Chapter 343 episode 342 (S2)

" Tuan apa yang anda lakukan? Kenapa dua wanita itu ikut masuk ke dalam mobil." Kevin masih belum bisa menemukan maksud di balik ide bosnya.

" Nanti kamu juga tau." Ucap Ziko sambil berlalu meninggalkan asistennya menuju mobil. Ziko duduk di sebelah kemudi di samping Kevin.

Suasana di dalam mobil sangat hening, dua wanita yang duduk di belakang tidak ada yang berani bertanya untuk apa ataupun mau ngapain mereka di bawa. Yang jelas mereka hanya mengikuti kemauan Ziko. Karena mereka tau kalau mereka keluar karena tuntutan atas kasus mereka di cabut.

Mobil berhenti di sebuah restoran, Ziko turun di dampingi asistennya. Ziko agak menundukkan kepalanya agar bisa melihat dua wanita yang masih diam duduk di belakang.

" Turun." Perintah Ziko.

Dua wanita itu saling pandang dan mereka tetap ikut turun, mengikuti kemauan yang punya mobil.

Ziko melangkahkan kakinya masuk ke dalam restoran di ikuti oleh Sisil, Kia, dan Kevin mengikuti dari belakangnya. Sesampainya di dalam restoran, pelayan menyapa mereka dengan senyum terbaiknya.

" Selamat siang, berapa orang tuan." Tanya Pelayan.

" Empat orang." Jawab Ziko.

Pelayan membawa mereka menuju meja yang terdiri dari empat kursi. Ziko langsung duduk dan di sebelahnya Kevin. Dua wanita itu masih belum berani duduk, mereka belum mengerti untuk apa keduanya di bawa ke restoran.

" Apa kalian mau makan sambil berdiri." Ucap Ziko.

Kedua wanita itu langsung duduk, tepatnya Sisil duduk di depan Ziko dan Kia di depan Kevin.

" Pilih makanan yang mau kalian pesan." Ucap Ziko sambil melirik kearah pelayan untuk menyerahkan buku menu kepada dua wanita itu.

Tanpa ragu dua wanita itu langsung memilih makanan yang sudah lama tidak di dapatnya selama di penjara. Mereka memesan sesuai selera masing-masing.

" Apa masih ada yang mau di pesan lagi." Tanya Ziko.

Sisil dan Kia menganggukkan kepalanya, mereka kembali memesan menu yang berbeda. Setelah itu mengembalikan kepada pelayan. Pelayan langsung pergi meninggalkan keempat orang itu.

" Ziko... terimakasih karena kamu mau menjemput kami." Ucap Sisil gugup.

" Oh saya melakukan ini hanya kasihan saja sama kalian berdua." Ucap Ziko dengan tatapan mematikan.

" Walaupun kamu menjemput kami karena kasihan, kami tetap berterima kasih." Ucap Sisil lagi pelan sambil menundukkan kepalanya.

Kia menundukkan kepalanya dan memberanikan diri untuk berbicara kepada mantan bosnya tanpa harus melihat lawan bicaranya.

" Apa tujuan kamu menjemput kami dan mengajak kami ke restoran mahal ini." Tanya Kia dengan kepala tertunduk.

" Owh kamu penasaran, baiklah sebenarnya aku ingin mengatakan setelah kalian selesai makan, tapi karena kalian berdua penasaran akan ku katakan sekarang." Ucap Ziko.

" Aku menjemput kalian berdua karena kasihan, kalian berdua hidup sebatang kara di sini. Jadi apa salahnya aku berbaik hati." Ucap Ziko dengan nada suara seperti mengancam.

" Tapi aku masih ada orang tuaku." Ucap Sisil.

" Oh jadi kamu belum tau, kalau papamu masuk penjara juga sama sepertimu." Ucap Ziko.

" Apa..!" Sisil membelalakkan matanya tidak percaya. " Kenapa." Tanya Sisil dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

" Karena telah melakukan penipuan dan membocorkan rahasia perusahaan orang lain." Jawab Kevin.

Sisil meneteskan air matanya, hidupnya benar-benar sebatang kara. Mamanya sudah lama pergi meninggalkannya dan papanya. Dan sekarang tempat dia bertumpu sudah tidak ada lagi.

" Tidak perlu kamu menangisi nasibmu, masih banyak orang lebih susah dari kehidupanmu." Ucap Ziko.

Kia bertanya lagi mengenai alasan pria di depannya menjemput mereka.

" Terus, selain kasihan, kenapa anda menjemput kami dan membawa ke restoran ini." Tanya Kia.

" Aku tau kalian lapar dan sudah lama tidak makan makanan seperti ini, jadi apa salahnya aku membawa kalian menikmati makan di restoran ini." Ucap Ziko lagi.

