Chapter 210 episode 210

Zira membuka matanya perlahan. Dengan setengah kesadaran dia menggerakkan kepalanya ke kiri, pemandangan yang di lihatnya adalah sebuah jok mobil dan dia menggerakan ke sebelah kanan. Ketika dia melihat ke arah kanan pemandangan yang di lihatnya adalah sebuah ikat pinggang masih melingkar di pinggang seseorang. Zira berteriak histeris sambil bangun dari paha suaminya. Ziko kaget begitupun dengan Kevin.

" Kenapa kamu berteriak, apa tidak bisa membangunkan aku dengan cara yang lebih lembut lagi." Ucap Ziko masih menguap.

" Sempat-sempatnya kamu mengambil kesempatan di atas kesempitan." Ucap Zira memukul paha suaminya. Ziko heran dengan tingkah istrinya apalagi dengan kalimat yang barusan terlontar dari mulut istrinya.

" Kamu kesurupan ya? Atau kamu baru bermimpi." Ucap Ziko heran masih menguap. Dia sama sekali tidak menyadari akan hal itu.

" Ya aku baru bermimpi. Sebuah ular melingkar di pagar sedang memakai ikat pinggang." Ucap Zira ketus.

Ziko menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia tidak mengerti istilah yang di ucapkan istrinya.

" Sejak kapan ular pakai ikat pinggang? Ular saja enggak punya pinggang." Ucap Kevin dengan gelak tawanya.

Zira sudah tidak menghiraukan lagi. Dia keluar dari mobil dan berjalan menuju super market. Ziko dan Kevin langsung bergegas menyusul dari belakang.

Ziko mengiringi langkah Istrinya yang cukup lebar.

" Kamu kalau jalan jangan seperti paskibraka, kamukan lagi hamil, tidak baik seperti itu." Ucap Ziko khawatir akan kandungan istrinya. Zira memang melangkahkan kakinya dengan keras dan sambil menghentakkan kakinya.

Zira tidak menghiraukan sama sekali, dia sudah masuk ke dalam super market besar itu. Banyak beranekaragam makanan berderet di satu lorong, di lorong lain ada aneka merek sabun terpajang di sana. Zira mencari lorong yang menempatkan aneka ragam merek susu ibu hamil. Zira membaca komposisi dari masing-masing merek susu. Setelah di baca di letakkannya lagi, seperti itu terus. Ziko dan Kevin bingung dengan tingkah wanita di depan mereka.

" Kamu kesini mau membaca komposisi atau mau membeli susu sih?" Ucap Ziko bingung.

" Sttt diam. Mana tau kamu tentang perihal susu Ibu hamil." Ucap Zira cepat.

" Bukannya susu Ibu hamil semua sama?" Ucap Ziko lagi.

Zira sudah malas berdebat dengan suaminya. Dia lebih memilih menanyakan kepada salah seorang SPG wanita.

" Mbak, susu merek X enggak ada ya?" Ucap Zira cepat.

" Ada Kok mbak." Ucap SPG tersebut sambil berjalan mendekati mereka susu yang di sebutkan Zira tadi. SPG itu menunjukkan merek susu yang berjejer di atas rak.

" Iya mbak, cuma saya mau yang rasa cendol." Ucap Zira lagi.

" Owh untuk rasa cendol sudah habis mbak, masih ada varian rasa yang lain loh mbak, semuanya juga enak." Ucap SPG itu mempromosikan produknya.

" Tau dari mana mbak enak? Memangnya semua embak cicipi rasanya?" Ucap Zira jutek. SPG tadi bingung menjawab ucapan calon pembelinya, dia memang tidak ada mencicipi semua rasa susu tersebut. Dia melakukannya hanya untuk menarik pembeli agar tertarik dengan varian rasa lain.

"Sudahlah sayang, kita cari di tempat lain saja yuk." Ucap Ziko memegang bahu Istrinya.

" Lepaskan tanganmu dari bahuku." Ucap Zira ketus. Ziko langsung melepaskan tangannya dengan cepat. SPG yang berada di depan mereka berasumsi sendiri dengan pikirannya.

Istrinya judes banget pasti ngidamnya, ngidam cabe rawit.

Pasangan suami istri itu sudah meninggalkan lorong tersebut. Zira memilih untuk duduk di kursi besi yang di letakkan sepanjang meja kasir.

" Apa kamu kecapekan?" Ucap Ziko khawatir. Zira merasa kakinya letih karena kebanyakan jalan. Dia mau mengistirahatkan kakinya terlebih dahulu.

