Chapter 204 episode 204

Pagi harinya.

Suasana pagi yang cerah menyambut datangnya sang mentari. Hiduplah dan bangunlah, tanpa ada rasa kebencian, keraguan dan kegalauan. Apapun yang terjadi hadapilah. Ziko tidak menunggu keajaiban dunia untuk memulai pagi ini, tanpa menunggu keajaiban dia sudah merencanakan sesuatu untuk menarik simpati istrinya.

Ziko pergi ke ruang makan, kebiasaan yang selalu di lakukan Keluarga itu. Makan bersama sebelum melakukan aktivitas. Dengan berat Ziko tetap memakan sarapannya. Ziko berangkat ke kantor, walaupun hatinya masih galau, dia tetap harus berdiri tegak.

" Kamu berangkat ke kantor nak?" Ucap sang mama.

" Iya ma." Ucap Ziko cepat.

" Ko, jadi siapa yang akan menggantikan asisten Kevin?" Ucap sang papa.

" Ntahlah, aku belum menemukan calon yang tepat untuk dirinya." Ucap Ziko lagi.

" Kenapa kamu tidak panggil aja lagi asisten Kevin untuk bergabung dengan Raharsya group." Ucap Nyonya Amel.

" Hemmm, dia sudah bekerja dengan orang lain." Ucap papanya cepat.

" Dari mana papa tau kalau Kevin sudah bekerja dengan orang lain." Ucap sang isteri penasaran.

Tuan besar belum bicara, tapi sudah di potong pembicaraannya oleh anak sulungnya.

" Betul ma, asisten Kevin sudah bekerja dengan orang lain, asal mama dan papa tau, dia telah bekerja dengan Zira." Ucap Ziko ada rasa benci dengan mantan asistennya.

Papa dan mamanya saling pandang. Mereka kaget mendengar penuturan anaknya.

" Bagus kalau seperti itu, ada yang menjaga Zira ketika dia lagi membutuhkan sesuatu." Ucap Tuan besar.

" Apanya yang bagus, kalau dia juga suka dengan Zira bagaimana?" Ucap Ziko cepat tidak membayangkan apa yang terjadi jika pikirannya benar adanya.

" Hust, jangan kamu ngomong seperti itu, omongan itu doa." Ucap mamanya mengingatkan anaknya.

" Tapi ma, kalau asisten Kevin benar-benar suka sama kakak ipar, berarti tambah seru dong." Ucap Zelin ikut nyeletuk.

Ziko langsung menoyor kepala adiknya.

" Apanya yang seru, yang benar dia akan mengambil istriku." Ucap Ziko khawatir.

" Ah kakak, justru itu tantangan buat kakak, kalau benar adanya berarti kakak harus mulai melakukan strategi." Ucap Zelin cepat sambil menikmati sarapannya.

" Tidak perlu melakukan strategi apapun, cukup ambil simpati Zira, mama yakin kalau ruang hati Zira masih ada untuk kamu." Ucap Nyonya Amel cepat.

" Baiklah aku akan berangkat kerja dulu." Ucap Ziko cepat sambil beranjak dari kursi makan.

Sebelum berangkat Ziko membisikkan sesuatu ketelinga adiknya.

" Urusan kita belum selesai." Ucap Ziko berbisik.

" Tentang apa?" Ucap Zelin lupa.

" Koko." Ucap Ziko kembali berbisik. Zelin langsung menutup mulutnya tidak percaya, dia berpikir kalau kakaknya akan melupakan masalahnya dengan Koko karena kakaknya juga mempunyai masalah sendiri.

Pasangan suami istri yaitu Nyonya Amel dan suaminya hanya menggelengkan kepalanya tidak mau terlibat dalam urusan kakak beradik itu.

Ziko menyalakan mesin mobil, dan menuju jalan raya. Pemandangan yang terlihat dari kaca mobil adalah kepadatan lalu lintas di sepanjang jalan membuat udara terkontaminasi dengan asap dari kendaraan tersebut. Pepohonan yang ada di sepanjang jalan tidak dapat mengontrol populasi udara tersebut, karena di bandingkan dengan jumlah pepohonan lebih banyak jumlah kendaraan bermotor.

Didalam kemacetan Ziko memikirkan obrolan dia dengan keluarganya. Ada rasa khawatir ketika dia harus bersaingan dengan mantan asistennya. Dia mencoba menepis pikiran yang aneh-aneh, tapi semakin dia mengingat peristiwa tadi malam, yang mana ada Kevin di dalam rumah Istrinya, membuat dia jadi berpikir yang aneh. Ziko memutar mobilnya, dia melajukan mobilnya ke arah lain. Dalam perjalanan dia berhenti di depan toko bunga. Penjaga toko menyapa ramah kepada calon pembelinya.

