Chapter 341 episode 340 (S2)

Malam semakin larut tapi pasangan suami istri itu masih sibuk dengan aktivitasnya, jurus bercocok tanam yang di lakukan Ziko sungguh membuat Zira tak berdaya lagi.

Melihat istrinya tidak berdaya Ziko mengakhiri aksinya, dia mengecup dan menyelimuti tubuh mungil istrinya.

" Tidurlah yang nyenyak, besok kita lanjutkan lagi." Ucap Ziko.

Prok Zira langsung memukul tangan suaminya.

" Kamu sudah tidak berdaya tapi masih bisa memukul. Apa kita lanjutkan lagi." Ucap Ziko.

" Enggak... aku capek." Ucap Zira menyerah sambil menutup matanya.

Ziko membaringkan tubuhnya di sebelah istrinya sambil memeluk tubuh mungil itu.

" Besok minta bik Inah buat jamu." Ucap Ziko.

" Untuk apa." Tanya Zira sambil menutup matanya.

" Untuk kamu." Jawab Ziko.

" Ya tapi untuk apa." Zira membuka matanya sambil menatap wajah suaminya yang posisinya tepat di sampingnya.

" Untuk melawan jurus bercocok tanamku." Jawab Ziko genit.

" Oh jadi aku harus melakukan jurus memanen gitu." Ucap Zira.

" Yap betul, semakin lama jurus bercocok tanam yang aku lakukan maka semakin banyak panennya." Ucap Ziko.

Zira sudah tidak menjawab ucapan suaminya, badannya merasa lelah, karena sudah cukup lama dia tidak melakukannya dengan Ziko. Dan ini yang pertama kalinya di lakukan mereka berdua, dan yang pertama itu membuatnya cukup kelelahan.

Malam semakin larut, keheningan malam membuat udara semakin sejuk. Di dalam kamar hanya suara detik jam yang terus bergerak dan suara nafas dua insan itu juga memecahkan kesunyian malam.

Bulan telah kembali peraduannya, digantikan sang mentari untuk menyinari seluruh bumi. Bias cahaya matahari masuk kedalam celah kamarnya. Cahaya itu membuat Zira terbangun dari tidurnya.

Zira melihat jam di dinding. Dia langsung lompat dari tempat tidurnya.

" Pasti bik Inah sudah datang." Gumam Zira. Dia mencari pakaiannya dan mengenakan pakaian tidurnya. Ketika membuka pintu kamar sudah ada suara seseorang yang sedang memasak di dapur. Bik Inah memang punya kunci sendiri, dia di berikan pemilik rumah kunci duplikat.

" Pagi bik." Sapa Zira.

" Pagi nona. Maaf telah membangunkan anda." Ucap bik Inah tidak enak hati karena kebisingan di dapur membuat majikannya bangun.

" Enggak kok bik, saya tidak merasa terganggu." Ucap Zira.

" Bibik masak apa." Zira melihat sebuah panci dan ada potongan daun bawang dan suwiran ayam yang di letakkan di tempat berbeda.

" Saya masak bubur ayam nona." Jawab bik Inah.

" Wah enak tuh, saya mandi dulu ya." Ucap Zira sambil berlalu meninggalkan bik Inah yang berkutat sendiri dengan masakannya.

Ketika pintu kamar di buka, Zira melihat suaminya sedang duduk di pinggir kasur tanpa pakaian sama sekali.

" Sayang, aku mandi duluan ya." Ucap Zira sambil mengunci pintu kamarnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Ziko masih mengumpulkan nyawanya, dia hanya melihat istrinya dan tidak menjawab sama sekali. Zira membersihkan tubuhnya dan tiba tiba suara pintu kamar mandi di ketuk.

Tok tok tok.

" Apa sayang." Teriak Zira.

" Aku mau buang air besar." Ucap Ziko teriak dari balik pintu kamar mandi.

" Tunggu, sebentar lagi aku selesai." Teriak Zira sambil buru-buru menyelesaikan mandinya.

" Cepat sudah enggak tahan nih." Teriak Ziko sambil menggedor pintu kamar mandi.

Zira langsung memakai handuknya dan membuka pintu kamar mandi dengan segera.

" Cepat, jangan sampai jatuh, aku tidak mau membersihkan kotoranmu jika jatuh ke lantai." Ucap Zira pelan.

Tapi tangan Ziko langsung menarik tangan istrinya.

" Hey mau ngapain." Teriak Zira.

" Aku tidak mau mencium bau hajatmu." Ucap Zira sambil menutup hidungnya.

" Aku bukan mau buang hajat tapi mau bercocok tanam lagi." Ucap Ziko sambil menarik istrinya masuk ke dalam kamar mandi.

Di luar kamar bik Inah sudah selesai masak. Dan ada suara seseorang mengetuk pintu rumah. Bik Inah membuka pintu itu, dan mempersilahkan Kevin untuk masuk.

" Tuan dan nona masih di kamar." Ucap bik Inah.

" Tidak apa-apa bik, saya tunggu di sini saja." Jawab Kevin dan menunggu majikannya di teras depan rumah.

" Mau kopi." Tawar bik Inah.

