Chapter 393 episode 392 (S2)

Pagi hari, suasana di kantor cukup ramai. Para pekerja sudah memadati dengan berdiri di depan pintu lift mereka mengantri giliran untuk masuk ke dalam benda persegi panjang itu.

Ziko dan Kevin juga sudah tiba di gedung Raharsya group. Mereka berangkat lebih awal karena harus mempersiapkan kedatangan alpha corporate.

Ziko ikut sibuk mempersiapkan semuanya. Sebenarnya dia lebih cenderung banyak perintah daripada turun tangan langsung. Seperti mempersiapkan penyambutan alpha corporate, dia ingin ruang meeting di dekor sedemikian rupa. Sebenarnya itu tidak lah perlu tapi entah kenapa dia mendadak dangdut ingin ruangan meeting di sulap menjadi sebuah ruangan yang beda dari yang lainnya.

" Tuan sebaiknya anda duduk diam di dalam ruangan anda. Biarkan saya yang mengurus ini semua." Ucap Kevin.

" Tidak, aku ingin memantau dari dekat." Ucap Ziko menolak.

" Maaf tuan, dengan kehadiran anda disini. Para pekerja bingung mau melakukan apa. Mereka tidak tau siapa yang harus di dengar mereka. Saya apa tuan." Ucap Kevin.

" Jadi kamu mengusir nih." Ucap Ziko.

" Bisa di bilang seperti itu." Ucap Kevin.

" Wah asisten durhaka aku kutuk jadi laptop baru tau rasa kamu." Ucap Ziko kesal.

" Tuan, serahkan semuanya kepada saya. Saya jamin sebelum makan siang, ruangan ini akan bagus seperti permintaan anda." Ucap Kevin.

" Baiklah, aku serahkan semuanya kepadamu. Tapi awas jangan ada bunga kuburan di dalam ruangan ini. Kalau sampai ada satu kembang kuburan, aku suruh kamu jadi mayatnya." Ucap Ziko.

" Siap tuan." Ucap Kevin.

" Tuan, maaf sebelum anda pergi. Saya mau bertanya kenapa anda mendadak minta meeting room di rubah. Apa anda lagi ngidam." Tanya Kevin.

" Ngidam gundulmu. Istriku masih negatif. Tapi tidak tau bulan depan. Aku sudah memberi pupuk kompor setiap malam semoga panen kami melimpah." Ucap Ziko.

" Aamiin, silahkan tuan kembali ke ruangan. Nanti akan saya hubungi lagi." Ucap Kevin mempersilahkan Ziko untuk keluar dari meeting room.

Ziko keluar dari ruangan itu dan kembali ke ruangannya. Kevin dan karyawan lainnya dapat melanjutkan pekerjaannya tanpa ada kebisingan yang di buat oleh presiden direktur.

Di dalam ruangannya Ziko menghubungi istrinya.

" Kamu di mana?" Ucap Ziko.

" Aku lagi di butik." Jawab Zira dari ujung ponselnya.

" Bukannya kamu di perusahaan kosmetik." Ucap Ziko.

" Enggak juga, dimana bumi di pijak disitu kaki melangkah." Ucap Zira.

" Ah aku tidak mengerti pepatah yang kamu sebutkan."

" Jadi untuk apa kamu menghubungiku." Tanya Zira.

" Jam berapa kamu ke kantorku."

" Untuk apa?" Ucap Zira bingung.

" Pikun itu jangan di pelihara tapi di singkirkan." Sindir Ziko.

" Serius aku lupa." Ucap Zira lagi.

" Alpha corporate mau datang dan kamu harus tiba disini sebelum makan siang." Perintah Ziko.

" Jadi ya? Bukannya ibu thanos tidak setuju." Ucap Zira.

" Enggak ada ibu Thanos lagi, pokoknya kamu datang sebelum makan siang." Ucap Ziko.

" Aku tidak bisa karena ada meeting dengan kepala bagian." Ucap Zira.

" Jadi jam berapa kamu bisa datang." Tanya Ziko.

" Mungkin setelah meeting baru bisa kesana."

" Ya jam berapa?"

" Setelah makan siang. Tapi aku heran, kenapa kamu tidak pede seperti itu." Ucap Zira.

" Entah, aku juga bingung kenapa dengan perusahaan alpha ini aku seperti tidak percaya diri."

" Apa karena perusahaan kamu yang di luar negeri hampir bangkrut. Jadi kamu minder." Tanya Zira.

" Mungkin juga."

" Sayang kamu harus percaya akan kemampuanmu. Kalau memang itu rezekimu tidak ada yang bisa merebutnya. Aku yakin kamu bisa mengatasinya seperti dengan perusahaan-perusahaan lainnya, dengan gampang kamu meyakinkan para investor untuk menanamkan saham diperusahaanmu. Ingat kemampuanmu, bagaimana dengan gampang kamu bisa memenangkan banyak tender. Lakukan hal yang sama, tapi ingat terus berdoa." Ucap Zira.

" Iya sayang, terimakasih telah meyakinkanku dan menyemangati ku. Tapi aku tetap ingin kamu ada di sampingku." Ucap Ziko.

" Oh so sweet. Aku akan mengusahakan datang secepat mungkin. I love you." Ucap Zira.

" I love you too." Jawab Ziko, kemudian panggilan terputus.

