Chapter 366 episode 365 (S2)

Kevin mengantarkan Jasmin ke apartemennya. Setelah itu dia kembali ke rumah orang tuanya. Sesampainya di sana, Kevin langsung menghubungi nomor ponsel orang kepercayaannya.

" Halo pak." Ucap seseorang dari ujung sana.

" Kamu cari wanita yang barusan saya kirim fotonya ke kamu. Cari tempat tinggalnya dan keberadaannya. Kalau perlu tempat dia bekerja kamu cari." Ucap Kevin.

" Baik pak." Jawab pria itu.

Kemudian panggilan terputus. Kevin menghubungi nomor ponsel Ziko.

" Selamat siang tuan." Ucap Kevin.

" Siang, sudah tidak teler lagi kamu?" Sindir Ziko.

" Hehe, sudah tuan. Saya sudah waras." Jawab Kevin.

Di sebelah Ziko ada Zira yang mencoba mendengarkan pembicaraan suaminya dan asistennya. Zira membuat mode speaker untuk ponsel suaminya.

" Vin, sepertinya ada angin-angin surga ya." Tanya Zira.

" Nona? Kenapa anda bisa di kantor? Atau tuan muda tidak bekerja hari ini." Tanya Kevin.

" Tadi pagi hujan Vin, kamu tidak akan tau nikmatnya hujan pada saat pagi hari." Jawab Zira.

" Vin jawab dulu, apa ada tanda-tanda angin surga." Tanya Zira lagi.

" Maksud nona apa." Tanya Kevin.

" Kamu gitu saja tidak tau. Apa ada tanda baik dari orang tua kamu." Tanya Zira.

" Hemm." Kevin seperti sedang berpikir. Dia ingin Zira menebaknya sendiri.

" Vin, jangan hanya menjawab dengan hemmm, kata hem tidak mengartikan apapun." Ucap Zira ketus.

" Nona bisa menebak dari kata itu." Ucap Kevin datar.

" Aku bukan tipe wanita yang suka menebak, tapi aku bisa memprediksikan kalau mama kamu sudah merestui hubunganmu." Ucap Zira.

" Wah nona hebat. Bagiamana anda bisa menebaknya."

" Makanya jangan kebanyakan teler. Apa kamu tidak tau kemaren malam mama kamu baru mendapatkan kuliah malam dariku. Dan ternyata kuliah malam itu membuahkan hasil." Ucap Zira senang.

" Anda memang hebat." Puji Kevin.

Ziko langsung motong pembicaraan antara Kevin dan istrinya.

" Kenapa kamu menghubungiku." Tanya Ziko.

" Saya mau mengabari besok kita berangkat sebelum tengah hari. Kapal sudah bersandar hari ini." Lapor Kevin.

" Serius Vin?" Zira antusias.

" Iya nona, permintaan anda akan terwujud." Ucap Kevin.

" Persiapkan semuanya." Perintah Ziko. Kemudian panggilan terputus.

" Siapa nama model itu." Tanya Ziko.

" Katherine." Ucap Zira.

" Apa dia sudah datang." Tanya Ziko.

" Seharusnya hari ini sudah tiba. Nanti dia akan menghubungiku ketika pesawat sudah mendarat." Ucap Zira.

Zira melangkahkan kakinya menjauh dari suaminya sambil memegang ponselnya.

" Kamu mau kemana?"

" Aku mau menghubungi seseorang untuk ikut dalam acara kita besok." Ucap Zira.

Ziko menganggukkan kepalanya. Diapun mengambil ponselnya dan menghubungi beberapa orang yang pertama di hubunginya adalah Rudi.

" Halo Rudi."

" Iya Ko." Jawab Rudi

" Besok kita akan berangkat sebelum tengah hari. Apa kamu bisa ikut." Tanya Ziko.

" Kemana?" Rudi lupa.

" Ah kamu itu dasar pelupa. Acara yang pernah aku bicarakan di kantorku." Ucap Ziko mencoba mengingatkan sepupunya.

" Oh acara yang naik kapal pesiar ya." Ucap Rudi antusias.

" Iya tapi kapalnya bukan sebesar kapal pesiar, ini anaknya kapal." Ucap Ziko menjelaskan.

" Oh seperti itu. Baiklah aku akan ikut, dan besok aku langsung ke pelabuhan." Ucap Rudi.

Kemudian panggilan terputus. Ziko menghubungi temannya yaitu dokter Diki.

" Halo Diki." Ucap Ziko.

" Ya Ko ada apa." Tanya dokter Diki.

" Besok kamu ada acara tidak." Tanya Ziko.

" Acara? Memangnya ada apa?" Dokter Diki mengajukan pertanyaan balik.

" Hey yang bertanya sekarang adalah aku bukan kamu. Jawab dulu pertanyaanku." Gerutu Ziko.

Dokter Diki tertawa mendengar temannya sewot.

" Enggak ada sih. Memangnya kamu mau mengajak aku kemana." Tanya dokter Diki.