" Selain itu." Kia masih belum puas dengan penjelasan Ziko.

" Apa kamu mau mendengarkan alasan selanjutnya? Tidak menunggu makanan kamu datang." Tanya Ziko.

" Tidak lanjutkan saja." Jawab Kia.

" Apa kamu yakin? Nanti selera makan kamu hilang gara-gara mendengar alasanku." Ucap Ziko sambil tersenyum licik.

" Langsung saja tidak usah basa basi." Ucap Kia tegas.

" Baiklah karena kamu memaksa, akan aku katakan."

" Kalian sudah tau kalau kebebasan kalian ini karena jasa istriku, dia menarik semua tuntutannya. Dan karena kebaikan istriku, aku tidak mau kalian membalaskan dendam untuk istriku, atau."

" Atau apa." Tanya Sisil.

" Atau buket bunga yang kalian pegang akan berpindah ke makam kalian berdua." Ancam Ziko.

Deg jantung keduanya berdebar cukup kencang.

" Dan satu lagi jika istriku mengalami luka, kalian akan aku cari sampai ke liang lahat." Ucap Ziko dengan tatapan mengintimidasi.

" Walaupun bukan kami yang melakukannya." Tanya Sisil lagi.

" Ya betul, siapapun yang membuat istriku terluka, kalian yang aku cari." Ancam Ziko lagi.

Dua wanita itu merasa tertekan, mereka tidak berniat untuk balas dendam, walaupun rasa benci itu masih ada. Tapi mereka tetap tidak dapat mengalahkan Zira. Dan sekarang ancaman datang lagi, tapi bukan sebagai pelaku, mereka di jadikan kambing hitam atas kesalahan orang lain.

Pelayan datang dengan membawa semua pesanan Sisil dan Kia, dan meletakkan di atas meja.

" Silahkan." Ucap pelayan sambil meninggalkan meja.

" Silahkan nikmati makan kalian." Ucap Ziko menyerahkan sebuah kartu nama dan dua amplop kehadapan dua wanita itu."

" Untuk apa ini." Tanya dua wanita itu.

" Oh itu, walaupun aku terlihat kejam tapi masih mempunyai perhatian sedikit untuk kalian berdua." Ucap Ziko sambil merapatkan jari telunjuk dan jempolnya.

" Itu kartu nama, kalian bisa mencari pekerjaan untuk memulai hidup baru yang lebih baik lagi. Dan di dalam amplop itu ada sedikit uang untuk kalian, gunakan dengan benar." Ucap Ziko sambil beranjak dari kursinya.

" Pekerjaan apa yang di tawarkan perusahaan itu." Tanya Kia.

" Tidak penting pekerjaan apa, yang jelas pekerjaan itu halal." Ucap Ziko sambil berlalu meninggalkan dua wanita itu.

" Tunggu." Teriak Sisil.

" Terimakasih atas semuanya." Ucap Sisil sambil menundukkan kepalanya, tapi tidak dengan Kia, dia enggan untuk mengucapkan terimakasih.

Ziko sudah berjalan beberapa langkah dan kemudian kembali lagi mendekati meja.

" Ingat, jadilah wanita baik-baik jangan ulangi perbuatan kalian lagi, camkan itu!" Ziko pergi meninggalkan dua wanita itu sambil mengenakan kaca mata hitamnya.

Sebelum mereka pergi, Kevin sudah membayar tagihan restoran. Mereka naik ke mobil. Dan Ziko tetap duduk di depan.

" Sesampai di kantor bersihkan mobil, aku tidak mau duduk bekas dua wanita itu." Ucap Ziko.

" Baik tuan." Kevin menekan pedal gas dan meninggalkan restoran menuju ke gedung Raharsya group.

" Tuan, kenapa anda memikirkan nasib keduanya." Tanya Kevin.

" Aku tidak mau mereka terjerumus kedalam lembah kehancuran lagi, cukup itu jadi pembelajaran buat mereka berdua." Ucap Ziko menjelaskan.

" Tapi kenapa tuan harus bersusah-susah mencarikan pekerjaan untuk mereka, memangnya pekerjaan seperti apa yang tuan tawarkan." Tanya Kevin.

" Kuli." Mereka berdua tertawa bersama, menurut Ziko tidak mudah untuk keduanya bekerja sebagai kuli, tapi dengan seperti itu setidaknya keduanya memulai dari nol lagi, dan mencari rezeki dengan pekerjaan yang halal.

" Bantu author dengan like, komen dan vote ya. Jangan hanya minta lanjut tapi tidak vote. Dengan vote kalian memberikan apresiasi atas karya author, dengan vote juga author jadi tambah semangat updatenya. Terimakasih."