Chapter 318 episode 317 (S2)

Tidak terasa hari sudah menjelang sore, mamanya sudah tiba di rumah.

" Bagaimana keadaan papa." Tanya mamanya kepada anak-anaknya.

" Kata kak Jasmin ada perkembangan, tadi tangan papa bergerak." Ucap Jesy.

Kevin ingin mengatakan hal yang tadi pagi di bicarakannya bersama Jasmin. Tapi dia masih menunggu waktu yang longgar.

Mamanya terlihat sibuk di dapur untuk membuat makan malam. Dalam 30 menit makanan sudah tersedia di atas meja makan.

Kevin menggunakan kesempatan itu untuk membicarakan rencana pertunangannya dengan Jasmin.

" Ma." Ucap Kevin pelan.

" Iya." Ucap mamanya.

" Aku sudah bicarakan dengan Jasmin." Ucap Kevin pelan.

" Tentang apa." Tanya mamanya.

" Pertunangan kami." Ucap Kevin singkat.

Mamanya meletakkan sendoknya, dia ingin mendengar kelanjutannya.

" Aku sudah mengatakan kepadanya, kalau kami akan bertunangan sebelum kita kembali ke tanah air." Ucap Kevin cepat.

Mamanya hanya diam dan menundukkan kepalanya.

" Dan Jasmin setuju." Ucap Kevin lagi.

" Tapi mama tidak setuju." Ucap mamanya.

" Kenapa? Bukannya mama yang menginginkan aku dengan Jasmin." Ucap Kevin cepat.

" Iya, mama memang menginginkan kalian bersatu, tapi bukan bertunangan tapi pernikahan." Ucap mamanya cepat.

" Ma, pernikahan tidak bisa secepat itu, banyak yang harus di persiapkan dan pertimbangankan." Ucap Kevin cepat.

Jesy merasa kasihan dengan kakaknya. Tiba-tiba ada suara pintu di ketuk.

" Biar aku yang buka." Ucap Jesy sambil berlalu meninggalkan mama dan kakaknya.

Jesy membuka pintu rumahnya. Dan di depannya telah berdiri keluarga Jasmin.

" Malam om tante." Sapa Jesy.

" Silahkan masuk." Ucap Jesy.

Keluarga itu masuk ke dalam rumah mereka. Jesy masuk ke dalam menemui mamanya.

" Ma, keluarga kak Jasmin datang." Ucap Jesy cepat.

Kevin dan mamanya saling pandang. Mereka keluar bersamaan menuju ruang tamu.

" Selamat malam semuanya." Sapa Nyonya Paula.

" Selamat malam Paula." Ucap mamanya Jasmin sambil memeluk erat temannya.

" Selamat malam om." Ucap Kevin menyapa papanya Jasmin.

" Silahkan duduk." Ucap Nyonya Paula.

Keluarga itu kembali duduk. Mereka mengobrol tentang perkembangan papanya Kevin, dan Jesy baru tiba dari dapur dengan membawa teh dan makanan kecil untuk tamunya.

" Silahkan tante om dan kak Jasmin." Ucap Jesy.

" Terimakasih Jesy." Ucap mamanya Jasmin.

" Apakah ada hal penting yang ingin kalian bicarakan." Tanya mamanya Kevin.

Papanya Jasmin melirik istrinya.

" Iya, kami datang kesini untuk membicarakan hal yang di ucapkan Kevin kepada anak kami Jasmin." Ucap papanya Jasmin.

Kevin melihat pria paruh baya itu dengan tatapan yang menyelidiki.

Mengapa hal ini harus di bicarakan pada malam hari begini.

" Iya, om." Ucap Kevin.

"Jasmin sudah membicarakan semuanya kepada kami." Ucap papanya Jasmin.

Pria paruh baya itu mengambil nafasnya dalam-dalam.

" Apa kamu serius dengan ucapan kamu." Ucap papanya Jasmin sambil menatap Kevin dengan tatapan tajam.

Kevin menganggukkan kepalanya.

" Kamu ingin bertunangan dengan Jasmin karena tidak enak hati dengan keluarga kami atau karena hal lain." Ucap papanya Jasmin tegas.

Semua yang berada di situ melihat kearah Kevin.

" Saya melakukan ini bukan untuk membalas jasa om dan tante, ini saya lakukan dari hati yang paling dalam." Kevin berkata bohong, dari hati yang paling dalamnya, dia tidak menginginkan pertunangan itu.

" Tapi saya sebagai orang tuanya tidak setuju." Ucap papanya Jasmin tegas.

Kevin dan Jasmin saling pandang.

" Kenapa pa." Tanya Jasmin.

