Chapter 135 episode 135

" Apa kegiatan kamu sekarang?" Ucap Ziko sambil menatap Vita lembut.

" Aku kembali menjadi penulis." Ucap Vita pelan sambil menundukkan kepalanya.

Vita menunjukkan raut wajah sedih. Ziko berusaha untuk menghibur Vita.

" Kamu harus bangkit jangan jadi seperti ini, aku tau pasti berat untukmu memulai hidup baru tanpa ada seorang pendamping." Ziko membangkitkan semangat Vita kembali. Vita merasakan ada energi yang kembali dalam dirinya.

Vita sudah lima tahun berumah tangga dengan pria pilihan hatinya. Pasti berat baginya untuk menata kembali perasaannya. Ziko pernah menjadi teman sahabat bahkan kekasihnya dahulu.

" Zelin apa masih lama kapal ini berhenti." Ucap Zira kesal.

" Kenapa kak? apa kakak sudah bosan di kapal ini." Ucap Zelin sambil melihat Zira yang sedang memandang jauh entah kemana.

" Bukan bosan tapi kakak serasa ingin memuntahkan semua yang ada di dalam sini" Ucap Zira sambil menunjuk ke bagian hatinya.

Zelin merasa khawatir dan bingung dengan ekspresi Zira, karena di awal mereka sangat bahagia tapi tiba-tiba keceriaan Zira hilang dalam sekejap. Kapal telah berhenti dan bersandar di tempatnya. Zelin dan Zira pergi meninggalkan kanal.

" Kakak mau kemana lagi." Ucap Zelin bertanya.

" Terserah bawa saja ketempat yang tidak terlalu banyak orang pada saat jam-jam segini." Ucap Zira kesal.

Zira merasa kesal dengan Ziko. Dia tidak membayangkan suaminya bisa berpelukan dan berpegang tangan dengan seorang wanita yang belum di ketahui Zira identitasnya.

Zelin membawa Zira pergi ke Rijkmuseum. Rijkmuseum merupakan museum seni dan sejarah terbesar dan bergengsi di Belanda. Di dalamnya terdapat berbagai macam koleksi lukisan dari para maestro terkenal Belanda dan berbagai negara lain di dunia. Selain menampilkan koleksi berbagai macam lukisan di museum ini juga ada koleksi buku-buku tua serta koleksi fotografi klasik.

Zelin sengaja membawa Zira kesini karena Zira merupakan seorang desainer dan suka melukis walaupun yang di lukis Zira sebuah gaun tapi masih mempunyai kesamaan di bidang melukis. Zira sangat senang di bawa ke museum itu. Museum itu banyak memberi inspirasi baginya. Mereka mengelilingi museum sambil berbicara satu sama lain.

" Kakak kenapa?" Ucap Zelin penasaran.

Zira tidak menjawab Zelin. Menurutnya Zelin masih terlalu kecil untuk di jadikan sebagai teman curhatnya. Zelin merasa kesal karena Zira tidak mau cerita.

" Kita balik yuk." Ucap Zira cepat.

Mereka keluar dari museum itu dan pergi ke parkiran. Zelin mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang kurang lebih 45 menit untuk sampai ke rumah. Mereka sampai di rumah sudah agak petang dan Ziko sudah berada di rumah dari sore hari. Ziko menatap Zelin dengan tajam karena dia telah membawa Zira sampai tidak ingat waktu.

" Kenapa baru pulang jam segini." Ucap Ziko kesal.

" Aih baru juga jam segini takut banget kalo istrinya enggak pulang.

Zira tidak menghiraukan perdebatan kakak beradik itu. Dia sudah capek dan malas melihat Ziko. Lebih baik dia menyingkir dari perdebatan yang membosankan itu. Ziko memperhatikan perilaku Zira. Zira tidak mau menatapnya sama sekali. Ziko mengikuti Zira ke kamar.

" Tadi kemana aja?" Ucap Ziko basa basi.

Zira masih diam dan tidak mengacuhkan Ziko sama sekali. Dia lebih memilih berendam di bathtub. Ziko ingin masuk tapi pintu sudah di tutup dan kunci Zira. Ziko menunggu di luar sampai setengah jam tapi Zira belum juga keluar. Ziko kembali mengetuk pintu tapi tidak ada sahutan dari Zira. Setelah satu jam Zira baru keluar, dia mengenakan kimono handuk. Ziko merasa tertarik melihat Zira seperti itu. Dia memeluk Zira dari belakang tapi Zira langsung menepis tangan Ziko. Ziko memeluk Zira kembali dan lagi-lagi tangannya Ziko di tepis Zira.

" Kamu kenapa." Ucap Ziko sewot.

" Nggak usah kamu peluk aku." Ucap Zira marah.

" Apa lagi ini." Ucap Ziko kesal.

" Apa lagi apa lagi, apa kamu tau perbuatan kamu di belakangku apa kamu pernah menghargai perasaanku, apa kamu pernah menjaga hubungan kita menjadi lebih baik." Ucap Zira kesal sambil menuding Ziko.

Ziko masih belum mengerti dengan jalan pikiran Zira yang pulang-pulang langsung marah kepadanya.

" Jelaskan padaku apa yang membuat kamu marah kepadaku." Ucap Ziko pelan merayu Zira.

" Enggak ada yang perlu di jelaskan hubungan kita memang tidak di dasari dengan cinta dan aku juga tidak harus egois agar kamu mencintaiku." Ucap Zira cepat.

Ziko terdiam ucapan Zira seperti busur panah yang mengenai jantungnya. Apa yang di katakan Zira semua benar hubungan mereka tidak di dasari cinta. Dan untuk perasaan Ziko belum berani mengutarakan perasaannya kepada Zira. Ziko tidak mau memberi harapan kepada Zira untuk mencintainya, dia khawatir akan mengecewakan Zira nantinya.

" Maafkan aku jika telah mengecewakanmu, tapi aku akan memperbaiki keadaan ini menjadi lebih baik." Ucap Ziko pelan sambil mengelus rambut Zira.

Zira menepis tangan Ziko.

" Baiklah waktu kita masih ada beberapa bulan lagi, seperti janji kamu di awal jika salah satu dari kita tidak ada yang saling mencintai hubungan kita harus berakhir." Ucap Zira cepat.

Zira sebenarnya berat untuk mengatakan hal itu. Tapi dia tidak mau terjebak dalam urusan cinta. Di pikiran Zira lebih baik mencintai dalam diam dari pada harus di ungkapkan.

" Aku tau hubungan ini membuat kita terjebak, dan aku akan berusaha untuk mengetahui isi hatiku." Ucap Ziko pelan.

Dari lubuk hatinya paling dalam ada rasa kesedihan yang mendera. Semua terucap begitu saja dari Ziko. Zira merasa sedih dengan kejujuran Ziko terhadap dirinya. Perasaan itu belum tumbuh tapi Zira berharap perasaan itu akan tumbuh dengan sendirinya tanpa ada paksakan dari siapa pun.

" Baiklah kita akan berusaha menata hati kita." Ucap Zira cepat.

" Apakah kamu tidak marah lagi." Ucap Ziko pelan.

Zira masih kecewa dengan yang tadi di lihatnya. Tapi Zira tidak harus egois memaksakan Ziko untuk mencintainya. Biarlah cinta itu tumbuh dengan sendirinya agar badai yang menerjang bisa mereka singkirkan dengan mudah.

Cinta merupakan sebuah kata yang sangat sulit di ungkapkan tapi jika tidak ada cinta hidup serasa hampa. Seperti syair lagu

Hampa terasa hidupku tanpa dirimu.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."