Chapter 280 episode 279 (S2)

Hampir setengah jam Menik berkutat dengan pakaian kotor itu. Pakaiannya sampai basah karena berulang kali kena air.

Kevin keluar dari ruang kerja mencari keberadaan si Menik.

" Mungkin dia masih di belakang." Gumam Kevin sambil berjalan ke belakang.

Menik sedang membilas pakaian, dengan posisi membungkuk. Pada saat Kevin masuk dia tidak sengaja melihat sebagian dada Menik.

Kevin memalingkan wajahnya dan kembali masuk ke dalam dapur. Dia tidak mau mengambil kesempatan untuk menikmati bentuk indah itu. Walaupun itu rezekinya tapi dia berusaha untuk mengontrolnya.

Tapi di dapur dia memikirkan Menik yang mencuci pakaiannya dengan tangan.

" Kenapa sih dia tidak mencuci dengan mesin." Gerutu Kevin sambil mengambil sesuatu dari dalam kamarnya.

Setelah itu dia masuk ke bagian belakang tempat mesin cuci itu berada. Sekarang posisi Menik berubah, dia membungkuk bukan menghadap pintu masuk tapi membelakangi pintu. Jadi bagian celana dalamnya terlihat sampai celahnya juga.

Kevin yang masuk dengan kaca mata hitam keluar lagi.

" Sial, kenapa ini dengan juniorku." Gumam Kevin.

Kevin tidak bisa mengendalikan juniornya, dia sudah berusaha untuk mengendalikannya tapi semakin dia berusaha untuk melupakan semakin sulit. Mau tidak mau dia menuntaskan di kamar mandi.

Menik sudah selesai dengan aktivitas mencucinya. Dia menjemur pakaian itu. Setelah itu dia masuk ke dapur, dia berniat membersihkan semua ruangan itu. Walaupun pakaiannya basah dia tetap tidak risih melakukannya.

Baju kaos Menik berwarna putih dan dia memakai bra berwarna hitam karena pakaiannya basah, tanpa di sadari bentuk bra dan bayangan dari dalamnya terlihat cukup jelas.

" Sebaiknya aku membersihkan bagian atas dulu." Gumam Menik.

Menik membersihkan kamar paling pojok kemudian dilanjutkan dengan kamar nomor dua. Dan terakhir dia masuk ke dalam kamar Kevin. Dengan perlahan dia membuka pintu itu. Seperti diawal dia memasukkan sebagian kepalanya untuk memastikan ada pemiliknya apa tidak.

Karena tidak ada siapapun dia masuk dengan santai. Langsung membersihkan kamar itu. Pada saat itu Kevin keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk putih yang hanya menutupi bagian pinggangnya sampai lutut.

Menik membulatkan matanya, melihat buku kotak-kotak matematika di perut Kevin. Dengan rambut yang basah, dan air yang menetes dari ujung rambutnya membuat Kevin jadi terlihat seksi.

Kevin memandang Menik dengan pakaian basahnya. Tanpa di sadari Menik, bentuk dadanya terlihat karena bajunya basah.

" Kamu nyuci apa mandi?" Ucap Kevin cepat sambil memalingkan wajahnya.

Menik melihat tubuhnya sendiri dan berjalan ke depan cermin. Dari pantulan cermin itu bentuk bagian atas Menik terlihat jelas.

Menik menutupi bagian atasnya dengan kedua tangannya sambil jalan keluar.

" Maaf Pak." Ucap Menik sambil keluar dari dalam kamar itu.

" Tunggu." Ucap Kevin sambil mengambil sesuatu dari dalam lemarinya.

" Ambil ini dan pakailah." Ucap Kevin memberikan kaosnya sambil memalingkan wajahnya dari Menik.

Kevin merasa tergoda ketika melihat Menik memakai pakaian basah. Menurutnya cukup seksi.

Menik menerima kaos itu dan berlari menuju kamar mandi. Di sana dia mengganti pakaiannya. Karena badan Kevin yang besar jadi kaos itu cukup besar untuk badan Menik. Bagian lehernya cukup lebar sehingga bahunya terlihat lagi.

" Pakai ini juga sama." Gerutu Menik.

" Kenapa juga aku memilih pakaian setipis saringan santan." Gerutu Menik sambil melihat pakaiannya yang basah.

Dia mengambil ikat rambut dari kepalanya dan mengikat kaos itu, dengan seperti itu bagian lehernya tidak turun kebawah.

Kevin menunggunya di ruang keluarga. Melihat penampilan Menik dia tersenyum tipis.

" Kenapa kamu ikat kaos itu?" Ucap Kevin cepat sambil tersenyum.

" Lehernya besar banget, kedua kaki saya aja bisa masuk ke dalamnya." Gerutu Menik.