" Papa tidak ingin ada pertunangan, yang papa inginkan langsung menikahkan kalian berdua secepatnya." Ucap papanya tegas.

Kevin menatap wajah adiknya. Jesy menggelengkan kepalanya dengan arti tidak menyetujui rencana itu.

Nyonya Paula dan mamanya Jasmin terlihat senang mendengar itu, karena mamanya Kevin memang menginginkan pernikahan, tapi Kevin dan Jasmin terlihat gusar.

" Maaf om, untuk pernikahan tidak bisa secepat itu. Saya harus mempersiapkan semua dengan matang." Ucap Kevin menolak.

" Tapi saya tidak setuju kalian bertunangan." Ucap papanya Jasmin tegas.

" Kenapa pa." Tanya Jasmin lagi.

" Karena jarak kalian terlalu jauh, banyak yang tidak berhasil melanjutkan ke jenjang pernikahan karena adanya jarak. Tapi beda halnya jika kalian dalam satu negara." Ucap papanya Jasmin tegas.

" Maaf om, untuk pernikahan harus saya persiapkan semuanya dengan matang. Dan saya tidak bisa tinggal di sini. Karena pekerjaan saya di sana." Ucap Kevin tegas.

Papanya Jasmin terlihat sedang memikirkan sesuatu.

" Bagaimana dengan kamu Jasmin." Tanya Papanya.

" Maksud Papa apa." Jasmin bingung.

" Apa kamu bisa pindah ketanah air." Tanya Papanya.

" Tidak bisa pa, aku masih terikat kontrak dengan rumah sakit." Jawab Jasmin.

" Kapan kontrak kamu selesai." Tanya Papanya lagi.

" Beberapa bulan lagi." Jawab Jasmin.

" Hemmm, baiklah pertunangan tidak di laksanakan, jika kamu serius dengan anak saya. Kamu lamar dia setelah kontraknya selesai." Ucap papanya Jasmin tegas.

" Tapi bagaimana kalau kontrak aku di perpanjang." Tanya Jasmin lagi.

" Anakku, kamu bisa mencoba melamar di rumah sakit di tanah air. Papa ingin kamu ikut ke tanah air dengan Kevin setelah kontrak kamu selesai. Dengan itu jarak tidak jadi masalah untuk kalian." Ucap papanya Jasmin lagi.

" Dan kamu Kevin, kamu bisa persiapkan semuanya jauh-jauh hari."

Kevin tidak bisa menolak, walaupun hatinya ingin teriak, tapi dia berusaha untuk bersikap tenang.

" Baik om." Ucap Kevin cepat.

Setelah itu mereka menikmati minuman yang di sediakan Jesy. Tidak berapa lama keluarga itu pamit pulang.

" Mama sudah mendengar semuanya dari papanya Jasmin, jadi aku harap besok mama ke kantor imigrasi untuk mengurus semuanya." Ucap Kevin cepat.

" Mama ingin di sini." Ucap mamanya pelan.

" Mama, jangan seperti itu. Kak Kevin sudah merencanakan pertunangan itu, tapi dari pihak sana tidak ingin ada pertunangan, mereka ingin kakak segera menikahi anaknya. Tapi keputusan sudah di ambil. Kalau pernikahan terjadi setelah kak Jasmin habis kontrak kerja." Ucap Jesy membela kakaknya.

Mamanya menundukkan kepalanya. Kevin mendekati dan memeluk bahu mamanya dari samping.

" Apa yang mama khawatirkan. Disana semua sudah ada." Ucap Kevin membujuk mamanya.

" Mama khawatir pernikahan kalian tidak berlangsung." Ucap mamanya pelan.

Kevin diam, dia memang tidak menginginkan pernikahan itu terjadi. Karena hatinya telah di isi oleh Menik.

" Ma, jika dia jodohku, pasti urusan kami akan di permudah." Ucap Kevin meyakinkan mamanya.

Di dalam relung hati Kevin, dia berharap dan berdoa agar jodohnya Menik.

" Baiklah, mama akan ikut dengan kamu." Ucap mamanya.

Kevin terlihat senang, dia mengecup pipi orang yang melahirkannya. Setibanya di tanah air, dia tidak tau harus berbuat apa. Yang jelas hatinya masih untuk Menik.

Hanya keajaiban yang di harapkan dari Kevin. Keajaiban tentang perasaan Jasmin yang akan menemukan cinta sejatinya. Karena Kevin sadar sesuatu hubungan yang di paksakan tidak akan baik nantinya. Dan hubungan rumah tangga akan berjalan lancar jika perasaan cinta itu ada kepada pasangannya.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."