Chapter 310 episode 309 (S2)

Setelah menempuh jarak selama 14,5 jam, akhirnya pesawat yang membawa Kevin tiba di bandara. Pesawat jet sudah mendarat dengan sempurna. Kevin turun dari pesawat itu.

" Berapa lama kita di negara ini." Tanya Pilot.

" Dua hari, jika ada perubahan penambahan hari akan saya kabari." Ucap Kevin cepat.

Kevin sudah di jemput oleh supir kantor.

" Good morning, sir (Selamat pagi, Pak)." Sapa si supir.

" Good morning, too (Selamat pagi juga)."

" You want me to take you to the hotel first or to the office (Bapak mau saya antar ke hotel dulu atau ke kantor)." Tanya supir.

" Take me to the hotel first, then we go to the office (Antarkan saya ke hotel dulu, setelah itu kita ke kantor)." Ucap Kevin

Mobil langsung bergerak meninggalkan bandara dan pergi menuju hotel yang telah di booking Kevin sebelumnya. Setiba di hotel dia langsung membersihkan tubuhnya dan setelah itu langsung bergegas keluar hotel.

Supir masih setia menunggunya di depan loby hotel. Setelah melihat bosnya datang, supir itu langsung berlari kecil dan membuka pintu mobil untuk Kevin.

Mobil langsung melaju meninggalkan hotel dan menuju perusahaan Ziko. Sesampainya di sana, dia langsung bertemu dengan penanggung jawab perusahaan Ziko yaitu Bapak Hendrik.

Hendrik adalah berwarga negara sama dengan Ziko dan Kevin, cuma dia bertempat tinggal di luar negeri. Dia termasuk orang kepercayaan Ziko untuk mengurusi semua perusahaan di luar negeri.

" Selamat pagi, Pak Kevin." Sapa Pak Hendrik sambil mengulurkan tangannya.

Kevin menyambut uluran tangan itu, dan pria itu menemani Kevin untuk berkeliling perusahaan. Kevin mengecek semua departemen, waktu yang dihabiskan untuk mengecek habis dalam satu harian. Dan besok adalah jadwalnya Kevin berkunjung ke perusahaan yang akan menjalin kerjasama dengan perusahaan Raharsya group.

Kevin sudah tiba di kamar hotelnya. Dia merasa waktu sangat singkat. Kevin membayangkan terakhir kali dia bertemu dengan kedua orang tuanya, kejadian itu sekitar 6 tahun yang lalu.

Flashback

Sekitar 6 tahun yang lalu. Kevin berkunjung ke rumah orangtuanya, dia selalu menghabiskan waktu cutinya untuk bertemu dengan keluarganya di luar negeri.

Kepulangannya di sambut suka cita oleh keluarganya. Kevin blasteran, papanya warganegara Indonesia dan mamanya berwarganegara asing. Mereka sudah menetap di luar negeri. Adat istiadat tidak menjadi masalah di sana. Malah adat ketimuran sudah hilang di sana, karena mayoritas di luar negeri kebanyakan orang asing, jadi adat itu hilang begitu saja.

" Selamat datang sayang." Ucap mamanya Paula sambil memeluk tubuh anak sulungnya.

Mamanya Kevin sudah fasih berbahasa Indonesia dengan lancar dia gampang melafalkan bahasa itu.

Kevin mengistirahatkan tubuhnya di kamar, setelah petang dia turun dan keluar dari kamarnya. Pada saat itu suasana di rumahnya sangat banyak orang. Dia merasa bingung.

" Mari sini sayang." Ucap mamanya Paula sambil mengajak Kevin untuk duduk dan bergabung bersama keluarga mereka.

" Ada apa ini ma." Tanya Kevin bingung.

" Ini pesta untuk menyambut kepulanganmu." Ucap mamanya pelan.

" Kenapa harus menyambutku seperti ini." Ucap Kevin lagi.

" Tidak apa-apa sayang." Ucap mamanya.

Semua keluarga besar datang dan menikmati hidangan yang telah di sajikan keluarga Kevin. Papanya Kevin berdiri di tengah-tengah untuk menyampaikan sepatah dua patah kata.

Papanya menyampaikannya dengan bahasa asing, karena keluarga dari mamanya tidak bisa berbahasa Indonesia. Hanya keluarga Kevin yang paham bahasa Indonesia.

" Welcome my boy, we are very happy with your presence here. And papa will surprise you. (Selamat datang anakku, kami sangat senang dengan kehadiranmu di sini. Dan papa akan memberikan kejutan untukmu)." Semua yang berada di situ riuh sambil bertepuk tangan, Kevin hanya diam dan menikmati acara itu.

Papanya memanggil seseorang dengan jari tangannya. Datang seorang cewek bule mendekat papanya dan berdiri di sampingnya.

