Chapter 242 episode 241 (S2)

Mobil sudah meluncur ke jalanan meninggalkan mansion mewah itu. Tidak ada percakapan di antara mereka bertiga. Mereka fokus dengan kegiatan masing-masing. Kevin fokus mengendarai kendaraannya. Dan Ziko fokus dengan mengelus perut istrinya.

Kevin mengantarkan Zira terlebih dahulu ke butik. Karena jalur mereka yang berlainan arah. Zira telah di antar ke butik. Tinggal mereka berdua di dalam mobil.

" Vin, apa kamu suka mie instan?" Ucap Ziko.

" Suka, memangnya kenapa tuan?" Jawab Kevin.

" Apa kamu pernah menambahkan sayuran di dalam mie instan tersebut." Ucap Ziko lagi.

" Suka tuan, apalagi pakai sayur sawi enak loh tuan." Jawab Kevin menjelaskan.

Ziko ingin mengerjai asistennya balik. Tapi dia ragu, karena Kevin bisa menyebutkan nama sayur. Jadi menurutnya Kevin lebih pintar tentang urusan dapur dari dirinya.

" Memangnya kenapa tuan? Apa anda juga suka mie instan?" Ucap Kevin balik.

" Suka, apa kamu pernah menambahkan rumput di dalamnya?" Ucap Ziko iseng.

" Maksud tuan? Rumput untuk makanan sapi?" Ucap Kevin ragu?

" Iya, apa kamu pernah mencobanya?" Ucap Ziko mulai jahil seperti istrinya.

" Belum pernah tuan, karena setau saya rumput itu hanya untuk hewan. Saya kan manusia mana mungkin makan rumput." Jawan Kevin pakai logika.

" Ya betul, tapi ada anak sapi juga minum susukan? Walaupun susu ibunya tapi tetap minumkan. Sama halnya dengan manusia, kita juga minum susu walaupun itu dari hewan. Apa kita juga bisa di katakan hewan juga?" Ucap Ziko memberi perumpamaan.

" Jadi maksud tuan, rumput itu bisa di olah juga jadi makanan manusia?" Ucap Kevin bingung.

" Ya bisa. Aku juga baru tau dari istriku. Kamu coba saja nanti. Nanti kamu bisa rasakan sensasi yang berbeda dari rumput itu." Ucap Ziko cepat.

Ziko ingin asistennya juga merasakan gimana rasanya di kerjain. Menurutnya Kevin sama dengan dirinya. Sama-sama tidak paham dengan dunia sayur mayur.

" Tuan bukan sedang mengerjai aku kan?" Ucap Kevin cepat sambil melirik dari kaca mobil.

" Ya enggak lah." Ucap Ziko gugup.

" Kalau kamu tidak percaya dengan ucapanku tidak masalah. Tapi apa kamu tidak percaya juga dengan omongan istriku." Ucap Ziko meyakinkan.

" Waduh, justru itu saya enggak percaya. Saya harus waspada dengan ucapan nona Zira. Dan harus bisa membedakan antara yang benar atau rekayasa. Masih ingat di benak saya tentang ngidam menjitak preman, sudah mempersiapkan sedemikian rupa dari mengumpulkan preman sampai acara pengajian. Tapi ternyata hanya sebuah tes belaka." Gerutu Kevin dengan keluh kesahnya.

Kenapa lebih pintar si Kevin dari pada aku. Aku dengan gampang langsung percaya aja sama omongan istriku. Apa mungkin aku jadi bodoh karena terlalu mencintainya sehingga semua ucapannya benar.

" Ini benar." Ucap Ziko menyakinkan.

" Bagaimana kita tanding, siapa yang bisa memakan rumput dengan mie instan akan mendapatkan hadiah. Yang kalah mendapatkan hukuman." Ucap Kevin memberikan ide konyolnya.

Kevin sengaja membuat ide konyol itu untuk membuktikan kalau dia tidak bisa di kerjai. Dengan tantang ini akan terlihat apakah rumput itu termasuk dalam kategori sayur atau tidak.

" Baik, aku tantang kamu makan rumput dengan mie instan. Kalau aku menang, kamu harus mengikuti semua kemauanku, tidak ada penolakan.

" Kalau saya yang menang bagaimana?" Ucap Kevin lagi.

" Akan aku naikkan gaji kamu 5 kali lipat." Ucap Ziko meyakinkan.

" Baik saya setuju. Dan siapa jurinya?" Ucap Kevin lagi.

" Istriku yang akan jadi juri. Dan dia yang akan memasak mie instan itu untuk kita." Ucap Ziko.

" Boleh saya membuat permintaan?" Ucap Kevin agak ragu.

Ziko menganggukkan kepalanya cepat.

" Bolehkah perlombaan makan mie itu hanya di saksikan juri saja, tidak ada yang lain." Ucap Kevin pelan.

Kevin malu jika harus di saksikan penghuni mansion apalagi pertandingannya tidak lazim. Secara dia manusia normal. Tapi semua itu ide konyolnya, mau tidak mau dia harus melakukannya.

" Kenapa apa kamu malu?" Ucap Ziko lagi.

" Malu lah, kalau nona Zira yang lihat saya enggak akan malu tapi kalau sampai Nyonya besar dan Tuan Besar yang lihat. Mau di letak dimana ini wajah." Ucap Kevin membayangkan ide konyolnya.

Ziko memikirkan hal yang sama. Dia juga malu kalau sampai di tonton semua penghuni mansion. Pasti akan teramat malu di olok-olok sebagai si moooow nantinya.

