Chapter 368 episode 367 (S2)

" Malas, biar saja rambutnya seperti itu. Vin, kamu jangan dekat-dekat denganku. Aku tidak mau lihat rambut tusuk gigimu." Ucap Zira sambil berlalu dan masuk ke dalam mobil.

Ziko dan Kevin mengikuti Zira masuk ke dalam mobil. Tapi sebelumnya Kevin menyimpan koper majikannya di bagasi.

" Kita langsung berangkat ke pelabuhan atau mau mampir ke tempat lain dulu." Tanya Kevin sambil menyalakan mesin mobil.

" Kita ke hotel A dulu." Ucap Zira.

Kevin menganggukkan kepalanya sambil menekan pedal gas mobil. Mobil sudah meluncur ke hotel A, dalam tiga puluh menit mereka telah sampai di depan pintu loby hotel A.

Pintu mobil di bukakan oleh pegawai hotel. Mereka turun dari mobil dan masuk bersama kedalam loby hotel tersebut. Mereka duduk di sofa yang sudah tersedia di loby.

" Untuk apa kita kesini." Tanya Kevin.

" Nanti kamu juga tau." Ucap Zira tanpa melihat kearah Kevin. Zira sedang mengirim pesan kepada Katherene.

Tidak beberapa lama datang seorang wanita bule, berpostur tinggi dan seksi. Dia adalah Katherene teman sekaligus sahabat Zira yang sengaja di undang untuk ikut dalam acara liburan mereka.

" Good afternoon all." Sapa Katherene sambil mengecup pipi Zira.

Kevin mengernyitkan dahinya, dia melupakan sesuatu.

" Kenalkan ini suamiku, dan ini Kevin." Ucap Zira.

Kedua pria itu mengulurkan tangannya kearah wanita bule itu. Mereka saling berjabat tangan.

" Kamu bisa berbahasa seperti kami." Tanya Kevin.

Katherene hanya membalas dengan senyum manisnya.

" Dia sama seperti kamu blesteran." Ucap Zira menjelaskan.

Mereka sama-sama keluar dari hotel dan menunggu di depan pintu loby. Pegawai hotel sedang mengambil mobil mereka di parkiran. Setelah mobil sudah tiba di depan pintu loby, pegawai hotel menyerahkan kunci mobil kepada Kevin tidak lupa dia memberikan tips untuk pria itu.

Zira dan Ziko duduk di kursi baris kedua dan Katherene duduk di sebelah Kevin. Mobil sudah meluncur menuju pelabuhan. Wanita bule itu melirik Zira, dan Zira langsung membalas dengan lirikan yang artinya saatnya untuk Katherene memulai aktingnya.

Katherene meletakkan tangannya di bahu Kevin. Kevin kaget sambil melirik kearah wanita di sebelahnya.

" Apa yang kamu lakukan." Ucap Kevin bingung.

" Tanganku lelah, apakah kamu mau memberikan pijatan buatku." Ucap Katherene sambil mengedipkan salah satu matanya kearah Kevin layaknya seorang wanita yang genit.

Kevin belum pernah mendapatkan perlakuan seperti itu dari seorang wanita, apalagi wanita itu terlihat lebih agresif dari wanita yang selama ini di kenalnya. Sepasang suami istri yang duduk di belakang hanya tersenyum lebar meyaksikan itu.

" Maaf saya bukan tukang pijat, tapi kalau kamu mau minta pijat saya bisa merekomendasikan seseorang." Ucap Kevin gugup.

" Siapa." Tanya Zira singkat.

" Wak hitam." Jawab Kevin singkat.

" Siapa wak hitam." Tanya Ziko.

" Kereta api." Jawab Kevin lagi.

" What! Aku harus di pijat sama kereta api?" Gerutu Katherene.

Ziko dan Zira tertawa terbahak-bahak. Katherene tidak putus asa, dia melakukan lagi aksinya sambil memegang rambut Kevin.

" Dengan kereta api, bukan hanya tangan kamu tapi badan juga bisa di pijatnya." Ucap Kevin asal sambil melirik wanita bule yang duduk di sampingnya. Katherene tidak menghiraukan ucapan Kevin menurutnya itu hanya candaan saja.

" Model rambut seperti apa ini." Tanya Katherene sambil memegang rambut Kevin.

" Rambut tusuk gigi." Timpal Zira.

" Nama yang aneh, tapi aku suka." Ucap Katherene lagi sambil meletakkan jari jemarinya di paha Kevin.

Kevin sudah tidak konsentrasi dalam mengemudikan mobil. Tangan wanita bule itu mengelus-ngelus paha Kevin.