" Kevin belikan minum untuk istriku." Ucap Ziko memberi perintah. Kevin langsung berlari bergegas membeli minuman untuk majikannya.

" Kita pulang saja yuk. Nanti aku yang akan mencari susu rasa cendol itu." Ucap Ziko khawatir dengan kandungan istrinya. Kevin sudah datang dengan membawa minuman di tangannya. Setelah di bukanya, dia memberikan minuman tersebut kepada Zira. Sekali tegak dia langsung menghabiskan minum mineral tersebut.

" Sepertinya kamu haus sekali." Ucap Ziko cepat. Zira memberikan botol minuman kosong kepada suaminya.

" Lagi." Ucap Zira cepat.

" Apa lagi? Sebesar apa rasa hausmu sampai kurang?" Ucap Ziko lagi.

" Udah cepatan." Gerutu Zira. Kevin kembali berlari untuk membeli minuman. Agak lama pasangan suami istri itu menunggu Kevin.

" Beli di mana sih dia?" Gerutu Ziko. Tidak berapa lama Kevin datang dengan membawa minuman yang di letakkan di atas bahunya.

" Silahkan Zira." Ucap Kevin memberikan minuman tersebut.

Zira tertawa melihat pria yang membelikannya minuman. Tapi Ziko merasa marah dengan tingkah mantan asistennya.

" Kenapa kamu membelikan galon untuk istriku." Ucap Ziko kesal.

" Tuan saya pikir dengan membeli ini, rasa haus Zira akan hilang." Ucap Kevin polos.

" Tapi enggak gini juga kali." Ucap Ziko memukul lengan pria tersebut. Kevin membelikan minuman dengan ukuran jumbo, yaitu sebuah galon kecil.

" Tuan hargai jerih payah saya, butuh perjuangan untuk mendapatkan minuman ini." Ucap Kevin pelan.

" Memangnya seperti apa pengorbanan untuk membelikan ini?" Ucap Ziko penasaran.

" Apa tuan lihat antrian di kasir itu? Saya harus menyerobot antrian tersebut dari the power of emak-emak.

" Masih segitu kamu bilang pengorbanan." Ucap Ziko menganggap enteng.

" Silahkan tuan mencobanya jika anda bisa lolos dengan baik tanpa luka seperti ini, berarti anda hebat." Ucap Kevin memberikan tantangan sambil menunjukkan luka bekas cubitan dari emak-emak.

" Baik jika aku bisa lolos tanpa luka sedikitpun, aku mau setiap hari selalu ikut kemanapun istriku pergi." Ucap Ziko yakin.

" Apa? Kenapa aku di libatkan?" Ucap Zira menunjuk dirinya sendiri.

Ziko menganggukkan kepalanya cepat.

" Ini pertandingan kalian berdua dan aku tidak ikut campur dalam hal ini." Ucap Zira cepat, dia tidak mau jika Ziko ikut dalam kegiatan sehari-harinya. Menurutnya cukup untuk hari ini mereka bersama.

" Istriku kami membelikan minuman ini juga untuk kamu, berarti kamu terlibat dalam pertandingan ini." Zira melihat ke arah Kevin, Kevinpun setuju dengan pendapat mantan bosnya. Zira melihat antrian di meja kasir yang panjang seperti ular tangga. Dan menurutnya tidak mungkin suaminya bisa lolos dengan cepat menyerobot antrian the power of emak-emak.

" Baik, aku tantang kamu. Jika kamu lolos dan tidak luka, maka kamu bisa ikut denganku dalam seminggu. Tapi jika tidak lolos, maka ini hari terakhir kamu ikut dengan ku." Ucap Zira menjelaskan.

" Baik aku siap." Ucap Ziko mantap.

" Ingat waktumu hanya 3 menit." Ucap Zira lagi.

" Apa 3 menit. Mana bisa aku melewati emak-emak itu selama 3 menit. Tadi Kevin tidak memakai waktu untuk membeli minuman itu." Ucap Ziko menunjuk minuman yang ada di lantai.

" Ya itu urusanmu." Ucap Zira cepat sambil tersenyum licik.

Ziko melihat ke kasir dan memikirkan cara untuk bisa melewati rintangan tersebut. Setelah beberapa saat, dia tersenyum ceria karena idenya sudah keluar dari dalam kepalanya.

" Baik aku siap, dengan tantangan ini." Menurutnya walaupun cuma seminggu dia dekat dengan Zira. Dia berharap ada keajaiban dalam waktu seminggu itu, keajaiban akan pernikahannya yang sudah berada di ujung tombak.

" Like, komen dan Vote yang banyak ya terimakasih."