" Besok kami mau berlibur menggunakan kapal dan berhenti di sebuah pulau kecil." Ucap Ziko.

" Oh ya, baiklah aku ikut." Ucap dokter Diki semangat.

" Oh iya, jangan lupa bawa peralatan perangmu ketika di sana." Ucap Ziko.

" Maksud kamu apa." Tanya dokter Diki bingung.

" Kamu di sana bukan hanya berlibur tapi juga kerja. Jadi tetap siaga menjadi dokter untuk kami." Perintah Ziko.

" Aman itu, apa perlu aku membawa IGD." Ucap dokter Diki dengan gelak tawanya.

" Bawa saja, kalau perlu bawa rumah sakitnya juga." Jawab Ziko.

Dokter itu teringat sesuatu.

" Ko, boleh tidak aku membawa partner kerja." Tanya dokter Diki.

" Partner apa pasangan?" Goda Ziko.

" Partner Ko, aku belum mendapatkan pasangan hidup. Tapi aku tidak tau apakah dia mau ikut apa tidak." Ucap dokter Diki.

" Ya sudah kamu atur saja." Ucap Ziko kemudian panggilan terputus.

Zira kembali duduk di dekat suaminya.

" Bagaimana? Apa kamu sudah menghubungi teman kamu." Tanya Ziko.

" Sudah, awalnya dia tidak mau. Tapi aku paksa, akhirnya dia mau ikut juga." Ucap Zira.

" Memangnya siapa yang kamu undang untuk ikut acara besok." Tanya Ziko.

" Menik." Ucap Zira singkat.

" Menik? Jangan bilang kamu mau menjodohkan mereka berdua." Tanya Ziko.

" Ya enggaklah, aku hanya mengajak Menik untuk ikut acara besok. Untuk urusan selanjutnya aku serahkan sama mereka berdua. Yang penting Kevin sudah dapat restu, tinggal dia yang melanjutkan seterusnya." Ucap Zira menjelaskan.

Di tempat lain dokter Diki mencoba menghubungi rekan kerjanya yaitu dokter Jasmin.

" Halo dokter Jasmin." Ucap dokter Diki.

" Ya dokter."

Dokter Diki terlihat ragu untuk mengajak dokter bule itu untuk ikut acara besok.

" Hemmm." Dokter Diki ragu.

Jasmin masih mendengarkan dari ujung ponselnya.

" Ya dokter ada apa." Tanya Jasmin.

Bagaimana cara bicaranya, aku saja tidak terlalu dekat dengannya. Apa aku suruh Kevin

saja.

" Halo dokter, kenapa anda diam." Ucap Jasmin.

" Hemmm, saya di ajak tuan muda Ziko untuk ikut dalam acara besok. Mereka hendak liburan dan mereka membutuhkan tenaga medis untuk ikut dalam liburan mereka." Ucap dokter Diki menjelaskan.

" Maaf dok, tuan muda Ziko siapa ya." Tanya Jasmin.

Dokter Diki menepuk dahinya sendiri, dia lupa menjelaskan siapa Ziko.

" Tuan muda Ziko suaminya nona Zira." Ucap dokter Diki datar.

" Oh tuan muda itu yang kemaren malam datang ke rumah Kevin." Ucap Jasmin.

" Datang? Memangnya ada acara apa di rumah Kevin." Tanya dokter Diki.

Jasmin keceplosan, tidak mungkin dia mengatakan tentang pertunangannya yang batal. Dan tidak mungkin juga dia menjelaskan kalau dia di permalukan di sana. Jasmin mengalihkan pembicaraan.

" Jam berapa besok acaranya?" Ucap Jasmin.

" Sebelum tengah hari kita berangkat dengan kapal dan akan berhenti di pulau kecil." Ucap dokter Diki menjelaskan.

" Berapa lama dok?" Ucap Jasmin lagi.

" Saya kurang jelas berapa hari. Mungkin tidak lama." Ucap dokter Diki.

Jasmin sedang memikirkan sesuatu.

" Kalau saya ikut bagaimana dengan pekerjaan saya. Secara saya masih baru di rumah sakit itu." Ucap Jasmin.

Dokter Diki mendengarkan ucapan Jasmin. Dia sedang memikirkan sesuatu.

" Bagaimana waktu off kamu di ambil lebih awal. Dan setelah itu kamu tidak mendapatkan off dalam satu bulan ini." Ucap dokter Diki.

" Memangnya bisa dok." Tanya Jasmin.

" Bisa, kalau kamu mau saya bisa mengaturnya." Ucap dokter Diki.

Jasmin memang membutuhkan liburan. Setelah kejadian tadi malam, bukan hanya hatinya yang suasana baru, tapi pikirannya juga butuh refreshing.

" Baik dok, saya akan ikut." Ucap Jasmin.

Kemudian panggilan terputus. Dokter Diki merasa senang, karena pada acara besok ada teman seprofesi dengannya.

" Ada acara apa di rumah Kevin? Jarang sekali Ziko pergi ke rumah Kevin." Gumam dokter Diki memikirkan sesuatu.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."