" Kalau kamu jadi tusuk giginya aku jadi giginya." Ucap Katherene.

" Kalau aku jadi hidung kamu jadi apa." Tanya Kevin.

" Upil." Timpal Zira.

Ziko dan Kevin tertawa mendengar celotehan Zira yang asal. Sedangkan wanita bule itu bingung.

" What upil." Tanya Katherene sambil menoleh kebelakang melihat Zira.

" hidung." Jawab Zira.

Katherene langsung melepaskan tangannya dari paha Kevin. Dia terlihat jijik.

" Ih Jorok." Ucap Katherene singkat.

Katherene tidak mau merayu Kevin, dia masih merasa jijik mendengar ucapan Zira.

Setelah tertawa cukup panjang mereka akhirnya hening sekejap. Hanya terdengar suara mesin mobil dan suara kendaraan lain yang ada di sepanjang jalan.

" Vin, aku mau kamu mengatasi rambut tusuk gigimu." Ucap Zira tegas sambil melirik rambut asisten suaminya.

" Maksud nona pakai topi." Tanya Kevin.

" Terserah, atau kamu bisa mengatasinya dengan memakai minyak rambut." Ucap Zira lagi.

" Saya tidak bawa minyak rambut." Ucap Kevin.

" Pakai saja minyak jelantah, gitu saja kok repot." Ucap Zira ketus.

" Minyak jelantah?" Kevin membelalakkan matanya sambil melirik Zira dari kaca mobil.

" Apa tidak ada ide yang lebih bagus lagi. Kalau pakai minyak jelantah bukan si bule ini yang lengket tapi semut yang mendekat." Ucap Kevin sambil melirik kearah wanita bule yang duduk di sebelahnya.

" Ada ide lebih bagus lagi, apa kamu mau pakai minyak rem." Timpal Ziko.

Kevin tersenyum kecut, kedua majikannya memang suka menjahilinya. Sedangkan Zira hanya terdengar gelak tawanya.

" Kalau tau model rambut seperti ini jadi bahan candaan mending tidak usah potong rambut." Gerutu Kevin.

" Kenapa kamu tiba-tiba buat gaya rambut seperti itu, bukannya dulu model rambut kamu model ombak." Tanya Zira.

" Karena hari ini adalah awal baru, maka saya buat model baru, dan ternyata inipun salah di mata nona." Rengek Kevin.

" Makanya enggak usah banyak gaya cukup satu gaya seperti rambutku." Ucap Ziko sambil memegang rambutnya.

Zira melihat kearah suaminya sambil memicingkan matanya.

" Alah kamu sama saja. Kalau kamu tidak pakai minyak rambut pasti poni selamat datang kamu kelihatan." Ejek Zira.

" Buahahaha poni selamat datang, keset kali." Ejek Kevin.

Ziko manyun seharusnya dia bisa membanggakan dirinya, tapi malah jadi bahan candaan oleh Kevin dan istrinya. Kevin merasa senang karena dia punya teman sependeritaan.

" Kalian berdua sama saja, yang satu rambut tusuk gigi dan yang satu lagi poni selamat datang." Sindiran Zira membuat Kevin berhenti tertawa. Katherene bingung dengan arah pembicaraan itu, dia hanya memilih diam dan mendengarkan saja.

Tidak terasa mobil sudah sampai di pelabuhan. Kevin memarkirkan mobilnya di area parkir khusus untuk mobil yang menginap. Zira, Ziko dan Katherene jalan menuju kapal. Sesampainya di dekat kapal Zira membulatkan matanya.

" Ini kapal pesiar apa kapal nelayan." Gerutu Zira.

Ziko pun bingung dengan kapal pilihan asistennya. Dia melihat sekeliling belum ada kelihatan orang-orang yang di undangnya untuk ikut dalam acara itu.

Tidak berapa lama Kevin datang mendekati mereka.

" Vin, aku mau berlibur bukan mau memancing." Ucap Ziko kesal.

" Maaf tuan, kapal kita sepertinya di sebelah sana." Ucap Kevin menunjuk kearah barat.

Mereka berjalan beriringan menuju kapal yang di maksud Kevin.

" Kenapa kapal nelayan ada di pelabuhan." Tanya Zira.

" Mungkin ikannya mau ikut kita naik kapal pesiar." Ucap Ziko asal.

Dari jauh sudah kelihatan beberapa orang yang di undang Ziko. Salah satunya ada Rudi, Koko dan si bungsu Zelin.

" Jangan lupa like, komen dan vote yang banyak ya."