Chapter 66 episode 66

" Sebulan lagi kita akan menikah, undangan sudah di cetak, besok kita akan fitting baju." Ucap Ziko sambil meminum air dari dalam gelas.

Zira yang mendengar langsung tersedak batuk - batuk. Ziko memberikan gelas yang di pegangnya. Zira langsung mengambilnya dan meminum air yang ada di dalam gelas tersebut, setelah tenggorokan terasa lega Zira memberanikan diri untuk bertanya kepada Ziko.

" Tuan kenapa cepat sekali." Ucap Zira pelan.

" Semua yang atur mama dari tempat, tanggal, gedung, undangan, gaun pernikahan semua sudah di atur, kita hanya mempersiapkan mental saja." Ucap Ziko menjelaskan.

" Baiklah kalo begitu lebih cepat lebih bagus, hanya satu tahun Zira, kamu harus sabar dan semangat." Batin zira dalam hati.

Mereka sudah selesai makan, perut Zira terasa penuh sudah tidak bisa di isi lagi, dia menyandarkan badannya di sofa.

" Tuan kalo kita menikah apakah kita akan melakukan itu." Ucap Zira pelan.

Ziko yang mendengar ucapan Zira tidak menjawab karena Ziko belum mengerti arah pembicaraan Zira.

" Maksud kamu apa." Ucap Ziko sambil membalikkan badannya melihat ke arah Zira.

Zira menggaruk - garuk kepalanya yang tidak gatal dia gak tau cara menyampaikannya.

" Itu loh tuan."

Zira mengambil nafas terlebih dahulu kemudian melanjutkan ucapannya. Ziko masih setia menunggu Zira untuk berbicara.

" Itu loh kalo kita nanti menikah apa kita harus melakukan KIK KUK." Ucap Zira cepat sambil menutup wajah dengan kedua tangan nya karena malu.

Ziko masih juga bingung dengan istilah yang di berikan Zira.

" Kamu itu mau membicarakan apa." Ucap Ziko bingung.

" Aduh tuan gimana sih kamu, gitu aja gak tau, maksudnya adalah malam pertama." Ucap Zira cepat sambil menutup mulut dengan satu tangannya.

Ziko mengangguk dan dia tersenyum menyeringai.

" Ya harus itu, mengapa harus ada pernikahan agar kita terhindar dari zinah." Ucap Ziko cepat sambil tersenyum licik.

Zira yang mendengar ucapan Ziko langsung menjauhkan posisi duduknya dengan cepat.

" Kamu kenapa menjauh." Ucap ziko sambil memindahkan duduknya lagi di dekat Zira.

" idih ini ubi kayu kenapa sekarang tambah lama tambah genit." Batin Zira.

" Aku takut." Ucap Zira pelan.

" Takut kenapa?" Ziko pura - pura bego.

" Takut sama itu." Ucap Zira sambil menunjuk ke arah junior Ziko.

Ziko yang melihat ekspresi Zira langsung tertawa terbahak bahak.

" Aku enggak bisa membayangkan apa jadinya punyaku." Ucap Zira jijik.

Ziko tertawa kembali.

" Kamu nanti harus minum jamu biar kamu bisa mengimbangi ku." Goda ziko sambil tersenyum.

Zira tidak menjawab lagi ucapan Ziko pikirannya masih membayangi yang aneh-aneh. Jam sudah menunjukkan jam setengah 12 siang. Zira memberanikan diri untuk pamit.

" Tuan saya sudah lama di sini, saya izin pamit dulu." Ucap Zira cepat.

Zira berdiri dari tempat duduknya dengan cepat tangan Ziko menahannya untuk duduk kembali.

" Tuan aku harus kembali." Ucap Zira cepat.

" Aku tidak mengizinkan." Ucap ziko cepat.

" Tapi." Belum sempat Zira melanjutkan ucapannya mulut ziko sudah berada di bibir Zira.

Zira baru tersadar ketika suara ponsel nya berbunyi. Zira langsung mendorong tubuh Ziko.

Zira langsung mengambil ponsel nya terlihat ada chat masuk melalui satu aplikasi. Zira membuka dan membaca pesan itu dari Fiko.

" Siapa." Ucap Ziko penasaran sambil memegang ujung bibirnya.

Zira masih sibuk untuk membalas chat Fiko dia tidak menghiraukan pertanyaan Ziko .

" Tuan aku pamit ya." Ucap Zira sambil berdiri dari tempat duduknya.

" Kenapa kamu buru-buru ini kan masih jam makan siang. Aku masih ingin kamu di sini." Ucap Ziko cepat.

" Cihhh Tuan bilang aja kamu mau menciumku." Ucap Zira cepat.

Ziko tertawa karena yang di ucapkan Zira semuanya benar dia merasa senang dengan kehadiran Zira di situ.

" Ya sudah kamu hati - hati." Ucap Ziko sambil berdiri dari tempat duduknya.

Sekarang posisi mereka sama - sama berdiri . Ziko mengecup kening Zira kemudian mencium pipi Zira. Zira yang mendapat perlakuan dari Ziko langsung malu ada rasa senang tapi ada rasa gundah.

Zira pergi meninggalkan Ziko sendiri di ruangannya. Ziko masih membayangkan semuanya.

" Mulut micin kamu sudah pintar sekarang ya." Guman Ziko.

Zira pergi ke restoran dengan mobil dan supir yang di sediakan Ziko. Sesampainya di sana dia melihat sekeliling restoran untuk beberapa saat dan dari kejauhan ada yang melambaikan tangan yaitu Fiko.

" Like komen dan vote yang banyak ya ", terimakasih .