Menik melanjutkan membersihkan ruangan atas. Sedangkan Kevin memilih aplikasi online pakaian wanita. Dia memilih pakaian yang cocok untuk Menik. Dia melakukan pembayaran dengan mbanking.

Akhirnya pekerjaan Menik selesai. Dengan penuh perjuangan dia dapat menyelesaikan pekerjaan.

" Pak pekerjaan saya sudah selesai." Ucap Menik cepat.

" Tapi pakaian Bapak belum kering, jadi saya tidak bisa menyetrika." Ucap Menik cepat.

" Dan pakaian ini saya pinjam dulu ya Pak." Ucap Menik cepat.

Menik mengambil tasnya yang ada di dapur dan hendak pergi pulang.

" Tunggu jangan pulang dulu." Ucap Kevin cepat.

Kevin memperhatikan jam dinding. Pesanannya juga belum kunjung datang.

" Bapak kenapa?" Ucap Menik cepat.

" Sudahlah. Ayo saya antar kamu pulang." Ucap Kevin cepat sambil beranjak dari sofa.

Tiba-tiba suara bel berbunyi.

" Pak ada tamu." Ucap Menik sedikit teriak. Karena Kevin berada cukup jauh dari ruangan itu.

" Buka saja." Ucap Kevin sedikit teriak.

Menik membuka pintu itu. Ada seorang pria berdiri dengan memakai jaket.

" Permisi saya mau antar pesanan atas nama Bapak Kevin." Ucap Pria itu.

" Ya ini rumahnya." Ucap Menik pelan.

Pria itu menyerahkan paket yang di bungkus dengan plastik warna hitam. Dia meminta Menik untuk menandatangani sebuah struk. Setelah itu pria tersebut pergi.

" Pak ini ada paket." Ucap Menik.

Kevin berjalan mendekati Menik.

" Bukalah." Ucap Kevin cepat.

Menik membuka bungkus plastik warna hitam itu. Dan di dalamnya ada pakaian wanita dengan corak bunga.

" Bapak bukan jadi Kavina kan?" Ucap Menik membelalakkan matanya.

" Apa maksud kamu?" Ucap Kevin bingung.

" Ya kalau Sobri malam jadi sobiha dan bapak kalau malam jadi Kavina." Ucap Menik asal.

" Ini untuk kamu tau." Ucap Kevin sambil menarik hidung Menik.

" Untuk saya? Saya kan sudah mau pulang untuk apa juga pakai ini." Ucap Menik cepat.

" Siapa yang mengizinkan kamu pulang." Ucap Kevin lagi.

" Tadi Bapak bilang mau antar saya pulang." Ucap Menik mengingatkan ucapan bosnya yang tadi sebelum ada kurir datang.

" Enggak jadi. Cepat ganti baju kamu dengan yang baru itu." Perintah Kevin.

Dengan langkah gontai Menik jalan ke kamar mandi. Dan tidak berapa lama dia keluar dengan mengenakan pakaian baru itu. Pakaian itu model terusan sampai lutut dan agak mengembang bagian bawahnya.

Kevin sangat senang melihat penampilan Menik seperti itu. Dengan seperti itu dia terlihat lebih feminim.

" Kenapa Bapak melihat saya seperti itu. Saya tidak seperti waria kan?" Ucap Menik ragu sambil melihat pakaian yang di kenakannya.

" Kamu terlihat cantik dengan pakaian wanita. Kalau kamu pakai pakaian tadi, saya bukan sedang berjalan dengan wanita tetapi seperti berjalan dengan bodyguard." Ejek Kevin.

" Ah Bapak." Rengek Menik.

Kevin tersenyum dan memeluk bahu Menik. Mereka jalan keluar bersama.

Kevin memencet remote garasinya. Di dalam sana ada empat mobil mewah berjejer. Dan empat motor gede.

" Wah mobil dan motornya keren banget." Ucap Menik sambil menyentuh kendaraan tersebut.

" Apa kamu suka? Kalau kamu suka ambil saja." Ucap Kevin cepat.

Menik teringat sesuatu tentang ucapan adiknya yang mengatakan kalau Kevin pasti akan memberikan mobil untuknya. Dan semua terbukti hari ini. Kalau Kevin benar-benar menyukainya.

" Ah tidak saya hanya bercanda." Ucap Menik gugup.

Kevin memilih mobil sport untuk menemani hari mereka. Kevin melajukan mobilnya ke pusat kota.

" Pak, kita mau kemana? Ini bukan jalan ke arah rumah saya." Ucap Menik pelan.

" Saya mau makan siang dan setelah itu kita akan nonton di bioskop." Ucap Kevin cepat.

Kevin sengaja membawa Menik ke bioskop, dia mau memanfaatkan situasi itu dengan memilih film horor.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."