" Baiklah, kita lomba di rumah kamu saja. Tidak ada orang di sana. Jadi kita tidak akan malu." Ucap Ziko lagi.

Mereka berdua setuju dengan kesepakatan pertandingan nanti malam. Mereka tinggal menunggu keputusan juri apakah bisa ikut berpartisipasi apa tidak.

Mobil sudah sampai di depan pintu loby. Seorang sekuriti membukakan pintu mobil Ziko. Ziko memasuki gedung itu dengan gagah perkasa diikuti asistenya dari belakang.

Suasana di loby pada pagi itu cukup ramai. Bukan ramai staf perusahaan tapi ramai orang baru yang menggunakan seragam berwarna biru dan celana biru. Ketika Ziko dan Kevin masuk ke dalam loby, semua mata tertuju pada mereka berdua. Secara mereka adalah orang paling ganteng, yang mempunyai kharismanya luar biasa, kharisma itu yang membuat kaum hawa terpesona.

Ziko dan Kevin masuk ke dalam lift khusus presiden direktur.

" Kenapa ramai sekali di loby. Apa hari ini ada kunjungan kerja dari sekolah-sekolah." Ucap Ziko penasaran.

" Sepertinya tidak ada jadwal kunjungan dari sekolah bulan ini. Dan kalau dari seragam tadi, sepertinya mereka bukan dari sekolah." Ucap Kevin seperti pernah melihat seragam biru itu.

Pintu lift terbuka. Ziko dan Kevin keluar bersamaan, menuju ruangan Presiden direktur.

Di dalam ruangan Presiden direktur.

" Kamu cari tau, ada kepentingan apa seragam biru itu ke perusahaan kita." Ucap Ziko memerintahkan.

" Baik tuan."

Kevin pamit keluar menuju ruangannya. Di dalam ruangannya dia langsung menghubungi pihak HRD.

" Selamat pagi dengan Human Resource Departement." Ucap salah seorang dari ujung ponselnya.

" Selamat pagi. Saya mau bicara dengan Ibu Mery." Ucap Kevin cepat.

" Saya Ibu Mery, ada yang bisa saya bantu Pak Kevin?" Ucap Ibu Mery.

Ibu Mery langsung mengenal suara Kevin. Secara Kevin adalah orang kedua setelah Ziko. Powernya sama kuat dengan presiden direktur. Jadi tidak heran suaranya langsung cukup familiar di telinga para staf.

" Bisa Ibu keruangan saya?" Ucap Kevin langsung.

Setelah itu panggilan terputus. Beberapa menit kemudian suara pintu ruangan Kevin di ketuk.

Tok tok tok.

" Masuk." Ucap Kevin sedikit berteriak.

Di depan pintu ada Ibu Mery. Beliau memegang handle pintu dan membukanya secara perlahan setelah mendapatkan instruksi untuk membuka pintu tersebut.

" Selamat pagi Pak." Ucap Ibu Mery sopan.

" Silahkan duduk." Ucap Kevin ramah.

Ibu Mery menarik kursi yang ada di depannya dan duduk dengan sopan.

" Saya lihat tadi di loby ada banyak orang, dan mereka semuanya berseragam berwarna biru." Ucap Kevin langsung.

" Owh itu karyawan perusahaan jasa yang bekerjasama dengan perusahaan kita. Mereka mau mengganti personil mereka dengan personil yang baru." Ucap Ibu Mery menjelaskan.

" Perusahaan jasa dalam bidang apa yang mengenakan seragam seperti itu." Ucap Kevin lagi.

" Mereka menyalurkan karyawannya untuk menjadi cleaning service di perusahaan kita. Hampir semua perusahaan besar bekerjasama dengan perusahaan jasa itu." Ucap Ibu Mery menjelaskan.

Kevin manggut-manggut, dia baru ingat kalau seragam warna biru itu sering wara-wiri di gedung itu, dengan peralatan kerja mereka.

" Kenapa mereka harus mengganti personil lagi, bukannya karyawan yang lama tidak bermasalah." Ucap Kevin bingung.

" Memang tidak bermasalah tuan, tapi mereka sistem kontrak. Mungkin sebagian mereka kontraknya habis atau sebagian lagi resign." Ucap Ibu Mery menjelaskan.

" Apakah bisa terjamin kalau petugas cleaning service itu bisa di percaya?" Ucap Kevin ragu.

" Seperti yang di jelaskan pihak perusahaan jasa itu. Sebelum mereka menerima karyawan baru. Mereka melakukan serangkaian test. Dan dari hasil tes yang lulus yang bisa di terima berkerja di perusahaan itu." Ucap Ibu Mery menjelaskan.

" Baiklah, saya tidak mau ada masalah di kemudian hari. Ibu harus lebih sering memonitor. Dan untuk di lantai ini. Berikan beberapa Daftar riwayat hidup mereka kepada saya. Saya harus memilih siapa saja yang pantas untuk membersihkan di lantai ini." Ucap Kevin tegas.

Kevin sengaja meminta daftar riwayat hidup untuk para cleaning service. Karena semua menjadi tanggung jawabnya, dan untuk lantai presiden direktur harus dipilih orang-orang khusus dan yang bisa di percaya. Tidak sembarang orang masuk ke dalam perusahaan itu apalagi untuk membersihkan ruangan Presiden direktur. Semua harus di pertimbangkan dan hanya orang terpilih yang bisa membersihkan ruangan itu.

" Like, komen dan vote yang banyak ya. Biar tambah semangat updatenya."