Chapter 49 Makan malam (Part 2)

Formasi makan malam hari ini

berubah. Ibu mengeser tempat duduknya supaya Helena bisa berdekatan dengan kursi

Saga. Selepas keluar dari ruangan kerja Saga tidak bicara apapun, Helena hanya

mengikutinya dari belakang. Juga tidak bicara kecuali dengan ibu dan adik ipar.

Daniah berusaha menebak lewat sorot mata laki-laki itu, tapi sial, dia

benar-benar susah dicari tahu isi hatinya.

Daniah yang sudah mau mengambilkan

lauk, mengantung sendoknya tepat di depan piring Saga. Helena sudah lebih

cepat, dia sudah meletakan lauk dan sayur ke dalam piring Saga. Ibu tersenyum

senang dan menepuk bahunya.

“ Ayo Helen juga makan yang

banyak.” Tersenyum seperti memenangkan hadiah lotre undian pertama. Begitu juga

Helena, tersenyum malu-malu.

Daniah meletakan lauk yang tadi

akan ia letakan di piring Saga ke piringnya sendiri. Lalu mulai makan.

Kenapa aku sekarang berfikir Helena

agak sedikit jahat ya. Baiklah, dia memang wanita yang dicintai Tuan Saga. Tapi

bukankah aku ini istrinya, ya, istri yang cuma seperti pembantu si. Tapi paling

tidak bukankah dia seharusnya sedikit saja berempati padaku. Aku ada

di hadapannya lho.

“ Hei.”

“ Ia suamiku.” Terkejut karena sedang memikirkan banyak hal.

“ Ambilkan ikan pedas.” Saga menunjuk piring ikan pedas yang ada di depannya.

“ Biar aku yang ambilkan.” Helen

sudah menyentuh sendok di piring ikan pedas. Tangannya terhenti ketika Saga

bicara lagi.

“ Tidak dengar aku menyuruhmu apa?” Saga menatap Daniah.

“ Eh, ia.”

Helena melepaskan sendok di piring

ikan pedas. Lalu dengan tertunduk ia menghabiskan makanannya lagi. Ibu dan adik

ipar saling lirik, tapi menahan diri untuk bicara. Mereka tentu mencari

keselamaatan diri masing-masing. Daniah mengambilkan lauk yang diminta.

Perasaannya sedikit merasa tidak enak.

Aku bukannya mau mengambil

kesempatan Helena, tapi dia yang menyuruh, kalau aku tidak menurutinya aku yang

mati. Maafkan aku ya.

Mereka sejenak makan dalam pikiran masing-masing.

Sial! Lihat dia masih bisa

tersenyum. Padahal aku membawa wanita lain masuk ke ruang kerjaku. Jangankan

cemburu sepertinya dia sama sekali tidak sedih. Sialnya kenapa ini membuatku

semakin kesal saja. Saga

Kenapa tuan Saga begitu ya? Apa dia

sedang membalas kepergian Helena. Cih, pendendam sekali. Seharusnya kau

memperlakukannya dengan baik, jelas-jelas masih suka. Apa dia ingin Helena

berlutut dan memohon. Benar-benar, waktu itu akukan berlutut sambil mencengkram

kakinya. Apa perlu kuberitahu Helena. Walaupun sepertinya dia bukan gadis

seperti malaikat hatinya, tapi akukan harus baikin dia untuk menjalankan misi.

Daniah

Saga aku akan kembali merebutmu.

Coba lihat gadis ini, benar-benar bukan seleramukan, kamu menikahinya memang

hanya untuk membalasku. Helena

Ibu memecah kesunyian.

“ Saga, Helen boleh menginapkan?”

“ Ibu saya pulang.” Helena

menyentuh lengan ibu. Karena sepertinya akan memalukan kalau sampai Saga

menolak.

“ Terserah.” Saga meletakan

sendoknya, menatap Daniah yang masih mengunyah dan belum selesai makan. “ Ikut

aku!”

Daniah sudah panik sendiri, dia

melihat semua orang yang ada di meja makan. Sambil mengangkat bahu. “hehe, maaf

saya permisi dulu. Selamat malam semuanya.” Dia bangun lalu menyusul Saga yang

sudah menaiki tangga. “ Padahal aku belum selesai makan.”