" Terimakasih bik, aku sudah minum kopi di rumah."

Bik Inah kembali ke dalam untuk membersihkan rumah.

" Bakal lama nih, pasti tuan muda sedang membuat adik Zokoh." Gumam Kevin.

Untuk mengurangi rasa bosannya Kevin memainkan game yang ada di ponselnya. Hampir satu jam dia menunggu pemilik rumah datang. Dan setelah menit yang ke enam puluh Zira keluar dari dalam rumahnya dengan rambut yang basah.

Kevin tersenyum sambil menyapa majikannya.

" Pagi menjelang siang nona." Sindir Kevin.

" Sore Kevin." Jawab Zira, dia tau kalau asisten itu sedang menyindir dirinya.

Kevin hanya tertawa kecil mendengar jawaban majikannya.

" Awas nanti kalau kamu menikah. Siap-siap saja akan aku kerjain kamu habis-habisan." Ancam Zira.

" Bagaimana nona mau mengerjai saya." Tanya Kevin.

" Tunggu saja malam pertamamu." Ucap Zira lagi.

" Memangnya apa yang akan anda lakukan nona." Tanya Kevin.

" Aku akan menyuruh pasukan Avengers untuk patroli di kamar pengantinmu." Ucap Zira sambil berlalu meninggalkan Kevin.

Ziko sudah duduk di kursi makan. Zira langsung menyiapkan sarapan untuk suaminya. Kevin ikut duduk di kursi makan bergabung dengan pemilik rumah.

" Bik Inah, aku mau makan juga." Teriak Kevin. Posisi bik Inah ada di dapur jadi Kevin harus berteriak agar suaranya terdengar sampai ke dapur.

Bik Inah datang dengan membawa mangkuk.

" Katanya sudah makan." Ucap bik Inah sambil meletakkan mangkuk di depan Kevin.

" Habis dua majikan kita lama sekali, saking lamanya saya sampai kelaparan." Sindir Kevin.

Bik Inah kembali ke dapur untuk melakukan pekerjaannya. Pasangan suami istri itu makan dalam mangkuk yang sama.

" Tuan kenapa kalian makan dalam satu mangkuk, apa harga sabun cuci piring mahal." Ucap Kevin asal.

" Hust kamu itu, bukan sabunnya yang mahal tapi menghemat tenaga. Karena tenaganya untuk honeymoon." Ucap Ziko sambil melirik istrinya.

" Kamu kalau mau makan bawa piring sendiri." Ucap Zira ketus.

" Bagaimana kalau saya tidak bawa?"

" Pakai saja sepatumu untuk meletakkan makanannya." Ucap Zira asal.

" Ih nona jorok. Lalu kalau mau minum bagaimana?" Kevin senang menggangui Zira, karena dia tau kalau majikannya itu malu jika membicarakan yang berhubungan dengan hubungan suami istri.

" Pakai aja keran, kalau perlu minum air comberan." Ucap Zira ketus.

" Buahahhaha." Kevin tertawa lucu mendengar celotehan majikannya.

" Nona kenapa anda sensi banget siang ini." Tanya Kevin pura-pura tidak tau.

" Alah, sok enggak tau. Tunggu tanggal mainnya." Ucap Zira mengancam asisten suaminya.

Kevin mulai menikmati bubur ayam yang si suguhkan kepadanya.

" Enak, boleh tambah lagi." Tanya Kevin.

" Kamu kelaparan apa rakus sih." Gerutu Zira.

" Perbaikan gizi nona." Ucap Kevin.

" Perbaikan gizi dari mananya, badan besar kayak kingkong gitu, bilang perbaikan gizi." Gerutu Zira.

" Nona apa tidak lihat jari kelingking saya sangat kecil di bandingkan yang lainnya. Makanya saya perlu perbaikan gizi untuk jari ini agar besar semua." Ucap Kevin asal.

Zira meninggalkan asisten itu menuju dapur dan mengisi kembali bubur ayam ke dalam mangkuk Kevin.

" Nih makan." Ucap Zira meletakkan kembali ke depan Kevin.

Kevin melihat bubur ayam yang di buatkan Zira tidak sama dengan yang di sajikan bik Inah.

" Nona kenapa di mangkuk saya ada cabe rawit utuh, bukannya seharusnya cabenya sudah di giling." Ucap Kevin bingung.

" Harga cabe mahal, jadi supaya hemat. Kalau kamu mau rasa pedas olesi cabe itu ke bibir kamu seperti lipstik, dan lanjutkan lagi sampai bubur kamu habis. Jadi satu buah cabe bisa di pakai berulang kali, namanya penghematan." Ucap Zira asal sambil cekikikan.

Ziko ikut tertawa mendengar ide istrinya yang cukup berlian, menurutnya ide itu sangat bagus dan untuk ibu-ibu yang bingung dalam mengatasi harga cabai yang mahal bisa mengikuti cara istrinya.

" Bantu author dengan like, komen dan vote ya. Jangan hanya minta lanjut tapi tidak vote. Dengan vote kalian memberikan apresiasi atas karya author, dengan vote juga author jadi tambah semangat updatenya. Terimakasih."