Chapter 9 Pesta telah berakhir

Mobil memasuki pintu gerbang utama

yang sangat besar. Daniah melihat sekeliling. Taman yang ia lewati terang

berpendar, terkena sinar lampu-lampu taman. Dia bisa melihat beberapa penjaga

berdiri siaga. Melihat para penjaga itu terasa sudah mengikat seluruh tubuhnya.

Dia sudah kehilangan semua kebebasannya ketika mobil ini memasuki pelataran

halaman rumah.

Pelayan menyambutnya di depan pintu

masuk. Dia sendiri tidak melihat ibu atau kedua adik iparnya. Mungkin mereka

sudah pulang dan masuk ke kamar mereka masing-masing, atau melanjutkan pesta

di tempat lain seperti suaminya.

“ Selamat datang nona muda.” Mereka

menundukan kepala dan memberikan salam. “ Selamat atas pernikahannya.”

Lagi-lagi Daniah hanya bisa merasa tercengang.

Tolong jangan perlakukan aku seperti nona muda kalian. Aku hanyalah gadis penebus

hutang. Aku bahkan tidak memiliki kehormatan apa-apa. Posisi kalian jauh lebih

terhormat daripada aku.

“ Anda pasti lelah, saya akan menunjukan kamar anda.”

Seorang laki-laki menuntun Daniah

untuk mengikutinya. Gadis itu pun menurut di belakangnya. Menaiki tangga,

sampailah dia  di sebuah kamar.

“ Silahkan masuk, ini kamar anda dan tuan muda.”

Ragu, Daniah belum melangkahkan

kaki ke dalam pintu yang sudah terbuka. Tidak bisakah ia tinggal di kamar yang

berbeda. Ia bisa tidur di mana saja, kecuali bersama laki-laki itu.

“ Silahkan masuk nona.” Kata lelaki itu lagi, saat Daniah tidak bergerak dari tempatnya berdiri.

“ Ba, baik. “ Daniah tidak punya pilihan lain selain masuk. Kamar yang sangat mewah dan indah gumamnya.

“ Kalau anda ingin ke kamar mandi anda bisa masuk melaui pintu ini, ini adalah lemari pakaian. Pakaian anda sudah tersedia di dalam.”

Apa! Pakaian apa. Koperku saja masih ada di lantai bawah.

“ Dan kamar mandi ada di dalam juga. Silahkan anda beristirahat, saya permisi.”

“ Terimakasih pak.”

“ Anda tidak perlu sungkan nona.”

Ketika pelayan itu sudah keluar

Daniah menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa, lelah. Menghela nafas panjang.

Meyakinkan diri bahwa  yang ia alami hari ini bukanlah mimpi. Dia sudah jatuh ke

dalam sebuah lubang besar yang sudah tidak memungkinkan untuk merangkak lagi.

Kini ia hanya tinggal berdoa, tidak ada buaya di dalam lubang itu.

Seletah lama tergeletak dia bangun

dari tidurnya, Daniah berjalan masuk melalui pintu yang ditunjukan laki-laki pelayan rumah

tadi. Melihat-lihat isi lemari pakaian ganti.

Wahhh! Apa ini. Ini bukan toko baju?

Lemari pakaiannya dan milik suaminya

terpisah. Semua tertata dengan sangat baik. Pakaian yang ada di lemarinya semua

adalah pakaian baru. Dia mengambil satu setel pakaian tidur, lalu masuk kekamar

mandi untuk berganti pakaian. Dia sangat lelah.

Daniah mencari-cari selimut di dalam lemari. Dia menemukannya. Lalu mengambil bantal diatas tempat tidur, dan berjalan ke sofa. Kursi besar inilah yang akan menjadi tempat tidurnya. Tidak

perlu menunggu lama dia sudah terlelap.

- - -

Sementara itu di sebuah pesta.

Sekertaris Han duduk tidak jauh dari Saga. Ia sedang memeriksa pesan di hpnya.

“ Nona muda sudah sampai di rumah dan masuk ke dalam kamar.”

Setelah membaca pesan itu, ia kembali memasukan hp ke dalam saku jasnya.

“ Tuan saga bagaimana apa anda

menyukai pesta pernikahan anda?” seorang teman, sekaligus pengusaha muda

bicara.

Saga menunjuk gelas minumannya,

wanita yang ada di sampingnya sigap mengambil, dia menyerahkan gelas itu

ketangan Saga dengan hati-hati. Saga tidak minum alkohol, jadi walaupun

di ruangan ini yang lainnya minum alkohol dia hanya minum minuman dingin.

“ Kenapa kau tidak menikah saja kalau mau tahu rasanya.”

“ haha.”

Malam semakin larut, gelak tawa

di mana-mana. Saga menyentuh rambut wanita di sampingnya, gadis itu tersentak.

Dia menatap lembut pria yang diinginkan semua wanita ini. Ia ingin

menyentuhnya, ia ingin mencium bibir laki-laki ini. Tapi ia tidak punya keberanian,

ia hanya bisa memandangi keindahan di depannya. Saga tidak suka disentuh oleh

wanita-wanita yang menemaninya. Jadi tidak tahu rumor yang beredar yang

mengatakan ia tidur dengan wanita yang berbeda tiap malam. Karena kenyataannya,

wanita-wanita yang menghiburnya hanya bisa duduk di sampingnya, mengambilkan

minumannya, menemaninya tertawa itu saja.

BERSAMBUNG.................