Chapter 137 episode 137

Mereka semua akan kembali ke rumah setelah seharian bermain di Dam Square. Nyonya Amel mengundang Vita untuk makan malam bersama di kediaman mereka. Vita mengendarai mobilnya sendiri dan dia berniat mengajak Ziko untuk menyetir mobilnya. Tapi Zira langsung menawarkan diri terlebih dahulu. Tanpa pikir panjang Zira langsung masuk ke dalam mobil Vita. Kevin tersenyum melihat semangat Zira sudah kembali normal. Ziko tidak banyak berkomentar dia mengijinkan Zira untuk satu mobil dengan Vita. Selama perjalanan mereka tidak saling ngobrol. Zira tidak berniat untuk basa-basi sama Vita. Vita melirik Zira sekilas. Dia memulai percakapan mereka.

" Sudah berapa lama kamu jadi sekertaris Ziko." Ucap Vita sambil tetap menyetir.

" Kenapa? Apa anda ingin mencari informasi tentang Ziko melalui saya." Ucap Zira ketus.

Vita tersenyum mendengar ucapan Zira.

" Kenapa aku harus mencari informasi mengenai Ziko dari kamu, aku sudah kenal lama sebelum kamu bekerja dengannya." Ucap Vita sambil tersenyum tipis.

Zira memandang keluar kaca jendela. Pemandangan di luar lebih indah daripada mendengar ucapan Vita. Tapi bukan Zira namanya kalo tidak bisa membuat lawannya ketar-ketir.

" Mungkin dulu anda sudah mengetahui tentang Ziko. Tapi bagaimana dengan Ziko yang sekarang. Apakah anda juga tau?" Ucap Zira sambil menatap ke depan.

Vita menoleh sekilas kearah Zira. Ucapan Zira ada benarnya. Untuk Ziko yang dulu dia mengenalnya dan untuk Ziko yang sekarang apakah masih sama dengan yang dulu.

" Apa maksud kamu?" Ucap Vita penasaran.

" Apakah anda pernah memikirkan kalo dia sudah menikah atau sudah punya anak." Ucap Zira cepat

Vita membulatkan matanya. Vita merasa terkejut omongan Zira seperti petir di siang bolong yang menyambar hatinya.

" Apakah yang kamu ucapkan benar?" Ucap Vita penasaran.

Zira tersenyum tipis.

" Anda bisa menanyakan langsung kepadanya." Ucap Zira sambil tersenyum.

Zira sengaja melakukannya dia ingin Ziko mengatakan sendiri tentang hubungan mereka. Zira ingin melihat pengakuan dan kejujuran dari Ziko. Vita berperang dengan perasaannya. Dia sangat senang ketika bertemu kembali dengan Ziko. Tapi dia merasa ada kekhawatiran dalam dirinya.

" Berapa lama kamu bekerja dengannya." Vita kembali mengajukan pertanyaannya.

" Apa perlu saya menjawab pertanyaan anda." Ucap Zira ketus.

" Ya kamu harus menjawabku." Ucap Vita tegas.

Zira tidak menjawab dia memandang keluar jendela.

" Kalo kamu tau hubungan kami sebuah hubungan suami istri pasti kamu akan kecewa. Tapi kalo kamu mengetahui kontrak nikahku mungkin hanya satu tahun pasti kamu akan bersorak gembira. Lebih baik aku diam biarkan itu menjadi misteri di dalam benaknya."

Vita menaruh curiga dengan Zira. Tapi dia tidak berniat berkata-kata lagi. Di pikirannya lebih baik dia menanyakan sendiri kepada Ziko.

Mobil telah sampai di Kediaman Keluarga Raharsya. Vita dan Zira keluar dari mobil. Ziko telah menunggu di depan pintu. Ziko tersenyum kepada mereka berdua. Tapi Zira memasang wajah jutek kepada Ziko. Hanya Vita yang tersenyum manis kepada Ziko. Zira memilih meninggalkan Ziko. Ziko memperhatikan tingkah Zira yang aneh.

Vita duduk di ruang keluarga, Dia menarik tangan Ziko agar menemaninya di ruangan itu.

" Sebentar aku mau ke atas dulu." Ucap Ziko cepat sambil meninggalkan Vita sendiri di ruang keluarga.