" This is Jasmin, she is your future wife (Ini jasmin, dia adalah calon istri kamu)." Ucap papanya.

Kevin kaget, dia spontan berdiri dan meninggalkan ruangan itu. Keluarga yang berada di situ juga bingung, karena mereka tidak menyangka reaksi Kevin sangat bertolak belakang dengan yang di katakan papanya.

Kevin kembali ke kamarnya dan langsung menyusun pakaian ke dalam koper. Dia keluar dari kamar dengan membawa kopernya.

" Kevin kamu mau kemana." Tanya Papanya.

" Aku akan kembali ke tanah air." Ucap Kevin ketus.

" Kevin kamu baru tiba siang ini, kenapa kamu harus balik hari ini juga." Ucap mamanya dengan penuh air mata.

" Maaf Ma, aku tidak suka di jodohkan." Kevin berkata di depan orang banyak.

Semua keluarga yang ada di situ bingung dan tidak bisa mengartikan percakapan itu. Keluarga Jasmin juga bingung dengan bahasa yang mereka pakai. Cuma mereka mengambil kesimpulan kalau Kevin tidak menerima perjodohan itu.

Kevin melangkahkan kakinya hendak keluar dari rumah itu.

" Kevin stop." Ucap Papanya tegas.

Kevin menghentikan langkahnya.

" Maaf Pa, aku harus kembali. Tolong jangan anggap aku seperti anak kecil. Aku bisa mencari pasangan hidup sendiri. Aku bisa menentukan langkahku sendiri." Ucap Kevin tegas.

Prak, papanya menampar wajah Kevin.

" Berani kamu melawan!" Papanya terlihat marah, rahangnya mengeras matanya merah.

Semua keluarga diam. Nyonya Paula berusaha menenangkan suaminya sambil berderai air mata.

" Pergi kamu dari sini, jangan pernah kamu injakan kakimu di rumah ini lagi." Teriak papanya.

Lamunan Kevin buyar. Ketika ada suara pesan masuk. Dia melihat layar ponselnya. Ada pesan dari Menik, yang isinya.

Bapak apa kabarnya.

Kevin langsung membalas chat tersebut.

Saya baik. Kamu apa kabar.

Tidak berapa lama Menik mengirim balasan.

Saya baik Pak.

Kamu kenapa belum tidur. Balasan dari Kevin.

Belum bisa tidur Pak. Balasan dari Menik

Apa kamu tidak bisa tidur karena memikirkan saya. Kevin membalas lagi.

Lama Kevin menunggu jawaban dari Menik.

Iya.

Kevin langsung melonjak kegirangan mendapatkan jawaban itu dari Menik. Menurutnya sinyal cinta Menik sudah berwarna hijau. Dia mengirim pesan lagi.

Boleh aku menghubungi mu.

Menik membalas.

Boleh.

Panggilan terhubung tapi bukan panggilan biasa, Kevin melakukan Video call. Menik menjawab panggilan tersebut.

" Malam Menik." Ucap Kevin cepat.

" Malam Pak." Jawab Menik.

" Kamu lagi di mana." Tanya Kevin.

" Di rumahlah Pak, sekarang kan sudah jam 2 pagi, mana mungkin aku di luar." Jawab Menik cepat.

Kevin melihat jam di dinding kamar hotel. Waktu sedang menunjukkan jam delapan malam, dan perbedaan di luar negeri sama tanah air 6 jam.

Menik menerima panggilan itu dengan berbaring di kasurnya. Begitupun Kevin, dia sedang menyandarkan badannya di sandaran tempat tidur.

Mereka melakukan percakapan sewajarnya, dari percakapan mengenai kegiatan Menik dan kegiatan Kevin di luar negeri.

" Pak di sana musim apa." Tanya Menik cepat.

" Summer." Jawab Kevin.

" Oh semur. Kalau di sini musim rambutan." Jawab Menik pelan.

" Bukan semur nik. Tapi summer." Kevin mengulang kata summer.

" Oh summer, saya kirain semur ayam." Ucap Menik.

Tidak terasa waktu percakapan mereka sudah sampai setengah jam, Menik sudah tidak bisa membuka matanya lagi.

" Pak saya ngantuk." Ucap Menik dengan mata tertutup.

" Ya sudah tidur, saya mau melihat wajah kamu ketika tidur." Jawab Kevin.

Menik tidak menjawab lagi, video call itu tetap terhubung, hanya Kevin yang melihat wajah Menik yang terlelap. Ada rasa rindu ketika melihat wajah Menik yang polos tidur dengan pulasnya. Ingin rasanya dia datang dan memeluk tubuh itu. Tapi dia hanya bisa memeluk Menik dalam angan-angannya saja.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."