Tok tok tok suara pintu di ketuk. Ziko memberikan titah untuk masuk kedalam ruangannya. Kevin masuk kedalam ruangan bosnya.

" Tuan, meeting room sudah saya sulap menjadi ruangan yang jauh berbeda dari sebelumnya." Lapor Kevin.

" Baiklah." Ziko beranjak dari kursi kebesarannya menuju meeting room.

Ziko terlihat puas dengan kerja asistennya, walaupun dia tidak memuji hasil kerja Kevin dan karyawannya. Tapi terlihat dari senyumnya yang merekah.

" Tuan, sudah selesai tersenyumnya?"

" Memangnya kenapa?"

" Nanti gigi tuan kering kalau kebanyakan tersenyum. Apa perlu saya panggil nona Zira." Ucap Kevin.

" Untuk apa?"

" Untuk jadi model iklan pasta gigi."

" Berani bayar berapa perusahaan istriku kalau aku jadi modelnya."

" Tuan jangan bangga dulu, saya belum bilang pasta gigi apa." Ucap Kevin.

" Pasta gigi apa?"

" Pasta gigi untuk gigi palsu." Ejek Kevin.

" Sialan kamu." Ucap Ziko kesal.

" Maaf tuan saya hanya bercanda." Kevin merapatkan kedua tangannya meminta maaf.

" Kamu sepertinya sedang berbahagia? Apa kamu mendapatkan coklat manis dari si Menik." Tanya Ziko.

Kevin tersenyum secerah mentari.

" Ah aku sudah bisa tebak dari senyuman mu terlihat kalau kamu tidak mendapatkan apa pun dari si Menik."

Senyum Kevin langsung meredup. Dia heran bagaimana bisa bosnya bisa salah mengartikan arti senyumannya.

" Tuan kalau saya kecewa pasti tidak tersenyum. Dan sekarang saya tersenyum berarti apa." Ucap Kevin.

" Mana aku tau. Kamu yang tersenyum, dan kamu juga yang mengartikan bukan aku." Ziko sengaja menjahili asistennya agar pria itu mau bicara mengenai kebahagiannya.

" Ini senyum bahagia tuan." Kevin menunjukkan senyumannya.

" Oh." Ucap Ziko singkat.

" Tuan tidak tanya kenapa?" Ucap Kevin.

" Enggak perlu." Jawab Ziko.

" Kalau saya beritahu anda. Apa tuan mau mendengarkan." Tanya Kevin.

" Tergantung."

" Apanya yang di gantung?"

" Jembatan yang di gantung." Keduanya mengucapkan secara bersama-sama sambil tertawa.

" Ceritakan tentang kebahagiaanmu." Perintah Ziko.

" Saya semalam mengantarkan Menik pulang."

" Memangnya dari mana kalian." Ucap Ziko sambil menarik kursi yang ada di ruang meeting lalu dia mendudukkan tubuhnya di sana. Kevin mengikutinya dan duduk di samping bosnya.

" Dari rumah saya."

" Stop jangan lanjutkan pasti ibumu tidak setuju kemudian dia menangis dan kamu mengecupnya benar kan?" Tebak Ziko.

" Betul tuan. Tebakan anda betul-betul salah." Ucap Kevin.

" Oh salah ya. Lalu apa yang terjadi ketika bertemu dengan ibumu." Tanya Ziko.

" Mama menyetujui hubungan kami."

" Oh bagus itu."

" Tapi." Ucapan Kevin menggantung.

" Stop aku sudah bisa menebak lanjutan ceritanya. Aku tidak mau mendengar cerita yang sedih. Nanti semangatku untuk menyambut alpha corporate meredup. Potong bagian cerita itu, lanjutkan cerita yang bahagia." Ucap Ziko.

" Baik tuan."

" Saya sudah melakukan percobaan dengan Menik." Ucap Kevin pelan sambil tersenyum.

Ziko mendengarkan dengan seksama sambil duduk santai di kursi.

" Apa yang tuan ajarkan saya lakukan." Ucap Kevin.

" Apa! Kamu melakukan seperti yang aku lakukan?" Ziko kaget langsung duduk dengan tegak.

" Iya tuan. Rasanya manis sekali." Ucap Kevin membayangkan kejadian tadi malam.

Ziko mendengus kesal sambil memijat pelipisnya.

" Tuan tau, kami melakukannya di mobil."

" Apa! Aku saja tidak pernah melakukan di mobil bagaimana kamu melakukannya di mobil."

" Tuan sering melakukannya di hadapan saya, ketika duduk di belakang bersama nona Zira. Dan karena itu batuk dan angin musiman saya kambuh." Ucap Kevin.

" Tunggu, maksud kamu kissing?"

" Iya tuan. Memangnya apa yang tuan pikirkan." Tanya Kevin.

" Ah sudahlah tidak usah di bahas." Ziko memikirkan yang lain, dia berpikir Kevin dan Menik melakukan hubungan suami istri di mobil. Ternyata dia salah.

" Seperti ini rasanya jatuh cinta." Ucap Kevin senang.

" Iya betul, kalau jatuh cinta semuanya terasa manis. Taik gigi saja di kira coklat." Sindir Ziko.

Kevin langsung menelan salivanya, dia mencoba mengingat kejadian tadi malam, apakah dia menelan taik gigi apa tidak.

" Like, komen dan vote yang banyak ya, terimakasih."

Ig. anita_rachman83