Chapter 235 episode 234 (S2)

Mereka telah sampai di rumah makan. Rumah makan dengan aneka masakan tradisional. Seperti permintaan Istrinya, kalau Zira lebih menyukai masakan tradisional dari pada makanan Eropa.

Pelayan membukakan pintu ketika mereka masuk. Pelayan merekomendasikan tempat yang cocok untuk mereka. Mereka mengikuti dari belakang menuju tempat tersebut. Tapi Ziko kurang nyaman dengan suasana terbuka dan bergabung dengan orang lain.

Kevin melihat gelagat bosnya kurang nyaman dengan tempat yang di tunjukkan pelayan itu.

" Apa ada ruangan khusus seperti private room untuk kami semua." Ucap Kevin cepat.

" Owh ada Pak, tapi untuk ruangan itu nanti akan di kenakan biaya lagi." Ucap pelayan menejelaskan.

" Tidak masalah, antarkan kami keruangan itu." Ucap Kevin cepat.

Pelayan menunjukkan jalan menuju private room. Ruangan itu berada di pojok, jadi ketika mereka menuju kesana, mereka di sajikan pemandangan berupa taman bunga yang ada di kanan dan kiri mereka.

Pelayan mempersilahkan mereka untuk masuk. Ruangan yang tidak terlalu besar tapi sangat nyaman dengan fasilitas sebuah air conditioner dan televisi. Dan kursi empuk untuk menemani makan mereka.

Pelayan menyalakan televisi itu dengan menyetel sebuah video musik untuk menghibur makan siang tamunya.

Pelayan yang tadi keluar dari ruangan itu dan di ganti dengan 2 orang pelayan. Dua orang pelayan masuk ke dalam ruangan itu. Sambil membawa buku menu di tangan mereka.

Ada pemandangan yang aneh ketika 2 orang pelayan tadi masuk. Salah satunya adalah wanita setengah genre yang sangat misterius. Kevin membelalakkan matanya melihat wanita setengah genre itu. Begitupun pelayan itu, dia tidak berkedip. Masih mengingat siapa pria yang melototi dirinya.

Teman wanita setengah genre itu menyenggolnya, memberikan kode untuk menyerahkan buku menu kepada para tamunya mereka.

2 orang pelayan menyerahkan buku menu di sebelah kanan pengunjungnya. Ziko dan yang lainnya membaca dan memilih daftar menu yang menggugah selera mereka.

Tidak dengan Kevin, dia masih tidak berkedip melihat wanita setengah genre itu.

Sepertinya itu pria yang aku siram air, tapi kenapa dia melihat aku seperti itu. Apa dia naksir denganku. Hello mana mungkin dia naksir sama aku. Dia pasti mau menagih utang samaku. Karena dia tidak berkedip melihat aku, lebih baik aku main mata dengannya. Kita lihat sampai seberapa tahan kamu melihat kedipan mata dariku.

Kevin masih melotot melihat wanita yang tidak jauh dari depannya. Dan tiba-tiba wanita itu mengedipkan matanya secara berulang. Sampai Kevin malu sendiri, Kevin langsung melihat kebawah ketika mendapatkan kedipan mata dari wanita setengah genre itu.

Sial kenapa dia malah mengedipkan mata kapadaku. Kenapa aku jadi grogi ketika dia mengedipkan mata seperti itu. Apalagi sekarang dia yang terus memandangi aku.

Kevin tidak berani menatap mata wanita setengah genre itu. Sekarang posisi kebalik wanita setengah genre itu yang memandang dirinya.

Yes berhasil, dia enggak kuat melihat mata nakalku. Makanya jangan coba-coba main dengan aku.

Setelah dua orang pelayan itu mencatat semua daftar menu pilihan pengunjungnya mereka pergi meninggalkan ruangan tersebut.

" Permisi, saya mau kebelakang dulu." Ucap Kevin beranjak dari kursinya.

Kevin mengikuti wanita setengah genre itu dari belakang. Dua pelayan itu berbalik melihat ada orang yang mengikuti mereka.

" Kenapa tuan? Apa ada menu tambahan?" Ucap teman wanita setengah genre itu.

" Tidak, aku hanya ada perlu dengan dia." Ucap Kevin menunjuk wanita setengah genre.

Teman si wanita langsung mengambil buku catatan yang ada di tangan temannya. Dan meninggalkan temannya berdua dengan tamu mereka.

" Ada apa?"

" Ada apa? Seharusnya aku yang bertanya kenapa kamu mengedipkan mata kepadaku." Ucap Kevin cepat.

" Idih pede banget, aku itu tadi kelilipan." Ucap wanita itu asal.

Kevin yang tadinya mau protes malah malu karena mendapatkan jawaban telak dari wanita jadi-jadian di depannya. Wanita itu membalikkan badannya hendak pergi.

