Chapter 150 Jamuan makan siang (II)

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
" Ku kira Yudha itu adalah seorang pria paruh baya yang sudah berpengalaman dalam bisnis. Ternyata dia masih sangat muda! Sungguh tak dapat dipercaya , di usia muda seperti itu, dia sudah menjadi pebisnis no 1 " Jodi dan Vivian masih terkejut bahkan hingga menatap tanpa berkedip sekali pun melihat kedatangan Yudha

Julian yang bereaksi cepat, langsung menyambut dengan kedatangan Yudha

" Selamat siang tuan Yudha. Senang akhirnya bisa berkesempatan langsung bertemu dengan tuan " Dia mengulurkan tangan dan tersenyum

Yudha menerima jabat tangannya dan tersenyum sinis sambil berkata dengan datar

" Terimakasih anda sudah mengundang saya.. Meskipun kita tidak pernah mengenal secara langsung. Tapi saya sungguh menghargai niat baik anda "

" Kita memang tidak mengenal secara langsung, tapi saya sungguh mengagumi tuan, karena di usia yang masih muda, tuan sudah menjadi pebisnis handal "

" Mari, silakan duduk " Julian mempersilakan Yudha duduk dengan menjulurkan tangan pada kursi yang dekat dengannya, mengisyaratkan untuknya duduk.

Semua orang menatap Yudha, Namanya memang sering di dengar di kalangan pebisnis, tapi dia sangat jarang sekali muncul di depan umum. Jadi, tidak semua orang dapat mengenalinya secara langsung.

" Tuan, Perkenalkan, ini keluarga saya. Ini istri saya. Ini Jenny putri saya dan yang ini Jodi putra sulung saya! " Julian memperkenalkan keluarganya satu persatu. Dan mereka hanya mengangguk dan tersenyum melihat Yudha

" Halo tuan Jodi, senang bisa bertemu lagi dengan anda " Yudha menyapa Jodi dengan senyum sinis

" Ach iya, tuan. Saya juga senang bisa mengenal anda,,,saya,, saya minta maaf untuk kejadian terakhir kali " Seketika wajah Jodi menjadi pucat, seakan keringat dingin keluar dari tubuhnya.

Julian menatapnya heran " Apa yang terjadi diantara mereka? Apa mereka saling mengenal? "Gumamnya

" Tidak masalah. Hanya saja, anda harus lebih menjaga sikap anda. Apalagi saya tidak suka direndahkan oleh siapapun! " Yudha memperingati Jodi dengan senyuman sinis dan tatapan yang begitu menusuk. Jodi pun semakin gugup dibuatnya

" Baik tuan, sekali lagi saya minta maaf "

Jodi menundukkan kepalanya seakan menyesal. " Huh, sombong sekali. Rasanya ingin ku pukul wajah dinginnya itu " Jodi mendengus kesal dalam hati. Disisi lain Jenny terpesona oleh ketampanan Yudha, hingga dia tak berhenti menatapnya

" Ternyata tuan Yudha itu begitu tampan. Dia begitu mempesona. Aach andai saja aku yang bisa mendampinginya. Pasti aku akan sangat bahagia. Sudah tampan, berwibawa dan yang pasti dia kaya raya "

Jenny bergumam dan berkhayal dalam lamunannya

" Ech,, tapi tidak boleh, aku sudah punya Andre yang menyayangiku. Tuan Yudha terlalu tinggi untuk ku gapai. Bagaikan bintang yang tak akan pernah dapat ku raih. Lagi pula, dia juga sudah punya istri yang mendampinginya. Mana mungkin dia tertarik padaku" Jenny menggelengkan kepala lagi, berusaha menyadarkan dirinya sendiri dari khayalannya

" Bisakah kita mulai jamuannya? Aku tidak suka membuang waktu sia - sia. Sepertinya tamu yang lain juga sudah lama menunggu "

Yudha dengan sikap dinginnya berusaha menghindar dari percakapan yang lebih jauh dengan Julian

" Owh iya, tentu. Silakan dimulai "

Julian mengisyaratkan MC agar memulai acaranya

Acara pun dimulai, semua menikmati jamuan makan siang dengan tenang. Sesekali mereka menoleh dan memperhatikan Yudha yang berada di kursi depan. Dan berbisik seperti membicarakannya.

Seperti yang diketahui, kursi paling depan itu biasanya di sediakan untuk orang yang di anggap sebagai tamu kehormatan. Dan kali ini, Yudha yang menjadi tamu kehormatan pada acara jamuan makan siang tersebut.

" Lihatlah, semua orang selalu memperhatikan tuan Yudha. Dia memang selalu jadi pusat perhatian. Apalagi jika Gina ada disini. Pastilah semua mata tak berkedip melihat pasangan itu " Nadia berbicara pelan, dengan sedikit menyombongkan badannya kearah Jimmy seperti berbisik

" Tentu saja mereka akan selalu jadi pusat perhatian. Tapi, jika nona Gina ikut hari ini. Mereka tidak dapat memancing pamanku untuk mendekatkan Jenny dengan tuan Yudha. Aku yakin paman ku akan mencari kesempatan untuk itu " Nadia mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan Jimmy..

Jodi duduk tak jauh dari meja Jimmy dan Nadia. Dia terus memperhatikan mereka berdua. " Siapa mereka itu? kenapa kamu selalu memandangi mereka berdua? "

Vivian yang menyadari pandangan Jodi tertuju pada Jimmy dan Nadia akhirnya bertanya, berusaha menghilangkan rasa penasarannya.

" Yang wanita itu rekan bisnis perusahaan. Dan yang laki - laki, katanya tunangannya "Jodi berusah menjelaskan kepada Vivian tanpa melihat wajahnya. Pandangannya terus tertuju pada Nadia

" Tapi sayang, bukankah pria yang jadi tamu kehormatan itu adalah orang yang pernah kita temui di restoran waktu itu? "

" Benar dia adalah pria yang waktu itu di restoran "

" Lantas bagaimana? Kita pernah membuatnya tersinggung waktu itu? "

" Tidak apa. Aku rasa, dia bukan orang yang mudah tersinggung dengan masalah sepele "

Jodi bicara dengan tenang sambil matanya terus memandang ke arah Nadia