Chapter 144 Bukankah dia mencoba merahasiakan statusnya dari wanita cantik?

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Kerja sama perusahaan Dinata dengan Sanjaya berjalan lancar. Nadia selalu mengunjungi kota C untuk mengecek perkembangan proyek yang dikerjakan oleh perusahaan Dinata.

Mereka memproduksi body lotion dengan kandungan pencerah dan aroma terapi

" Apa semuanya sudah melewati uji coba? Saya tidak mau kalau nantinya produk ini malah memberikan pengaruh negatif pada perusahaan saya. Dan saya juga tidak mau ada korban akibat ketidak cocokan pada produk ini. Semuanya harus di teliti dengan benar! "

Nadia menginstruksikan kepada rekan bisnisnya

" Tentu saja kami sudah melakukan penelitian dengan semuanya. Nona tidak perlu khawatir soal ini. Kita akan mengadakan jamuan makan siang dan juga memperkenalkan produk terbaru kita dikalangan pebisnis. Kami berencana mengundang para pebisnis handal saat peluncuran produk kita! " Julian berbicara dengan penuh percaya diri..

Di sisi lain. Jimmy meminta seseorang untuk mengawasi gerak gerik keluarga pamannya itu. Hasilnya ditemukan bahwa bibinya selalu mengikuti pertemuan ibu - ibu sosialita dan bermain kartu.

" Jadi bibi masih sering melakukan pertemuan dengan kaum sosialita itu ya? Hmn,, kita lihat, apa yang bisa kita lakukan pada mereka! "Gumam Jimmy sambil tersenyum sinis

==========

" Pa,, bolehkah aku meminta uang lagi? Hari ini ada arisan di rumahnya bu Sukmo "

Monik merengek pada Julian sambil bertingkah manja

" Sayang, kamu harus membatasi dulu pertemuan mu dengan teman - teman mu itu. Jimmy sekarang sudah kembali, dia menjadi pemegang saham tertinggi di perusahaan kita. Kamu harus menahan diri untuk bersenang - senang sampai kita menemukan seseorang yang lebih kuat dari dia untuk membantu kita. Aku sedang menyelidiki perusahaan Kusuma. Perusahaan itu adalah salah satu dari 5 keluarga berpengaruh dalam dunia bisnis. Jika kita berhasil mendapatkan dukungan darinya. Maka mereka pasti akan membantu kita " Julian menjelaskan kepada istrinya dengan begitu yakin

" Benarkah? Bukankah salah satu cabang perusahaan itu berada di kota A? aku dengar sekarang perusahaan itu di pegang oleh Yudha Arya Kusuma. Dia adalah cucu satu - satunya dari tuan Wijaya Kusuma . Dia belum lama kembali dari luar negeri, dan juga merupakan pebisnis muda no 1. Tapi apa kamu yakin bisa mendekatinya? Dia terkenal begitu dingin dan tidak mudah didekati "

Monik ragu dengan yang dikatakan suaminya

" Aku sudah menyelidiki nya selama ini. Dan aku yakin bisa mendapatkan dukungan darinya! Kita memiliki putri yang cantik, kita dekatkan saja putri kita dengannya. Aku yakin tuan Yudha itu tidak akan menolak wanita cantik. Seperti halnya anak kita yang suka bermain perempuan " senyum licik dan penuh keyakinan terlihat di wajahnya

" Tapi dia sudah menikah. Bagaimana mungkin kita mendekatkan Jenny dengan seorang pria beristri? "

" Yudha itu tampan dan juga kaya. Jenny pasti tidak akan mempermasalahkan statusnya yang sudah beristri. Dan lagi pernikahannya itu tidak pernah dipublikasikan. Dengan begitu, bukankah dia juga mencoba merahasiakan statusnya dari wanita cantik. Iya kan? "

" Tapi kan pa... "

" Sudahlah, kamu tidak perlu banyak berkomentar. Ikuti saja rencana ku! "

Monik ragu dengan rencana sang suami untuk mendekatkan Jenny, adiknya Jodi dengan Yudha. Dia sudah mencoba meyakinkan sang suami, tapi tidak berhasil

" Hai pa, ma. Muach "

Jenny menyapa sang ibu dan ayahnya. Dia adalah gadis muda yang cantik dan ceria. Sayangnya dia terbiasa di manjakan oleh kedua orang tuanya dan hidup dengan kemewahan.

" Kamu mau kemana sayang? "

Monik bertanya dengan lembut kepada sang putri

" Aku mau pergi dengan teman - teman ku ma. Kami mau ke mall "

Jenny menjawab dengan tawa riangnya.

" Baiklah, hati - hati ya. Jangan membuat masalah! "

Jenny mengernyitkan alis dan bertanya denga heran " Kapan aku membuat masalah pa? "

" Iya papa percaya padamu! "

" Maaf pa, ma. Aku mau menemui pacarku. Kalau kalian tahu pasti kalian akan marah. Karena dia bukan dari kalangan orang kaya. Dia hanya seorang mahasiswa " Jenny berbicara dalam hati sambil beranjak pergi meninggalkan rumah