Chapter 139 Dia memang baik, tapi aku tidak

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Gina da si kembar masih berada di rumah sakit. Dia baru di perbolehkan pulang esok hari. Keluarga Yudha dan Gina sudah pulang karena Yudha tidak mengizinkan mereka untuk menginap di rumah sakit.

Yudha tidak pernah meninggalkan Gina, dan pekerjaannya di kantor untuk sementara ini diserahkan kepada Hendri.

Hendri yang sibukpun semakin kewalahan dengan pekerjaan Yudha yang selalu menumpuk " Tuan tidakkah kamu membiarkan aku untuk berkencan dengan tenang sehari saja.. hiks hiks hiks "Hendri menangis di kantor dalam tumpukan dokumen yang harus diperiksanya.

Sedangkan dirumah sakit Yudha tengah memanjakan sang istri

" Apa kamu sudah merasa lapar? Aku sudah menyiapkan bubur untukmu! " Yudha membawa semangkuk bubur di tangannya dan duduk di hadapan Gina

" Buka mulutmu! "

Pinta Yudha yang hendak menyuapi sang istri, tapi Gina malah memicingkan mata melihatnya

" Sayang, aku ini habis melahirkan dan perutku yang di jahit, bukan tanganku. Aku masih bisa makan bubur ini sendiri! "

Gina berkata dengan lembut disertai senyum di wajahnya

" Tidak, biarkan aku yang melakukannya. Aku ingin menyuapi mu. Aku ingin selalu memanjakan mu! Jika perlu aku akan melakukan semuanya untukmu! "

Wajahnya yang tampan dan berseri, disertai senyum yang menawan bagaikan matahari pagi yang memberikan kehangatan juga cahaya dalam hidup Gina. Setelah kegelapan yang selama ini Gina rasakan, Yudha lah yang menjadi penerang untuknya yang menuntun jalan di depannya. menyinari hidupnya juga kedua buah hati mereka. Dialah tujuan akhir hidup Gina setelah perjalanan panjang. Meskipun orang lain mengatakan Yudha bagaikan gunung es yang tak bisa disentuh, tapi bagi Gina yudha bagaikan matahari yang selalu memberikan kehangatan.

Gina terus menatap Yudha dengan pesonanya. Hingga suara ketukan pintu menyadarkan Gina dari lamunannya.

Tok tok tok..

Ceklek

Mereka pun menoleh secara bersamaan ke arah pintu, dilihatnya Steven dan Mario yang datang berkunjung

" Hai bro, selamat karena kalian sudah memiliki buah hati sekarang " Kata Mario yang baru saja masuk di ikuti Steve yang berjalan di belakangnya

" Dan kamu,, harus bersikap lebih lembut dan dan pemaaf mulai sekarang! " Kata Steve sambil menunjuk Yudha. Gina hanya tersenyum sedangkan Yudha mengangkat bahu sambil berkata dengan tenang " Entahlah, mungkin selama tidak melukai atau menyakiti keluarga ku, aku masih bisa mempertimbangkannya. Tapi jika sudah melewati batasku. Aku tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi "

" Ish, sungguh pria yang satu ini.... Benar - benar tidak ada belas kasihnya sama sekali " Mario berkata dengan nada mengejek tapi Yudha hanya diam saja dan terlihat tidak merubah ekspresinya sama sekali

" Waah, anak - anakmu sungguh lucu. Bolehkan aku menggendongnya? "

Steve bertanya tanpa menoleh kearah Yudha. Dia terus saja menatap kedua bayi bergantian

" Tidak, kalian tidak diperbolehkan untuk menggendong mereka "

Yudha memandang dengan sinis

Mario kesal mendengar komentar Yudha

" Ish, kau pelit sekali! Padahal kami hanya ingin menggendong mereka. Kami tidak akan membawa mereka lari dari mu. Huh! "

Gina tertawa melihat reaksi dari suaminya. " Dia terlihat menggemaskan. Jika sedang posesif seperti itu! "Pikir Gina

" Sudahlah sayang, biarkan mereka menggendongnya. Siapa tahu nanti mereka ingin segera menikah setelah menggendong Biru dan Jingga "

" Lihatlah kakak ipar begitu baik. Sedangkan kau, sama sekali tidak menganggap kami teman mu! "

" Dia memang baik tapi aku tidak! "

Gina akhirnya berhasil membujuk Yudha agar membiarkan mereka menggendong Biru dan Jingga

"Siapa nama mereka? "Kata Steve yang sedang menggendong Biru

" Yang laki - laki Biru dan yang perempuan Jingga" Kata Gina dengan lembut

" Aish.. Mereka begitu menggemaskan. Biru dan Jingga,,, nama yang bagus.. Mereka bisa memberi warna untuk hidup si gunung es yang kaku ini "Kata Steve yang kesal pada Yudha

Yudha tidak merespon, dia terus saja menyuapi Gina.

" Lihatlah, dia mengabaikan kita. Dia terus saja menyuapi istrinya. Dan kita ini dianggap baby sitter yang menjaga anaknya. Sungguh menyebalkan! "

" Kalian kesini hanya untuk mengoceh saja? Kalian berisik sekali, membuat telingaku sakit " Yudha tidak berhenti dari apa yang sedang dilakukannya dan berkata dengan nada yang begitu dingin

" Tidak, akhir - akhir ini ada yang menyelidiki tentang perusahaan mu. Kurasa mereka ingin menggali lebih dalam tentang mu! "

3 sekawan ini bukanlah orang biasa, jadi mereka memiliki mata - mata dimanapun.

" Biarkan saja, mereka hanya akan menggali kuburnya sendiri jika mau berurusan denganku! "Yudha tetap tenang tapi kata - katanya begitu dingin dan mengancam

" Ya sudah kalau begitu. Kami akan selalu ada jika kamu membutuhkan bantuan! "

Meskipun mereka terlihat tidak akur. Tapi mereka merupakan sahabat sejak kecil. Jadi mereka saling mengetahui sifat masing - masing