" Tunggu, aku mau ketemu dengan manager kamu." Ucap Kevin cepat.

Wanita itu berbalik lagi melihat pria tersebut.

" Untuk apa?" Ucap wanita itu.

" Untuk memberitahukan kepada manager rumah makan ini, kalau dia mempunyai pekerja yang tidak bertanggung jawab. Karena telah mempermalukan orang lain." Ucap Kevin cepat.

" Hello Bapak yang terhormat. Dari mananya aku tidak bertanggung jawab. Seharusnya bukan aku saja yang di anggap tidak bertanggung jawab tapi kamu juga, coba kalau kamu turun dan meminta maaf kepadaku pasti aku tidak akan merusak mobil kamu." Ucap wanita itu pelan.

Kevin diam, tidak menjelaskan kenapa pada saat itu dia tidak keluar dari mobil.

" Dan lagi, bagaimana kamu bisa bilang kalau aku mempermalukan dirimu. Pada saat itu di halte cuma kita berdua tau. Tidak ada yang melihat. Ada sih yang melihat." Ucap wanita itu cepat.

" Siapa yang melihat?" Ucap Kevin penasaran.

" Hantu." Wanita itu langsung pergi meninggalkan pria tersebut. Dia merasa enggan berbicara dengan pria sombong.

Wanita itu berjalan menuju dapur. Tapi langsung di selip oleh Kevin. Kevin melangkahkan kakinya cukup lebar.

" Pasti kebelet tuh." Gumam wanita itu.

Kevin berhenti pada seorang pelayan dan menanyakan di mana ruangan manager rumah makan tersebut. Wanita tadi yang mendengar langsung mulai panik. Dia sudah kebayang apa yang akan di perbuat pria itu.

" Lurus aja Pak, belok kanan, nanti ada tulisan di atas pintu." Ucap pelayan itu menjelaskan.

Kevin langsung berjalan menuju ruangan manager, diikuti wanita setengah genre itu dari belakang. Kevin mengetuk pintu ruangan tersebut. Setelah ada sahutan masuk. Dia langsung masuk ke dalam ruangan tersebut. Ada seorang wanita paruh baya duduk di kursi kebesarannya. Wanita setengah genre itu menguping dari balik pintu.

" Ada yang bisa saya bantu Pak?" Ucap wanita tua itu.

" Saya mau komplain." Ucap Kevin langsung.

Wanita yang menguping langsung ketar ketir.

Mati aku, dia benar-benar komplain. Bakalan di pecat lagi.

" Komplain apa Pak?" Ucap wanita tua itu.

" Mengenai pelayan ibu."

" Siapa namanya?" Ucap ibu itu.

Kevin bingung mau menyebutkan apa. Dia belum tau nama wanita setengah genre itu.

" Saya enggak tau namanya, yang jelas dia setengah genre." Ucap Kevin cepat.

" Aih kurang ajar betul, seenaknya bilang aku setengah genre." Gerutu wanita itu pelan.

" Maaf Pak, semua pelayan kami di sini berjenis kelamin pria dan wanita tidak ada yang setengah." Ucap Ibu itu menjelaskan.

Wanita yang berada di balik pintu tertawa kecil, mendengar ibu managernya berbicara. Dia tertawa sampai terdengar dari dalam ruangan.

" Siapa itu?" Ucap Ibu manager.

Kevin langsung membuka pintu dengan cepat. Dan di balik pintu ada wanita setengah genre itu yang menguping pembicaraan mereka.

" Kamu menguping ya?" Ucap Ibu manager dengan intonasi yang tinggi.

Wanita itu masuk ke dalam ruangan sambil menundukkan kepalanya.

" Enggak bu." Ucap wanita itu gugup.

" Ini dia wanita setengah genre itu." Ucap Kevin menunjuk wanita di sampingnya.

" Maaf Pak, dia berjenis kelamin wanita bukan setengah." Ucap Ibu manager menekan intonasinya.

" Ya terserah ibu mau jawab apa, yang jelas saya mau dia di pecat." Ucap Kevin tegas.

" Maaf Pak, apa alasan Bapak meminta saya untuk memecat karyawan saya." Ucap Ibu itu tegas.

Kevin mau menjelaskan tapi mulutnya sudah di bungkam dengan tangan wanita setengah genre itu.

" Ibu sebenarnya ini hanya masalah pribadi, dia minta balikan sama saya Bu. Tapi saya menolak." Ucap wanita setengah genre itu.

Kevin melepaskan tangan wanita itu dari mulutnya.

" Oh masalah pribadi jangan di bawa ke dalam ruangan ini. Silahkan kalian selesaikan di tempat lain." Ucap Ibu itu mengusir dua orang di depannya.

" Like, komen dan Vote yang banyak ya terimakasih."