Chapter 88 episode 88

Serangakaian acara akad nikah telah di laksanakan. Ziko dan Zira berniat kembali ke kamar hotel. Semenjak status nya naik jadi suami, Ziko jadi sedikit genit dan lebih posesif.

Mereka sudah sampai di dalam kamar hotel. Ziko membuka pintu kamar hotel dan tanganya masih tetap memeluk pinggang Zira.

" Tuan sudahlah gak usah perlakukan ku seperti ini malu tau di liatin orang. " Ucap Zira.

" Kenapa harus malu kita kan sudah menikah sudah Syah tau. " Ucap Ziko dengan senyum menyeringai.

" Cih belum nikah aja udah genit sekarang apalagi, bisa habis ini mahkotaku. " Guman Zira pelan sambil melihat bagian mahkota nya.

Ziko duduk di kasur bersandarkan pada head board dengan kedua kaki di luruskan di atas kasur. Zira masih berdiri mematung melihat dia di dalam kamar berdua sama Ziko.

" Istriku mari duduk disini. " Ucap Ziko sambil menepuk kasur.

Zira yang mendengar sebutannya telah berganti ada sedikit takut yaitu takut akan malam pertama. Zira masih dengan posisi berdiri dia tidak mau duduk di kasur bersama Ziko.

" Pasti pikiran nya sudah di penuhi setan, tadi aja udah tanya jamu segala. " Guman Zira pelan.

" Ayolah istriku. " Rayu Ziko lagi.

Zira memikirkan sesuatu yaitu koper nya.

" Tuan mana koper ku. " Tanya Zira cepat.

" Tuan - tuan aku ini bukan majikanmu aku ini suamimu ingat itu. " Bentak Ziko.

Zira mengangguk mengerti karena mereka sudah menjadi pasangan suami istri jadi tidak mungkin dia memanggil Ziko dengan sebutan tuan.

" Cepat sini kalo tidak nanti kamu di kutuk sama malaikat. Belum juga satu hari nikah kamu udah buat dosa. " Ancam Ziko sedikit berteriak.

Zira langsung naik ke atas kasur merangkak menuju tempat Ziko. Dengan Zira merangkak otomatis gunung kembar Zira Keliatan dari balik kebayanya.

Ziko menelan Saliva nya berulang - ulang. Zira duduk di sebelah Ziko. Ziko langsung memeluk Zira dengan kedua tangannya.

" Hey tuan kamu mau apa? " Tanya Zira gugup.

" Sudah aku bilang jangan panggil aku tuan, panggil aku dengan sebutan yang romantis. " Ucap Ziko masih dengan memeluk Zira.

Zira berusaha untuk mendorong tubuh Ziko tapi tenaga Ziko sangat kuat.

Ini orang tenaganya kayak banteng, duh apalagi ubi kayunya apa juga sekuat banteng. Guman Zira dalam hati.

Zira mencoba mengalihkan agar bisa terlepas dari pelukan.

" Baiklah bagaimana kalo aku panggil dengan sebutan suamiku. " Ucap Zira manja.

Ziko diam sebentar.

" Yang lain. " Ucap Ziko masih dengan memeluk Zira.

" Myhubby. " Ucap Zira lagi.

" Nggak aku gak mau kebarat-baratan. " Ucap Ziko cepat.

" Jadi apa. " Ucap Zira sewot.

Ziko menggelengkan kepalanya.

" Aha aku tau sebutan untuk kamu yaitu ubi kayu. " Ucap Zira cekikikan.

" Nggak ubi kayu hanya boleh di sebutkan kalo kita lagi berdua di dalam kamar seperti ini. " Ucap Ziko masih dengan memeluk dan mencoba mencium pipi Zira.

Nah mulai nih mulut main serobot aja kayak lagi demo aja. Gerutu Zira dalam hati.

" Terus aku panggil apa. " Tanya Zira lagi.

" Udah panggil aja sayang beb. " Ucap Ziko cepat.

" Beb kan juga kebarat-baratan. " Protes Zira.

" Alah ya udah panggil aja sayang. Jangan bilang lagi sayang itu kebarat-baratan. " Ucap Ziko cepat.

sayang sayang sayang kepala lo peyang. Gerutu Zira dalam hati.

Ziko masih dengan posisi kedua tangan di badan Zira dan mulut sudah mulai demo kesana kemari. Zira mencari alasan lagi.

" Tuan mana koper ku eh salah. " Ucap Zira sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

" Sayang mana koper ku. " Ucap Zira sedikit manja.

" Gak usah pikir kan masalah koper segala aku lebih senang kamu tidak memakai apapun. " Ucap Ziko sambil tersenyum licik.

" Sayang koper itu di dalamnya ada pakaian dalamku. " Ucap Zira cepat.

" Gak usah pikir kan pakaian dalam aku lebih suka kamu tidak pakai apapun tapi kalo kamu tetap mau pakai kamu boleh gabung dengan ku dalam satu CD, dengan senang hati aku terima. " Ucap Ziko sambil tertawa.

Zira mendengar ucapan Ziko langsung tak bisa tenang.

aduh jebol kayaknya nih gawang ku. Gerutu Zira dalam hati.

Zira berusaha untuk mengalihkan arah pembicaraan Ziko.

" Ya udah kalo kamu tidak mau beritahu dimana koper ku, aku akan tanya Kevin aja pasti dia tau. " Ucap Zira cepat.

Zira hendak turun dari kasur tapi di tahan Ziko.

" Ya aku akan tanya kevin. " Ucap Ziko sambil mengambil ponsel nya.

Ziko menghubungi nomor Kevin dalam beberapa detik panggilan itu terjawab. Ziko menanyakan tentang koper sama Kevin. Setelah mengetahui keberadaan koper Ziko mengakhiri panggilannya.

" Koper mu ada di mansion. " Ucap Ziko sambil meletakkan ponselnya di nakas.

" Karena kamu sudah tau keberadaan kopermu jadi bisalah kita melakukan jurus kung Fu di sini satu ronde aja. " Ucap Ziko pelan.

Zira langsung memundurkan kepalanya kebelakang begitu mendengar ucapan Ziko.

Zira memikirkan satu cara agar tidak ada jurus kungfu di kamar hotel ini.

" Sayang aku lapar. " Ucap Zira manja.

" Ini pasti alasan kamu kan agar kamu tidak kena jurus kungfu ku. " Ucap Ziko cepat.

" Nggak kok kan kamu tau kalo aku ada sakit mag jadi kalo lapar langsung makan. " Ucap Zira menjelaskan.

Ziko mengerti dengan penjelasan Zira walaupun dia ingin melakukan satu jurus kung Fu tapi dia tidak mungkin membuat Zira sakit karena mengikuti nafsu kungfunya.

Ziko menghubungi pihak hotel untuk mengantarkan makanan ke kamarnya. Dalam beberapa menit pihak hotel telah datang dengan membawa makanan yang di pesan Ziko

" Halo readers bagi yang sudah baca jangan lupa like dan komen ya, dan jangan lupa juga untuk Vote agar novel favorit kalian bisa masuk 10 besar, Terimakasih. "