Di meja makan, Helena menitikan

airmata setelah Saga pergi meninggalkannya.

“ Maaf ya bu, aku membuat semua

jadi canggung.” Gadis itu mengusap airmatanya.

“ Helen, berusahalah lebih keras.

Kamu tahukan kalau Saga masih sangat mencintaimu. Dia hanya sedang marah

memohonlah.” Ibu menepuk bahu gadis itu agar lebih kuat.

“ Benar kak, kak Saga masih sangat mencintai kak Helen.” Sofia menimpali.

“ Kalau tidak , gak mungkinkan Danau hijau dibangun seperti sekarang.” Jenika juga mencoba menghibur.

“ Kak Helen lihat beritanyakan, gimana danau hijau sekarang.”

“ Benar Helen. Berusahalah, memohonlah padanya. Kalau perlu berlututlah di kakinya supaya dia mau

memaafkanmu.”

Helena jemarinya dibawah

meja. Benarkah dia memang masih punya kesempatan untuk kembali merebut hati

Saga.

Dengan wajah kemenangan dia masuk

ke dalam ruangan kerja Saga, tadi dia sempat melihat wajah terkejut Daniah. “

Apa kau pikir dengan wajah seperti itu bisa mengalahkanku. “ Dia membawa nampan

berisi buah. Saga duduk di sofa yang ada di dekat rak buku. Terdiam.

“ Saga.” Helena meletakan nampan di

meja lalu duduk di samping Saga, dia melingkarkan tangannya di lengan laki-laki

itu.

“ Apa hanya ini cara yang bisa kau

pikirkan untuk dekat denganku lagi.” Sebenarnya dari cara bicaranya Saga masih

masuk kategori lembut.

“ Saga.” Gadis itu cukup tahu diri,

dia melepaskan tangannya. “ tidak bisakah kamu memaafkanku. Aku akan memohon

padamu.”

Saga mengambil sepotong buah lalu

memakannya. Mengambil lagi, lagi dan lagi. Dia hanya fokus makan belum bicara.

Sekarang dia sudah meletakan sendok.

“ Kau tahu apa kesalahanmu dua

tahun lalu?” Helena menundukan kepalanya. “ Kau pergi tanpa izin dariku.”

Lanjutan kalimatnya.

“ Kalau aku izin padamu, apa kamu

akan mengizinkan?” Helena jemarinya.

“ Tidak!”

“ Karena itu aku pergi tanpa

mengatakannya padamu, kalau aku mengatakanyapun kamu tidak akan mengizinkan.”

Menyentuh lengan Saga.

“ Itulah kesalahanmu, walaupun tahu

aku tidak mengizinkan, setidaknya cobalah memohon padaku.  Memohon padaku agar aku mengizinkanmu. Kamu tahukan, kalau dua tahun lalu aku adalah laki-laki yang akan melakukan apapun

untukmu. Aku akan memberikan apapun yang kamu mau, bahkan seluruh isi dunia

ini.”

“ Saga.” Helena mulai berlinang, tahu titik kesalahannya dimana. Kebodohannya.

“ Sekarangpun kamu tidak menyesalinyakan?” Saga melanjutkan kalimatnya, suaranya sudah terdengar dingin.

“ Saga, aku menyesalinya. Aku masih mencintaimu, sangat mencintaimu.”

“ Benarkah? Lalu cuma ini caramu

untuk memohon pengampunanku. Sepertinya kamu masih terlalu percaya diri ya.

Bahwa waktu dua tahun tidak mengubahku.”

Saga bangun dari duduk, namun

segera Helena meraih tangannya.

“ Saga.”

“ Memohonlah yang benar.”

Seperti terjatuh dari ketinggian Helena

mengepalkan tangannya, terguncang dengan kata-kata Saga. Kenapa dua tahun lalu

dia begitu bodoh. Bodoh sekali dirinya yang berfikir kalau dia kembali Saga

akan menyambutnya dengan hangat. Karena dulu dia tahu, bagaimana Saga

mencintainya.

BERSAMBUNG..........