Chapter 136 Pendarahan ringan

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Yudha dan Gina masih berada dirumah saat Nadia menghubungi Gina

" Halo Gina "

" Ya, bagaimana? "

Gina masih di meja makan, menunggu sang suami yang sedang menyiapkannya sarapan.

" Kita sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan Dinata. Tapi kemarin Jodi melihat ku saat makan siang bersama dengan Jimmy? Bagaimana ini. apa yang harus kita lakukan? "

Nadia terdengar khawatir saat berbicara di telepon

" Tidak apa. Biarkan saja dia. Dia hanya tahu kalau Jimmy karyawan kita. Dia masih tidak tahu, kalau Jimmy akan jadi salah satu pemegang saham terbesar di perusahaannya " Gina dengan santai memberi tahu Nadia

" Apakah itu tidak masalah? "

" Tenang saja, dia tidak akan membatalkan kontrak kerja sama, karena mereka sangat membutuhkan banyak uang untuk proyek terbaru mereka "

Tiba - tiba " Aduuuhhhh"

Gina meringis merasakan sakit di bagian perutnya. Ponselnya pun akhirnya jatuh ke lantai

Braaak

" Ada apa Gina? Apa kamu tidak apa - apa? halo,,,, halo Gina,,, Tuuuuttt "

Panggilannya tiba - tiba terputus

Yudha yang melihat Gina meringis kesakitan sambil memegangi perutnya langsung berlari ke arahnya

Drap drap

" Ada apa sayang? apakah perutmu sakit? " Yudha terlihat begitu khawatir dan panik melihat wajah Gina yang pucat. Diapun langsung mengangkat Gina dan menggendongnya ke dalam mobil untuk segera menuju ke rumah sakit terdekat

" Sayang, perutku sakit sekali,, Aacchhh" Gina terus saja meringis sambil memegangi perut dan memejamkan mata. Yudha bertambah panik saat melihat ada darah di kaki Gina

" Sayang tahan sebentar ya, kita akan segera sampai di rumah sakit "

Yudha mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dan sebelah tangannya memegangi tangan Gina.

Begitu tiba di rumah sakit Yudha dengan cepat menggendong sang istri dan membawanya masuk ke dalam rumah sakit

" Dokter, suster. Cepat tolong istri ku! "

" Iya tuan silahkan letakkan nyonya perlahan " Yudha meletakkan Gina di kasur dorong dan ketika hendak masuk ke ruang tindakan, Dokter meminta Yudha menunggu diluar tapi tangan Gina memegang tangan Yudha dengan

erat dan tidak ingin melepaskannya

" Nyonya biarkan kami memberikan tindakan secepatnya. Tuan tidak bisa ikut ke dalam "

Dokter berkata dengan tegas

Yudha menggenggam tangan Gina lalu berkata dengan lembut

" Sayang, kamu tidak perlu khawatir, aku akan menunggu mu disini! " Yudha pun mencium tangan Gina juga keningnya

Akhirnya Gina mengangguk setuju dan melepaskan genggaman tangan Yudha dan segera masuk ke ruang tindakan.

Tidak lama dokter ke luar dari ruangan tindakan dan menghampiri Yudha

" Tuan, istri anda mengalami pendarahan ringan, Jadi kami harus melakukan operasi saat ini juga, untuk menyelamatkan nyawa ibu juga bayi yang ada dalam kandungannya "

" Lakukan apapun yang diperlukan dokter, agar istri juga anakku bisa selamat! "

" Baiklah tolong tanda tangani surat pernyataan terlebih dahulu, kita akan melakukan tindakan operasi secepatnya "

Yudha langsung menandatangani surat pernyataan yang dimaksud oleh dokter

" Tuan tenang saja, kami akan melakukan yang terbaik! "

Sementara itu di tempat lain. Jodi segera menemui sang ayah setelah dia kembali dari kota A. " Ayah aku memiliki 2 kabar yang ingin ku sampaikan padamu. Mau mendengar kabar baik atau buruk terlebih dahulu? "

kata Jodi yang berusaha memnuat ayahnya penasaran

" Jangan main - main kamu! cepat katakan, ada kabar apa? " Julian tirak ingin berbasa basi lagi dengan sang putra

" Yang pertama, aku sudah berhasil menandatangani kontrak kerja sama dengan perusahaan Sanjaya. Mereka bersedia menjadi investor kita pada proyek terbaru nanti "

" Yang kedua, Jimmy juga bekerja di perusahaan Sanjaya. Tadi aku bertemu dengan dia disana. Katanya dia adalah manajer keuangan di perusahaan Sanjaya "

" Apa yang harus kita lakukan ayah? Apakah kita harus membatalkan kontrak kerja samanya? " Jodi terlihat khawatir saat mengatakan hal tersebut

" Tidak perlu, dia hanyalah manajer biasa. tidak mungkin ada hubungannya dengan petinggi perusahaan. Jadi dia tidak mungkin mengancam posisi kita di perusahaan dalam kerjasama nanti! "

Julian terlihat begitu tenang

"Benarkah begitu ayah? Baiklah, jika itu menurut ayah, aku tidak akan berpikir macam - macam. Dan apa ayah tahu? Direktur perusahaan itu sangat cantik ayah. Aku sungguh kagum padanya. Selain cantik dia juga pandai mengelola perusahaan miliknya " Jodi berbinar - binar saat menceritakan Nadia

" Jangan berkata sembarangan. Dia rekan bisnis kita. Kamu tidak boleh bertindak macam - macam padanya! " Sang ayah memperingati. dan Jodi berubah muram sambil berkata " Iya ayah, aku mengerti "