" Ada yang bisa saya bantu?" Ucap penjaga toko.

" Kirimkan bunga ini semua ke alamat ini?" Ucap Ziko menunjuk semua bunga yang ada di toko bunga tersebut. Si penjaga kaget karena dia baru saja membuka tokonya tapi tiba-tiba ada seseorang yang ingin memborong semua bunganya.

" Maksud Bapak apa?" Ucap penjaga toko meyakinkan lagi.

" Aku bilang bungkus semua bunga di sini, dan kirim ke alamat ini." Ucap Ziko memberikan kertas yang berisi alamat rumah Zira.

Si penjaga toko merasa senang ketika semua barang dagangan di borong oleh orang kaya di depannya. Menurutnya pagi yang membawa berkah. Penjaga toko tadi menjumlahkan berapa total harga bunga tersebut dan menyerahkan kepada Ziko. Ziko langsung membayar dengan kartunya.

" Pastikan hari ini di antar." Ucap Ziko sebelum meninggalkan toko tersebut.

" Baik Pak, terimakasih banyak." Udah penjaga toko tersenyum lebar mendapatkan rezeki secepat itu.

Ziko melajukan mobilnya kembali, dia memutar arah mobil bukan ke kantor. Ziko ingin mengerjakan sesuatu yang sangat penting. Ziko berhenti didepan sebuah rumah. Rumah yang tidak terlalu besar dari tempat tinggalnya. Ziko memencet bel rumah tersebut beberapa kali. Tidak berapa lama ada seseorang yang membuka pintu rumah. Sang pemilik rumah kaget mendapati Ziko ada di depan rumahnya.

" Tuan muda." Ucap Kevin kaget.

Ziko tidak menjawab, dia merasa benci melihat mantan asistennya.

" Silahkan masuk." Ucap Kevin mempersilahkan masuk.

Ziko tidak mau masuk dia hanya berdiri di depan pintu sambil berkacak pinggang.

Apa tuan muda ke rumahku mau minta maaf atas perlakuannya kepadaku atau mau meminta bantuan agar bisa dekat kembali dengan nona Zira.

" Aku tidak mau membuang waktuku dengan orang sepertimu." Ucap Ziko ketus.

Kevin masih menunggu kalimat selanjutnya.

" Jangan pernah kamu dekati istriku." Ucap Ziko cepat.

" Maaf tuan, saya tidak pernah mendekati nona Zira, saya hanya membantunya saja." Ucap Kevin meluruskan masalah yang selama ini membuat dirinya selalu menjadi kambing hitam.

" Tidak usah banyak bicara, aku mau kamu tidak berada di dekat istriku." Ucap Ziko lagi tegas.

" Maaf tuan, saya sudah di tugaskan nona Zira untuk membantunya tidak lebih dari itu." Ucap Kevin pelan melakukan pembelaan.

" Aku tidak percaya dengan semua ucapanmu, pasti kamu ingin merebut Zira dari sisiku, iya kan?" Ucap Ziko emosi.

" Tuan sudah saya katakan saya tidak bermaksud seperti itu." Ucap Kevin lagi.

" Kamu lama-lama ngeselin ya, lebih baik kamu menjauh dari istriku, kalau tidak aku akan memusnahkan dirimu." Ucap Ziko mengancam.

" Silahkan tuan memusnahkan saya, jika dengan memusnahkan saya hubungan anda membaik maka silahkan, tapi jika dengan memusnahkan saya membuat hubungan anda semakin memburuk bagaimana?" Ucap Kevin cepat.

Ziko diam, tidak berkata-kata.

" Saya tidak pernah ingin merebut ataupun ingin memiliki nona Zira. Tapi kalau anda merasa saya saingan buat anda, dengan senang hati saya akan menjadi saingan terberat anda." Ucap Kevin tegas.

Ziko menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia menahan emosinya agar tidak memukul pria di depannya.

" Tuan jika anda tidak ada keperluan lagi, silahkan anda pulang, saya masih banyak kerjaan. Dan nona Zira juga sedang menunggu saya." Ucap Kevin mengusir Ziko.

Kevin langsung menutup pintunya. Dia tidak mau meladeni mantan bosnya. Karena dia paham dengan karakter bosnya yang gampang emosi dan berpikiran pendek. Ziko menendang pintu rumah Kevin sebelum pergi meninggalkan perumahan tersebut. Dia merasa Kevin adalah saingan terberatnya sekarang.

" Like, komen dan Vote yang banyak ya terimakasih."