Chapter 272 episode 271 (S2)

Flashback.

" Lepaskan." Ucap Menik cepat.

Tapi Rudi sudah mengangkat tubuh Menik masuk ke dalam mobil.

" Diam, jangan cerewet kita akan ke rumah sakit." Ucap Rudi cepat sambil menyalakan mesin mobilnya.

" Aku tidak apa-apa." Ucap Menik menolak.

" Apanya yang tidak apa-apa. Kakimu sobek dan itu karena aku." Ucap Rudi sambil mengemudikan mobilnya.

" Kenapa kamu mengikuti aku." Ucap Menik sambil menatap tajam ke arah pria yang ada di sampingnya.

" Kamu wanita yang unik. Seperti namamu unik. Dan aku ingin berteman denganmu. Maafkan aku karena mengikutimu." Ucap Rudi sambil mengulurkan tangannya.

Menik menerima uluran tangan itu. Hari itu merupakan awal pertemanan mereka. Setiap malam Rudi selalu mengantarkan Menik pulang ke rumahnya.

Di dalam mobil mereka selalu berbicara panjang lebar mengenai semuanya, sambil di selingi canda tawa.

Keakraban itu semakin erat ketika Rudi mengungkapkan perasaannya. Dan Menik langsung menerimanya. Karena dia juga menyukai Rudi.

" Aku akan membicarakan hal ini kepada orang tuaku. Sebelum aku pergi ke luar negeri aku ingin menikahimu. Dan membawamu bersamaku ke sana." Ucap Rudi sambil memegang kedua tangan Menik.

Menik merasa terharu mendengar ucapan Rudi. Dia sampai meneteskan air mata bahagianya.

" Besok aku tidak bekerja." Ucap Menik cepat.

" Baiklah tunggu aku di taman. Aku akan membawa kabar baik untuk kita berdua." Ucap Rudi semangat.

Setelah itu mobil Rudi pergi. Menik berjalan masuk ke dalam gang rumahnya dengan hati yang berbunga-bunga.

Dia menceritakan kisah cinta sama Bima. Adiknya ikut senang mendengar cerita itu. Tapi setelah itu wajah Menik menjadi sendu.

" Kakak kenapa?" Ucap Bima khawatir.

" Kalau kakak pergi keluar negeri kamu sama siapa? Kakak tidak mau meninggalkan kamu sendirian di sini." Ucap Menik sedih.

" Kakak, aku sudah besar. Jangan pernah menganggap diriku anak kecil lagi. Aku bisa jaga diri." Ucap Bima sambil memegang tangan kakaknya.

Keesokan harinya Menik menunggu Rudi di taman. Dia sudah menunggu dari sore. Waktu senja telah tiba. Tapi Rudi juga belum datang. Dia masih setia menunggu Rudi di taman. Menik mencoba menghubungi nomor ponsel Rudi. Tapi panggilan tidak terhubung. Sudah hampir tengah malam sosok pujaan hatinya tidak datang.

Menik pulang dengan hati yang sedih dan kecewa. Sampai berhari-hari kabar Rudi tidak didengarnya. Sampai dia mendapatkan sebuah surat yang di kirimkan melalui pos. Dan surat itu dari Rudi.

Menik maafkan aku. Aku tidak bisa datang ke taman. Hubungan kita di tentang orang tuaku.

Aku belum bisa menikahimu karena kondisi orang tuaku yang sakit. Mereka menjodohkanku dengan wanita pilihan mama.

Aku tidak punya kuasa untuk menolaknya. Pertunangan itu terjadi sangat cepat. Dan aku di kirim Papa keluar negri untuk melupakanmu. Tapi aku tidak mungkin bisa melupakanmu. Karena kamu orang terkasihku.

Tunggu aku, sepulang dari luar negeri aku akan melamarmu.

Rudi

Rudi menulis surat itu sebelum pergi keluar negeri. Surat itu sengaja dibuatnya untuk menjelaskan kesalahpahaman yang di buatnya. Dia tau Menik pasti menunggunya di taman itu. Dan untuk menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi Rudi membuat surat itu. Karena tidak ada akses yang bisa dilakukannya untuk bertemu Menik, semua di halangi orang tuanya. Sampai ponselnya di sadap kedua orangtuanya.

Orang tuanya tidak segan-segan memberikan ancaman kepada anaknya dengan membuat Menik susah. Dengan perasaan kecewa Rudi mengikuti kemauan orang tuanya. Menurutnya penderitaan yang di derita Menik adalah karena kesalahannya, dan dia tidak mau wanita pujaan hatinya mengalami kesusahan lagi.

Rudi masih menunggu di depan pintu kamar mandi.

" Apa anda mau kekamar mandi juga?" Ucap Kevin basa basi.

" Ya, saya tidak tau di dalam siapa?" Ucap Rudi bohong.

