bahuku.

“ Suamiku.” Daniah berusaha mengerakan tubuh, melepaskan

diri perlahan dari cengkraman harimau di sampingnya. “Andakan harus tidur dengan

wanita yang anda cintai. Silahkan hukum saya apapun, saya mengaku bersalah.”

“ Jadi kamu menolak tidur denganku?” Saga mendesah, suaranya

sudah terdengar sangat kesal. Dia menghentikan kecupan lembut di leher Daniah, mengangkat

kakinya. Saga mengeser tubuhnya

kembali ke posisi biasanya dia tidur. Mengumpat kesal. “ Aku tidak pernah

memaksa perempuan untuk melayaniku. Pergilah kalau kamu tidak mau tidur

denganku!” suaranya terdengar sangat kesal, tapi ntah kenapa seperti angin

surga bagi Daniah.

Syukurlah, aku selamatkan! Walaupun dia marah dan akan

menghukumku dengan cara yang lain. Tapi bukankah lebih baik, daripada ini.

Daniah bernafas lega. Dia menarik nafas pelan, sambil

menurunkan kakinya dari atas tempat tidur. Dia sudah menyinggung Saga, kalau dia

masih tidur satu tempat tidur dengannya bukankah itu tidak tahu malu namannya.

“ Pergilah, dan lihat bagaimana aku menghancurkan semua

keluargamu tanpa sisa!”

Deg, Daniah yang sudah berdiri tiga langkah dari tempat

tidur membeku. Dia tidak punya keberanian untuk bergerak lagi.

Kalau aku tidak bisa membuatmu berada di sisiku karena kau

mencintaiku, maka aku akan memaksamu berada di sampingku dan belajar

mencintaiku. Biarkan aku yang mencintaimu duluan sekarang.

“ Pergi sana! Enyah dari hadapanku!” Seharusnya Daniah pergi

dan tak perlu memikirkan apapun kalau dia mau selamat, tapi sekali lagi dia

harus menyerah, karena hal konyol melindungi keluarga.

Daniah membalikan badan, berjalan pelan menuju tempat tidur,

dia naik duduk bersimbuh di samping Saga yang duduk bersandar sambil menekuk

kakinya. Nafasnya masih berhembus pendek, dia masih sangat kesal. Begitu yang

diraba Daniah.

“ Maafkan saya suamiku.”

“ Pergi sana! Aku sudah tidak berselera lagi.” Menendang lutut Daniah dengan mengeser kakinya.

“ Maafkan saya suamiku, saya salah, maafkan saya.”

“ Aku tidak pernah memaksa perempuan melayaniku.”

Kurang ajar! Aku bahkan harus memaksaku menoleh padaku.

“ Saya tidak dipaksa sama sekali, saya melakukannya karena

senang. Bukankah anda tahu kalau ini yang saya impikan ketika menjadi istri

anda. Bisa tidur bersama anda.”

Lupakan harga diri, kalau aku masih hidup besok itu sudah

keberuntungan. Memohonlah Daniah. Kau sudah tidak punya apa-apa, bahkan dari

awal ketika menandatangani kontrak hidup dan mati dengan laki-laki ini.

“ Keluar kau!”

“ Tidak suamiku.” Daniah meraih tubuh Saga dan memeluknya.

Wajahnya terbenam di dada Saga. “Saya yang mengginkannya, saya yang ingin

bersama anda. Anda tidak memaksa saya. Saya mohon jangan buang saya.”

Dan pada akhirnya aku yang memohon. Hal yang paling gila

yang aku lakukan dalam hidupku adalah memohon untuk ditiduri laki-laki ini.

“ Wah, wah, beraninya memeluku.”

“ Maafkan saya.” Daniah yang sudah mau melepaskan tangannya

malah ditahan. Sekarang Sagalah yang memeluknya dengan erat. Mulai menyusuri

setiap bagaian lekuk leher Daniah dengan bibirnya. Kecupan keras sampai membuat

Daniah merintih membekas tanda merah.

“ Kau menyukainya. Ini stempel kepemilikan, kamu tahu

artinya?”

“ Ia saya menyukainya.”

Aku pasti sudah gila.

" Malam ini walaupun kau merintih kesakitan aku tidak akan melepaskanmu." Saga berbisik ditelinga Daniah. Gadis ini mencengkram seprei tempat tidur.

Malam yang panjang baru saja dimulai....

BERSAMBUNG