Ziko berlari ke kamarnya, dia mencari keberadaan Zira. Zira sedang duduk di sofa sambil memijat kakinya. Ziko menghampirinya.

" Kenapa kamu tidak tersenyum kepadaku." Ucap Ziko penasaran.

" Owh tadi kamu tersenyum denganku ya? Aku kira kamu memberikan senyum terbaik kepada mantanmu." Ucap Zira ketus.

Ziko kaget mendengar Zira sudah mengetahui tentang Vita sebagai mantannya.

" Dari mana kamu tau mengenai dia sebagai mantanku." Ucap Ziko penasaran.

Zira mendesah dengan keras.

" Kenapa? Apa kamu kaget?" Ucap Zira ketus.

Ziko tidak bisa berkata-kata lagi. Memang dia menutupi hubungan masa lalunya dengan Vita agar Zira tidak cemburu.

" Bagaimana rasanya seorang mantan di perlakukan seperti seorang istri." Ucap Zira ketus sambil meninggalkan Ziko.

Zira pergi ke kamar mandi meninggalkan Ziko yang masih bengong dengan ucapan Zira terakhir yaitu mantan di perlakukan seperti seorang istri. Ziko belum paham dengan arti dari kalimat Zira. Ziko mengetuk pintu kamar mandi. Zira tidak memperdulikan Ziko. Zira masih merenung dengan nasibnya beberapa bulan lagi. Setelah selesai Zira keluar dari kamar mandi dan Ziko masih setia menunggu di depan pintu.

" Apa maksud kalimat kamu yang terakhir." Ucap Ziko penasaran.

Zira memilih pergi meninggalkan kamar daripada harus menjawab pertanyaan Ziko. Di meja makan sudah kumpul semua keluarga dan Vita juga sudah duduk dengan manis di sana. Zira turun dari lantai dua dan di ikuti Ziko dari belakangnya. Ziko duduk di kursi biasanya Zira ingin duduk di sebelah Ziko. Tapi Vita sudah terlebih dahulu duduk di kursi Zira. Keluarga Raharsya melihat kejadian itu semua. Nyonya Amel menegur Vita.

" Vita sayang kenapa kamu duduk di situ, itu tempat duduk Zira." Ucap Nyonya Amel cepat.

Vita masih bingung di dalam pikirannya kenapa seorang sekertaris harus duduk di sebelah bosnya. Setelah mendapat teguran dari Nyonya Amel, akhirnya Vita pindah dari tempat duduk Zira kembali ke tempat duduknya semula yaitu di sebelah Zelin.

Mereka menikmati makan malam dengan cukup hening. Hanya ada suara gesekan dari sendok dan garpu yang terdengar. Setelah selesai makan Keluarga kumpul di ruang keluarga untuk mengobrol satu sama lain. Tapi Zira lebih memilih untuk pergi ke kamar.

" Zira sayang kamu mau kemana?" Ucap Nyonya Amel cepat.

" Mau ke kamar ma, aku capek seharian berjalan." Ucap Zira cepat.

Vita mendengar ucapan Zira menyebutkan kata mama, dia jadi tambah bingung dan curiga. Dia mengajak Ziko untuk mengobrol di teras belakang.

" Ziko apakah kamu sudah menikah." Ucap Vita cepat.

" Ya aku sudah menikah." Ucap Ziko cepat.

Vita merasa kecewa mendengar kejujuran dari Ziko. Tapi Vita mencoba menutupinya kekecewaan dengan mengajukan pertanyaan lagi.

" Apakah hubungan kamu baik-baik saja?" Ucap Vita penasaran.

" Ya hubungan kami baik-baik saja."

Vita kembali kecewa dia ingin Ziko mengucapkan kalo hubungannya tidak dalam keadaan baik-baik saja.

" Di mana istrimu." Ucap Vita penasaran.

" Istriku ada di kamar."

Vita mencoba mengambil kesimpulan sendiri.

" Apa Zira sekertaris itu istrimu." Ucap Vita lagi.

" Ya." Ucap Ziko cepat.

Vita ingin teriak dengan kencang. Dia merasa malu dengan ucapannya selama di mobil. Vita bisa membayangkan bagaimana Zira bisa bersikap sangat dingin dalam menghadapi semua ucapannya.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."