Chapter 391 episode 390 (S2)

Mobil yang di kendarai Kevin sudah tiba di depan rumahnya. Menik menatap rumah itu. Rumah yang pernah dikunjunginya dan pernah juga ditinggalkannya dalam keadaan bersedih. Tapi hari ini dia kembali ke rumah itu lagi dengan perasaan campur aduk. Apakah dia nanti pulang dalam keadaan bersedih atau bahagia.

" Apa kamu mau duduk di mobil saja." Ucap Kevin yang sedang berdiri di samping pintu mobil. Dia membukakan pintu mobil untuk Menik.

Dengan perasaan ragu Menik menurunkan kakinya dari mobil dan melangkahkan kakinya secara perlahan. Mereka sudah sampai di depan pintu rumah, Kevin ingin memegang handle pintu tapi di tahan Menik.

" Tunggu." Ucap Menik

" Kenapa?"

" Aku mau baca doa dulu." Ucap Menik. Kevin membiarkan Menik untuk membaca doa. Terlihat mulutnya sedang komat kamit.

" Kamu baca doa apa baca mantra." Ejek Kevin.

" Baca status." Jawab Menik singkat.

" Kamu siap?"

Menik menganggukkan kepala. Ketika Kevin hendak memegang handle pintu lagi-lagi tangannya di tahan Menik.

" Apa lagi." Tanya Kevin.

" Aku lupa menyebutkan kata amin dalam doaku. Boleh aku mengulangnya lagi." Ucap Menik gugup.

" Baiklah." Kevin membiarkan Menik melakukannya lagi.

" Sudah selesai baca doanya?"

" Apa kata aminnya sudah kamu ucapkan." Tanya Kevin lagi.

" Sudah." Jawab Menik.

" Ok sekarang kita masuk." Ucap Kevin.

" Tunggu." Lagi-lagi Menik menahan tangan Kevin.

" Apa lagi sih Nik? Kamu mau kita berdiri terus di depan pintu?" Gerutu Kevin.

" Aku salah baca doa." Ucap Menik.

" Memangnya doa apa yang kamu baca?" Ucap Kevin sambil menatap wajah Menik.

" Doa mau makan." Jawab Menik.

" Apa! Kenapa kamu baca doa mau makan." Tanya Kevin bingung.

" Aku lapar, jadi yang keluar dari mulutku doa itu." Ucap Menik pelan.

" Ya sudah, sekali ini jangan salah baca doa lagi."

Menik menganggukkan kepalanya, dia mulai membaca doa dengan benar.

Kevin melihat mulut Menik berhenti berucap. Dia yakin kalau wanita itu sudah selesai baca doa.

" Ok, sekarang kita masuk."

" Tunggu, aku belum membaca artinya." Ucap Menik.

" Apa! Pakai arti segala?"

" Iya, jadi doanya cepat terkabul." Ucap Menik.

" Artinya nanti saja. Sekarang kamu masuk dan jangan bilang kata tunggu dan tunggu." Kevin memegang tangan Menik. Dan tangannya yang lain memegang handle pintu.

" Malam." Ucap Kevin ketika membuka pintu rumahnya.

" Malam sayang." Ucap nyonya Paula sambil menghampiri anaknya. Wanita paruh baya itu memperhatikan wanita di samping anak sulungnya. Dia memicingkan matanya melihat kearah Menik. Nyonya Paula melihat Menik dari atas sampai bawah.

" Seperti pernah lihat tapi dimana ya." Nyonya Paula melupakan Menik, dulu ketika dia bertemu dengan Menik, wanita itu polos tanpa ada make up sama sekali. Tapi sekarang di wajahnya ada riasan sehingga membuat wanita paruh baya itu lupa.

" Apa mama tidak mengenalnya?" Ucap Kevin.

" Tidak, tapi wajahnya tidak asing. Tapi dimana mama melihatnya ya." Nyonya Paula mencoba mengingat kembali.

" Ah mama tau. Kamu model kosmetik yang wara wiri di televisi kan?" Ucap nyonya Paula.

Menik tersenyum kecut. Ternyata dia hanya di kenal karena sebagai bintang iklan.

" Mama tidak ingat? Itu kak Menik ma." Ucap Jesy.

" Manek?" Nyonya Paula bingung.

" Iya ma, ini Menik. Dia wanita yang pernah mama undang kesini. Dan yang telah memasak masakan untuk keluarga Jasmin. Apa mama sudah ingat." Ucap Kevin menjelaskan.

" Apa! Kamu Manek? Oh Tuhan, apa yang telah kuperbuat. Ternyata calon menantuku sudah ku kenal lebih dulu." Nyonya Paula langsung menarik tangan Menik dan membawa wanita itu duduk di sofa.

" Maafkan saya Manek." Ucap mamanya Kevin.

