Chapter 120 episode 120

Kia merasa lelah karena memijat kaki Zira. Zira bagaikan seorang putri di dalam perkantoran. Zira tidak mengizinkan Kia untuk beristirahat, Jika Kia berhenti Zira langsung memberikan ancaman.

Hari sudah siang sekejam- kejamnya ibu si pertiwi lebih kejam ibu si tiri. Karena sudah waktunya makan siang Zira mengizinkan Kia untuk istirahat sejenak. Kia keluar dari ruangan dengan penuh amarah.

Karena tidak ada Ziko jadi Zira memutuskan untuk makan di luar. Zira keluar dari gedung menuju parkiran, sudah ada supir yang standby di tempat parkir untuk mengantar Zira kemanapun dia akan pergi.

" Pak antarkan saya." Ucap Zira sambil menaiki mobil.

" Kemana nona?" Pak supir bertanya dengan sopan.

" Antarkan saya ke rumah makan enjoy." Ucap Zira cepat.

Pak supir langsung menyalakan mesin mobil dan menekan pedal gas mobil. Mobil menyusuri jalanan ibu kota. Zira memilih rumah makan itu karena memang di sana enjoy????????????. Mobil sampai di depan rumah makan. Zira turun dari mobil.

" Bapak ikut saja makan bareng saya." Ucap Zira.

Pak supir sebenarnya menolak tapi dia tidak mau terjadi apa-apa dengan majikannya. Zira memilih kursi yang di pojokan. Pak supir duduk terpisah dari Zira. Dia hanya memantau Zira radius 5 meter darinya.

Pelayan mencatat makanan yang di pesan Zira.

" Bapak yang di meja sana jadikan satu bill dengan saya." Ucap Zira cepat sambil menunjuk ke arah pak supir.

Pelayan mengangguk, setelah mencatat makanan yang di pesan Zira, pelayan pergi untuk menyiapkan pesanan Zira.

Zira menikmati minuman yang telah di sajikan sebelumnya. Tiba-tiba ada orang yang duduk di depannya. Zira melihat ke depannya tidak ada wajah tak gentar kepada manusia di depannya. Pak supir sudah ingin berdiri dan mengusir manusia di depan Zira, tapi Zira melarangnya.

" Hai Zira. Kamu ngapain di sini?" Ucap Sisil sok ramah.

" Macul." Ucap Zira ketus.

" Kamu sudah pesan makanan?" Ucap Sisil sok ramah.

" Enggak usah basa-basi, apa maumu!" Ucap Zira tegas.

Sisil berusaha sabar menghadapi sifat dingin Zira.

" Ah Zira aku mau berdamai denganmu." Ucap Sisil sok akrab.

Hahaha Zira tertawa mendengar ucapan Sisil.

" Kamu tidak usah berakting di depanku, aku tau kamu itu tidak tulus kepadaku." Ucap Zira cepat sambil menunjuk ke arah wajah Sisil.

Sisil berusaha tetap tersenyum agar aktingnya berhasil dan membuat Zira mau berteman dengannya. Pelayan datang membawa makanan, makanan telah terhidang di meja. Zira menikmati makanannya tanpa harus basa-basi menawarkan ke Sisil. Sisil ingin berbicara tapi di tahan Zira.

" Zira." Ucap Sisil.

" Jangan hilangkan selera makanku karena ocehanmu." Ucap Zira tegas sambil menikmati makanannya.

Sisil tidak jadi melanjutkan ucapannya dia menunggu sampai Zira selesai makan. Setelah selesai makan Sisil mencoba untuk berbicara lagi.

" Zira aku." Ucap Sisil lagi.

" Stop! aku belum mengizinkanmu untuk berbicara." Ucap Zira cepat sambil menikmati minumannya

" Kalo bukan karena Ziko enggak akan aku mau melakukan ini."

Setelah Zira selesai menikmati minumannya Sisil berusaha untuk memulai pembicaraannya.

" Apa aku sudah boleh bicara." Ucap Sisil sambil menatap Zira lekat.

" Silahkan waktuku tidak banyak." Ucap Zira sombong sambil melihat jam di tangannya.

" Aku dengar Ziko sekarang ada sekertaris baru." Ucap Sisil.

" Apa urusannya denganmu." Ucap Zira cepat.

" Enggak aku mau kamu berhati-hati pasti dia ingin merebut Ziko dari sisimu." Ucap Sisil sok ramah.

" Hahaha kamu enggak usah sok prihatin, aku bisa mengatasi orang sepertinya maupun sepertimu." Ucap Zira menunjukkan ke wajah Sisil.