" Kamar mandi masih ada di sana." Ucap Kevin menunjuk kearah lain.

Rudi pergi meninggalkan Menik yang masih di dalam kamar mandi. Sekilas dia melihat Kevin yang masih berdiri di depannya.

Kevin merasa khawatir dengan keadaan Menik di dalam. Menurutnya Rudi masa lalu Menik.

Kevin mengetuk pintu kamar mandi.

Tok tok tok.

" Nik, kamu di dalam?" Ucap Kevin pelan.

Tidak ada sahutan dari dalam kamar mandi.

" Nik, cepat keluar." Ucap Kevin cepat.

Para tamu undangan sudah keluar meninggalkan acara itu. Hanya beberapa kerabat yang duduk di taman.

Menik membuka pintu kamar mandi secara perlahan. Dengan mata yang sembab.

" Kamu kenapa?" Ucap Kevin khawatir.

" Saya pusing." Ucap Menik bohong.

Kevin membantu memapah Menik untuk duduk di atas kursi.

" Kamu disini saja. Saya akan mengambil teh hangat untuk kamu." Ucap Kevin khawatir.

Kevin pergi ke dapur meminta Pak Budi untuk menyiapkan teh hangat untuk Menik. Setelah itu dia membawa teh itu kepada Menik.

" Minumlah." Ucap Kevin pelan.

" Menik kenapa Vin?" Ucap Zira yang ikut datang menghampiri mereka berdua.

" Dia kurang enak badan." Ucap Kevin cepat.

" Lebih baik Menik istirahat di kamar tamu." Ucap Zira cepat.

" Vin antarkan Menik ke kamar tamu." Ucap Zira cepat.

Kevin dengan cepat langsung membawa Menik ke kamar tamu yang ada di mansion itu. Kevin tau setiap sudut rumah besar itu. Karena dia juga sering tidur dirumah.

Di dalam kamar.

" Kamu istirahat saja di sini. Apa kamu mau pulang?" Ucap Kevin pelan.

" Tidak, saya di sini saja. Silahkan anda bergabung dengan yang lainnya." Ucap Menik cepat.

" Baiklah, saya akan pergi keluar. Istirahatlah, nanti saya akan datang lagi." Ucap Kevin pelan sambil meninggalkan kamar tamu tersebut.

Di taman.

Para kerabat kumpul berbicara panjang lebar mengenai banyak hal.

Ziko dan Zira duduk berbeda dengan yang lainnya. Mereka duduk bersama dengan tuan besar dan Nyonya Amel. Rudi ikut duduk bersama mereka.

Zelin datang menghampiri mereka semuanya. Sebelumnya dia mengantarkan Koko kedepan. Pria itu telah pergi meninggalkan rumah mewah itu. Dia tidak enak hati untuk berlama-lama di sana. Menurutnya dia belum pantas untuk bergabung dengan keluarga itu. Cukup hanya sebagai tamu itu pikirnya.

" Kak Rudi mana tunangan kakak?" Ucap Zelin sambil menjatuhkan badannya di kursi taman.

Rudi hanya diam dan tersenyum tipis. Tidak menjawab pertanyaan adik sepupunya. Kevin datang ikut membaur bersama keluarga itu.

" Bagaimana keadaan Menik." Tanya Zira kepada Kevin.

" Dia sedang istirahat." Ucap Kevin cepat sambil melirik Rudi.

Rudi yang mendengar itu tidak enak hati. Secara tadi Menik dalam keadaan baik-baik saja. Tapi kedatangannya membuat suasana hati Menik jadi kacau.

" Siapa Menik?" Ucap Nyonya Amel penasaran.

" Itu loh ma, pacarnya asisten Kevin." Celetuk Zelin.

Zira dan Ziko tidak membantah mereka setuju kalau dua insan itu saling melengkapi. Begitupun Kevin, dia hanya tersenyum tipis sambil melirik ke arah Rudi.

Rudi merasa kecewa dan sedih mendengar penuturan adik sepupunya. Sedih karena Menik sudah mempunyai kekasih.

" Maaf saya permisi dulu." Ucap Rudi pamit pulang.

Pikiran Rudi sudah kacau. Dia tidak bisa berlama-lama lagi di situ. Setelah berpamitan dia pergi meninggalkan mansion itu dengan hati yang kecewa.

" Kapan kamu akan meresmikannya?" Ucap tuan besar.

" Belum tuan, saya belum ada ikatan apapun dengannya." Ucap Kevin cepat.

" Belum ada ikatan. Tapi sudah suka." Ucap Ziko cepat.

Semua saling tertawa. Mereka berharap Kevin akan segera menyusul Ziko menuju pelaminan.

" Like, komen dan vote yang banyak. Biar semangat updatenya terimakasih."