" Tidak apa-apa bu." Jawab Menik pelan.

" Kenapa kamu tidak mengatakan dari awal kalau kamu dan Kevin saling mencintai. Kalau kamu mengatakannya pasti saya dan anak saya tidak akan adu argumen." Ucap nyonya Paula sambil melirik kearah Kevin.

" Aku sudah mencoba menjelaskan tapi mama yang tidak mau mendengarkan penjelasannku." Ucap Kevin.

" Ah kamu saja kurang usaha. Coba kalau kamu lebih giat pasti kita tidak bertengkar." Ucap mamanya tidak mau kalah.

Kevin hanya bisa mendengus kasar mendengar mamanya yang tidak mau mengalah.

" Manek maafkan saya ya." Ucap nyonya Paula.

" Menik ma bukan Manek." Ucap Kevin memperbaiki ucapan mamanya.

" Ah samalah itu. Ya kan Manek." Ucap nyonya Paula.

" Kamu cantik sekali, tidak memakai riasan kamu sudah cantik dan memakai make up tambah cantiknya." Puji nyonya Paula.

" Jadi kapan rencana pernikahan kalian." Tanya nyonya Paula.

Menik melihat kearah Kevin.

" Mama ngebet banget." Ejek Kevin.

" Iya, mama sudah enggak sabar menimang cucu."

Menik menelan salivanya. Membayangkan menikah saja dia takut apalagi melahirkan. Tapi jika mau melahirkan, dia harus melalui proses malam pertama. Itu yang ditakutkannya.

" Secepatnya ma, setelah semua urusan beres, kami akan memberitahukan mama." Ucap Kevin.

" Nanti temanya apa kak?" Ucap Jesy ikut nimbrung.

" Tema apa?" Kevin yang balik bertanya.

" Kakak cowok jadi tidak perlu jawab. Biasanya yang mempersiapkan masalah perkawinan pihak perempuan. Jadi kakak cukup keluarkan budget saja." Ucap Jesy.

" Ya terserah Menik saja." Ucap Kevin.

" Bagaimana Nek." Ucap mamanya Kevin.

" Kok nek ma? Kak Menik belum jadi nenek-nenek loh." Protes Jesy.

Kevin pun ikut menatap mamanya heran.

" Namanya kan Manek jadi di singkat nek." Ucap nyonya paula.

" Mama tau nek itu sama dengan grandma." Ucap Kevin menjelaskan kepada mamanya.

" Oh gitu ya. Tapi nama kamu susah untuk di sebut."

" Terserah ibu saja mau panggil nenek atau kakek tidak apa-apa." Ucap Menik polos.

" Buahahaha." Kak Menik lucu.

" Sebenarnya nama kamu siapa sih? Apa memang Manek?"

" Menik ma Menik." Kevin memperbaiki ucapan mamanya lagi.

" Nah itu."

" Nama saya Samudera Nuansa Pagi." Ucap Menik.

" Nama kakak lucu." Timpal Jesy.

" Panjang sekali. Pagi dalam bahasa inggris morning. Benar kan?"

" Iya ma." Ucap Kevin.

" Ya sudah saya memanggil nama kamu pagi saja, bagaimana?" Ucap nyonya paula.

" Terserah ibu." Ucap Menik singkat.

" Jangan panggil nama Menik dengan sebutan pagi. Kesannya kalau menyebutkan kata pagi terlalu banyak sambungan katanya." Ucap Kevin komplain.

" Maksud kamu apa." Ucap mamanya bingung.

" Kalau mama memanggil Menik dengan kata pagi, akan repot nantinya."

" Repot bagaimana." Tanya nyonya Paula.

Kevin mencoba menjelaskan.

" Kalau mama menyebutkan selamat pagi. Pasti Menik langsung menjawab atau menoleh. Belum lagi dengan kata yang lain. Bangun sudah pagi. Ayo sarapan pagi. Apa mama tidak kasihan sama Menik harus berapa kali dia menjawab, padahal sebenarnya kata itu bukan untuk memanggil namanya."

Nyonya Paula manggut mengerti.

" Ya sudah dari pada bingung. Dan lidah saya susah menyebutkan namamu. Jadi saya beri kamu nama panggilan baru yaitu Ros." Ucap nyonya Paula.

" Kenapa Ros? Mama memberikan nama itu bukan terobsesi film animasi ipil dan upil kan?" Selidik Jesy.

" Enggaklah. Ros itu kan nama bunga. Nama itu cocok untuk kamu." Ucap nyonya Paula sambil memegang dagu Menik. Wanita paruh baya itu senang karena calon istri anaknya sudah di kenalnya. Jadi dia tidak perlu bersusah-susah untuk adaptasi.

" Like, komen dan vote yang banyak ya, terima kasih."

ig. anita_rachman83