Sisil langsung kaget mendapat pernyataan telak dari Zira.

" Aku ingin berteman denganmu, aku tau aku tidak bisa memiliki Ziko lagi tapi izinkan aku menjadi temanmu." Ucap Sisil sok ramah.

Zira memandang wajah Sisil dengan lekat.

" Apa rencanamu?" Ucap Zira langsung.

Sisil langsung bingung kartunya seperti terbaca oleh Zira. Sisil terlihat gugup karena Zira memandangnya dengan pandangan mengintimidasi.

" Aku mau kamu memecat sekertaris baru Ziko." Ucap Sisil pelan.

" Agar apa?"

" Ya agar hubungan kalian aman selamanya." Ucap Sisil cepat.

" Tumben kamu sok perhatian, dan kenapa aku harus memecat sekertaris Ziko, sedangkan kamu belum pernah ketemu sama sekertarisnya. Sepertinya kalian ada main di belakang Ziko." Ucap Zira cepat.

Lagi-lagi Sisil merasa di pojokan dengan pernyataan yang selalu menohok kepada dirinya.

" Jawab aku." Bentak Zira.

Sisil kaget dia merasa seperti narapidana yang sedang di ajukan pertanyaan.

" Ya aku berteman dengannya tapi pertemanan kami rusak karena dia ingin merebut Ziko dari dirimu, aku sudah melarangnya agar menjauh tapi dia berusaha untuk tetap mengejar Ziko. Aku tau mungkin kamu tidak percaya kepadaku tapi yang aku katakan benar adanya." Ucap Sisil sambil memegang tangan Zira.

Zira menarik tangannya yang di pegang Sisil.

" Terimakasih atas nasehatmu." Ucap Zira sambil melambaikan tangannya memanggil pelayan.

Pelayan datang dengan membawa bill, Zira menyerahkan beberapa lembar uang cash. Zira hendak pergi dan di tahan lagi oleh Sisil.

" Zira apakah kamu mau memaafkan ku?" Ucap Sisil penuh harap.

Zira menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya dengan keras.

" Aku tidak pernah ada urusan denganmu dan aku juga tidak pernah mengganggu mu, aku tau perbuatmu memang sangat keterlaluan waktu di cafe Santuy." Ucap Zira cepat.

Sisil berharap dan menunggu ucapan Zira selanjutnya.

" Aku sudah memaafkan mu dari awal tapi untuk berteman tidak ada ruang kosong untukmu menjadi teman." Ucap Zira cepat sambil keluar meninggalkan Sisil di kursi sendirian.

Sisil merasa terhina dengan ucapan Zira. Dia berusaha mengejar Zira sampai ke parkiran mobil.

" Zira." Ucap Sisil teriak.

Sisil berlari dan berhenti di depan Zira untuk menghalangi jalan Zira.

" Baik kalo kamu tidak mau berteman denganku tidak masalah buatku, karena semua keputusan ada di tanganmu. Tapi aku harap kamu mempertimbangkannya dan aku ingin kamu memecat sekertaris itu." Ucap Sisil cepat.

Zira tersenyum sinis kepada Sisil.

" Dendam apa yang merasukimu hingga kamu ingin sahabatmu hancur." Ucap Zira cepat.

Sisil berusaha untuk tetap meyakinkan Zira.

" Aku tidak mau dia merusak hubungan kalian." Ucap Sisil berbohong.

" Terimakasih atas perhatiannya untukku kamu dan dia sama saja, sama -sama perusak dan sama-sama rendahnya." Ucap Zira cepat.

Sisil merasa marah mendengar ucapan Zira barusan.

" Zira aku tidak terima kamu berkata seperti itu mengenai diriku, aku sudah berusaha baik denganmu, tapi kamu menghinaku seperti ini." Ucap Sisil kesal.

Zira hendak membuka pintu mobil tapi di tahan Sisil.

" Kamu pecat dia dan aku akan menjauh." Ucap Sisil cepat sambil menahan pintu mobil.

Zira tertawa riang.

" Kamu mau menjauh apa kamu mau mendekat bagiku sama saja, Jika kamu menjauh itu lebih baik dan jika kamu mendekat akan aku layani Camkan itu." Ucap Zira sambil mendorong bahu Sisil.

Zira menaiki mobil dengan anggun sedangkan Sisil uring-uringan mendapatkan perlakuan tidak baik dari Zira. Zira tidak percaya dengan semua ucapan Sisil. Zira mulai memasang badan untuk hubungannya agar lebih baik.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."