Chapter 118 episode 118

Pagi hari sang Surya bersinar sangat cerah, menyambut datangnya pagi. Burung-burung berkicauan bernyanyi menyambut datangnya sang mentari.

Begitupun dengan penghuni mansion, mereka selalu antusias menyambut bergantinya hari.

Zira membuka matanya ketika sang mentari membangunkan dengan cahaya kemilaunya.

Zira mendapati Ziko sedang memeluk tubuhnya. Zira mengecup kening Ziko sambil menggeser tangan Ziko.

Zira bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Zira masih mengenakan kimono handuk dia membangunkan Ziko. Tapi Ziko tidak bergerak sama sekali dia malah mlungker balik. Zira sudah menggoyang-goyangkan tangan Ziko, tapi Ziko enggan untuk beranjak dari kasur.

" Ayo bangun kamukan mau berangkat ke luar negeri." Ucap Zira cepat sambil terus menggoyang-goyangkan tubuh Ziko.

Ziko tetap tidak mau bangun dia merasa lelah karena semalam tidur larut. Zira mulai memikirkan sesuatu yang pasti akan membuat Ziko bangun.

Zira duduk di sebelah ziko, dia menarik bulu kaki Ziko satu persatu agar Ziko bangun. Sontak saja Ziko bangun dia merasa kesakitan karena bulu kakinya di tarik Zira.

" Kenapa kamu membangunkan ku seperti itu, apa enggak bisa membangunkanku dengan cara yang lebih romantis." Ucap Ziko kesal

Zira tertawa senang dapat mengerjai suaminya.

" Kamu sih tidur seperti mumi, makanya aku iseng biar kamu cepat bangun eh ternyata satu jurus bulu kakiku sangat ampuh untuk membangunkan mu. " Ucap Zira mengejek.

Ziko merasa kesal karena Zira mencabut bulu kakinya. Dia menggelitik Zira.

Zira tidak kuat menahan gelitik yang di berikan Ziko kepadanya. Zira teriak meminta Ziko untuk memberhentikan aksi menggelitiknya.

" Berikan aku morning kiss maka aku akan berhenti." Ucap Ziko sambil menggelitik tubuh Zira.

" Enggak jigongmu bau." Ucap Zira teriak sambil menahan geli.

Ziko tetap menggelitik tubuh Zira, karena Zira tidak tahan akhirnya Zira memberikan morning kiss kepada suaminya.

Ziko sudah mendapatkan semangat paginya. Dia mengecup kening Zira dan berlari menuju kamar mandi. Setelah beberapa menit mandi Ziko keluar dari kamar mandi dengan senyum pasta giginya.

" Suamiku kenapa kamu tidak jadi model iklan pasta gigi aja." Ucap Zira cepat.

" Berani bayar berapa mereka kalo aku modelnya." Ucap Ziko sombong.

Zira memonyongkan bibirnya.

" Pasta gigi apa dulu." Ucap Zira cepat.

" Memangnya ada pasta gigi apa lagi?" Ucap Ziko sambil memakai pakaian.

" Pasta gigi untuk gigi palsu." Ucap Zira sambil tertawa.

Ziko mencubit pipi Zira. Zira membantu Ziko mengenakan jas dan dasinya. Mereka keluar dari kamar menuju meja makan. Mereka melakukan rutinitas seperti biasa sarapan di pagi hari dalam satu piring dan minum dalam satu gelas yang sama. Setelah melakukan rutinitas di meja makan mereka langsung menuju mobil yang sudah ada Kevin di sebelahnya. Kevin membuka pintu mobil. Mereka berdua masuk ke dalam mobil. Mobilpun melaju meninggalkan mansion.

" Suamiku kamu mau pergi ke negara mana?" Ucap Zira cepat sambil memegang tangan Ziko.

" Aku akan pergi ke Perancis setelah itu aku akan pergi ke Belanda." Ucap Ziko sambil mengecup punggung tangan Zira.

" Wah enaknya." Ucap Zira cepat.

" Kamu mau kau bawakan apa?" Ucap Ziko cepat.

Zira memikirkan sesuatu.

" Aku mau kamu membawakan sesuatu yang langka di sana." Ucap Zira cepat.

" Maksudmu?" Ziko menoleh ke arah Zira.

" Ya aku enggak mau di bawakan yang terlalu pasaran." Ucap Zira cepat.

" Contohnya?" Ucap Ziko cepat.

" Aku enggak mau kamu membawa tas branded ataupun sepatu branded, aku mau kamu membawakan untukku sesuatu yang unik dan langka." Ucap Zira cepat.

Ziko manggut-manggut, dia belum tau harus membawa apa dari negara yang di kunjunginya.

" Kalo aku tidak membawa sesuai permintaanmu bagaimana?" Ucap Zira cepat.

" Hemmmmm kalo kamu tidak membawa apa yang aku mau berarti pulang tidak akan ada tujuh kali tiga kali tujuh." Ucap Zira tersenyum licik.

" Owh berarti kamu mau mengerjai aku." Ucap Ziko sewot.

" Enggak." Ucap Zira tertawa.

Kevin mendengarkan percakapan majikannya.

" Tuan ada apa dengan rumus tujuh kali tiga kali tujuh." Ucap Kevin polos sambil tetap menyetir memandang ke arah depan.

" Bukan urusanmu." Ucap Ziko cepat.

" Ya Tuan tapi saya sudah mengecek rumus itu dari rumus matematika sampai rumus fisika saya belum menemukannya." Ucap Kevin penasaran.

Zira tertawa karena Kevin masih penasaran dengan rumus itu.

" Kamu tau enggak asisten Kevin, itu adalah rumus rahasia kami ." Ucap Zira cepat sambil tertawa.

" Maaf nona apa saya tidak boleh mengetahui rumus rahasia anda dan tuan muda." Ucap Kevin polos.

Zira tersenyum dia merasa Kevin benar-benar polos. Kevin layaknya seorang anak kecil yang sangat polos.

" Udah buruan nikah." Ucap Zira cepat

" Suatu hari saya pasti akan menikah nona." Ucap Kevin tegas.

" Nah gitu jangan tanya melulu, kalo kamu menikah pasti kamu akan mengetahui rumus itu atau kamu bisa bertanya sama suamiku." Ucap Zira cepat sambil memegang bahu Ziko.

" Apa aku?" Ucap Ziko menunjuk jarinya sendok ke arah wajahnya.

Zira mengangguk cepat sedangkan Kevin

sudah mulai paham mengenai rumus itu, dia menganggukkan kepalanya dengan cepat.

" Doakan saya nona untuk menemukan jodoh terbaik saya." Ucap Kevin semangat.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."