Chapter 1 episode 1

Zira seorang gadis yang mandiri dan dia mempunyai sebuah butik dengan hasil dari jerih payahnya sendiri, karena kerja kerasnya dia bisa mempunyai butik yang cukup terkenal di kota A.

Pelanggannya hampir kebanyakan dari kalangan menengah ke atas, karena kualitas dan modelnya yang sangat bagus.

Walaupun dia mempunyai sebuah butik dan bisa di bilang berpenghasilan lumayan tapi dia sangat sederhana. Dia tinggal di sebuah apartemen yang sederhana, karena baginya hidup sederhana lebih baik dari pada bermewah-mewahan karena prinsipnya di atas langit masih ada langit,

Hidup di kota A merupakan pilihan yang harus di ambilnya karena orang tuanya sudah meninggal dan mau tidak mau dia harus bangkit dan tidak terus terpuruk dengan keadaan. Sampai bisa berhasil membuat butik dengan kerja kerasnya .

Pagi hari yang cerah seperti biasa Zira berangkat ke butik dengan taxi online, bukan tidak bisa membeli sebuah mobil tapi dia gak mempunyai keberanian untuk mengendarai si roda empat.

Sesampainya di butik dia langsung menyapa karyawan nya dengan senyumnya yang indah.

" Pagi.. Apa kabarnya semua sehatkan?"

" Kabar kami baik mbak." Karyawan menjawab dengan serentak dan tersenyum.

"Baiklah aku masuk dulu ya. Oh iya Lina nanti kalo ada konsumen yang mau lihat design kita, antar kan saja langsung ke ruanganku ya."

" Baik mbak."

Lina adalah tangan kanan atau bisa di bilang orang nomor dua setelah Zira. Karena jika Zira ada kegiatan diluar kota yang akan menggantikannya adalah Lina.

Suara telepon berbunyi, Dina menjawab telepon

" Zira boutique selamat pagi ada yang bisa di bantu?"

" Pagi dengan Nyonya Amel di sini, saya mau bicara dengan pemilik butik."

" Baik nyonya akan saya sambungkan."

Dina memencet extension telepon untuk ruangan zira

" Mbak Zira ada sambungan telepon."

" Dari siapa din?" Jawab Zira.

" Dari nyonya Amel." Jawab Dina.

" Nyonya Amel siapa ya? seperti nya kita tidak punya konsumen bernama nyonya Amel."

" Gak tau juga mbak, apa perlu saya jawab mbak lagi tidak di tempat?" Jawab Dina.

" Gak usah, aku jawab aja dulu mungkin mau jadi konsumen kita hehe." Jawab Zira.

" Baik mbak."

" Halo selamat pagi dengan Zira di sini, ada yang bisa saya bantu?"

" Saya nyonya Amel, apa kamu pemilik Zira boutique?" Dengan suara sedikit ketus.

" Ya saya Zira pemilik butik sekaligus designer nya, ada yang bisa saya bantu nyonya?"

" Saya butuh design dari kamu."

Dengan ramah Zira menjawab.

" Owh baik Nyonya. Kalo boleh tau untuk di pakai acara apa Nyonya?"

" Saya tidak suka berbicara di telepon saya mau kamu datang ke jalan. xxxxx No. 112." Jawab Nyonya Amel.

" Baik saya akan datang." Jawab Zira.

Tut Tut Tut suara telepon terputus. Zira berpikir mungkin Nyonya Amel banyak kegiatan sehingga dia tidak bisa datang ke butik.

" Ok gak apa-apa namanya juga rezeki jangan di tolak, pembeli adalah raja dan ratu."

Zira berbicara sendiri dengan wajah tersenyum. Dia berdiri dari kursinya dan berjalan dengan membawa tas dan alat alat yang di perlukannya.

" Lina saya mau pergi keluar dulu ada keperluan jadi selama saya di luar nanti kalau ada konsumen yang mau liat hasil design. bisa kamu perlihatkan ke mereka, kalau mereka bertanya di mana saya, kamu sudah tau harus jawab apa kan?"

" Baik mbak." Jawab lina.

" hello readers author masih dalam pembelajaran ya, silahkan komen dan berikan like nya untuk episode favorit kamu"