Chapter 131 Ambil kembali apa yang menjadi hak mu

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
" Aku benar - benar kesal sayang. Bagaimana bisa mereka merendahkan kita? Mereka pikir mereka itu siapa. Berani - beraninya merendahkan pewaris keluarga Dinata " Vivian yang masih kesal terus saja mengoceh meskipun mereka sudah tiba di kota C

" Sudahlah sayang, mungkin memang mereka bukan dari kalangan pebisnis, atau mungkin mereka hanya orang kaya baru yang belum mengenal dunia bisnis. Jadi mereka tidak mengenal keluarga ku "

Jodi masih berusaha menghibur Vivian yang masih saja kesal atas kejadian di mall

" Tapi semua orang mengenal keluarga mu dan takut akan kekuasaan kalian. Perusahaan mu selalu masuk majalah dan kamu juga selalu masuk majalah. Mana mungkin mereka tidak mengenal mu? "

"Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi. Biar aku mengantarkan mu pulang! " Jodi mengakhiri pembicaraan mereka mengenai Yudha dan Gina

Keesokan harinya terlihat Yudha sedang sibuk dengan dokumen ditangannya dan sang istri menemaninya dengan duduk di sofa

Tok tok tok

Suara ketuka pintu tak membuyarkan konsentrasi sang pemimpin perusahaan

" Masuk! "

Gina mempersilakan orang yang mengetuk pintu untuk masuk

Terlihat Jimmy yang memasuki ruangan.

" Anda memanggil saya tuan? "

Katanya ketika dia memasuki ruangan

" Duduklah dulu! "

Yudha mempersilakan dia duduk tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen yang sedang dia baca. Setelah beberapa lama barulah dia berdiri dari kursinya dan berjalan menuju sofa

" Bagaimana persiapan mu dengan keluarga pamanmu?

Apakah ada perkembangan? "

Yudha bertanya dengan tenang sambil menuangkan teh untuk sang istri juga untuknya dan Jimmy

" Saya masih mengatamatinya tuan dan saya sudah memiliki saham perusahaan itu sebesar 25%. Saya masih harus menunggu hingga saya memegang saham yang cukup untuk bisa masuk dalam jajaran pemegang saham tertinggi "

Jimmy dengan sopan menjawab pertanyaan Yudha

" Apa yang sudah kamu rencanakan dengan perusahaan itu? " Yudha berkata dengan dingin sambil menyeruput teh miliknya

"Saya ingin membuktikan kalau mereka selalu menggunakan uang perusahaan untuk diri mereka sendiri dan membersihkan nama baik saya! " Terlihat ada keseriusan dari tatapan dan nada bicara Jimmy. Mungkin karena hatinya yang terluka, setelah menganggap paman dan bibinya sebagai pengganti orang tuanya yang meninggal, justru mereka berdualah yang telah mengkhianatinya

" Kami tidak akan ikut campur dalam urusanmu. Tapi kami memiliki yang kamu butuhkan! "Yudha terlihat menyeringai dari sela - sela cangkir teh yang sedang dia minum

" Kamu bisa menggunakan ini untuk memberi mereka pelajaran ' Yudha meletakkan sebuah amplop coklat di atas meja.

" Apa ini tuan? "Jimmy terlihat penasaran dengan apa yang diletakkan di hadapannya

" Kamu bisa lihat sendiri dan gunakan itu dengan baik. Aku yakin kamu cukup pintar untuk mengambil tindakan yang diperlukan! "

Jimmy pun meraih amplop itu kemudian membukanya. Dilihatnya itu adalah surat kepemilikan saham atas nama Gina sebanyak 30% dan rekapan mutasi dari rekening pribadi atas nama Julian Dinata ( Paman Jimmy), Monik Adijaya ( Bibi Jimmy / istri Julian) dan Jodi Dinata ( Sepupu Jimmy, anak dari Julian dan Monik).

Jimmy terpaku tak percaya atas apa yang dilihatnya saat ini. " Bagaimana cara tuan dan nyonya bisa mendapatkan ini semua? Mereka benar - benar luar biasa. Mereka bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan. Aku pernah mendengar nama keluarga Kusuma. Tapi aku tidak pernah tahu kalau mereka cukup berpengaruh. Karena setahu ku keluarga itu tidak suka terlalu mengekspose tentang mereka. Tapi keluarga nyonya Gina adalah Atmaja, bukannya keluarga itu telah bangkrut. Bagaimana bisa nyonya Gina memiliki pengaruh yang cukup besar juga. Apa karena dia istri tuan Yudha? "

" Aku benar - benar tidak mengerti. Tapi aku sungguh mengagumi pasangan luar biasa ini. Mereka tidak mungkin memiliki niat jahat " Pikir Jimmy yang masih terpaku menatap dokumen di depannya dan sesekali memandang pasangan itu

" Tuan kenapa anda membantu saya. Dan saham ini... "

Jimmy terlihat ragu menanyakan itu semua

" Kami ingin kamu mengelolanya dan kami tidak suka di provokasi apalagi oleh pebisnis licik seperti mereka. Kami juga tidak suka melihat orang yang kami kenal di perlakukan seenaknya. Mereka fikir mereka itu siapa. Kamu bisa menggunakan itu untuk membalas mereka. Aku menunggu pertunjukan menarik yang akan kamu mainkan " Yudha bicara dengan tenang di iringi senyuman licik yang terlihat di wajahnya

" Tentu saja tuan. Saya akan menggunakan ini sebaik mungkin. Dan saya berhutang budi kepada tuan dan nyonya. Saya tidak akan pernah melupakannya seumur hidup saya. Saya akan mengabdikan diri saya kepada tuan dan nyonya "

" Tidak perlu sungkan. Itu adalah perusahaan ayahmu. Dan itu juga hak mu untuk memiliki perusahaan itu. Jadi, ambil kembali apa yang menjadi hak mu! "